Menuju konten utama

Serangan-Serangan Kepada Ridwan Kamil

Berbagai serangan kepada Ridwan Kamil semakin deras. Apa saja serangan yang ditujukan pada Walikota Bandung ini?

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Ridwan Kamil (kanan) berjalan usai mengikuti acara Deklarasi Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jabar 2018-2023 yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Monumen Bandung Lautan Api, Jawa Barat, Minggu (19/3). Ridwan Kamil siap mengikuti Pilkada untuk mendapatkan posisi Gubernur Jabar. ANTARA FOTO/Agus Bebeng/pd/17

tirto.id - Sebagai walikota yang sering eksis dan jadi kesayangan warga di media sosial, Ridwan Kamil kini punya kebiasaan baru: memberikan bantahan atau verifikasi yang menyudutkan dirinya.

Dulu Emil, sapaan akrab Walikota Bandung, nyaris selalu menuai puja-puji saat mengunggah sesuatu di media sosial. Jika ada orang yang mengkritik Emil di media sosial, amat biasa orang tersebut akan "dihajar" balik oleh para pendukung Emil. Namun kini, komentar orang yang menyindir bahkan membenci pun berimbang dengan komentar mereka yang tetap mendukung Emil.

Dalam beberapa bulan terakhir serangan-serangan itu sebetulnya tidak semata hanya lewat komentar pedas di media sosial saja. Cukup banyak isu-isu yang menyudutkan dirinya dalam bentuk berita-berita hoax atau kabar yang dipelintir.

Musabab Emil yang dirundung publik sosial media ini bermula dari keputusannya maju di Pemilihan Gubernur Jawa Barat dengan kendaraan Partai Nasdem. Emil bahkan hadir dalam deklarasi yang digelar pada pertengahan Maret lalu. Peralihan patron politik Emil ke Nasdem - yang notabene partai pendukung pemerintah dan pengusung Basuki Tjahaja Purnama yang terjerat kasus penistaan agama - jadi sebab isu-isu bernuasa SARA mulai dilekatkan padanya.

Hal ini juga disadari oleh Emil. "Jadi sekarang ada yang bully, itu sudah takdir berpolitik. Tidak akan baper,” kata Emil di akun Facebook-nya, Senin (20/3/2017).

Berikut kami rangkumkan beberapa isu yang membikin Emil dirundung pendukungnya sendiri.

Diserang Isu Penganut Syiah

Tiga hari setelah resmi diusung Nasdem, atau tepatnya 21 Maret 2017, Emil langsung diserang dengan tudingan bahwa dirinya adalah penganut paham syiah. Isu ini kali pertama dihembuskan oleh akun instagram @detik.co.

Akun detik.co menulis "Pantasen aja @ridwankamil mesra sama nasdem. Ternyata anggota syiah laknatullah. #Antisyiahindonesia, #Antisyiah, #Syiahbukanislam"

Emil langsung bersikap reaktif. "Sedang diproses tim saya. Jangan lalawora (gegabah), sekarang ada UU ITE. Biasanya saya hanya klarifikasi, tapi ini sudah menyangkut identitas keyakinan. Itu enggak bisa main-main," katanya dikutip dari Antara.

Soal 300 IMB Rumah Ibadah Non-Muslim

Bulan April, Emil disebut memberikan ratusan izin baru rumah ibadah nonmuslim di Kota Bandung. Kabar ini menjadi viral. Emil pun gerah. Dia menuturkan 300 izin IMB yang disebut dalam berita viral itu bukanlah izin yang diterbitkan selama kepemimpinannya saja.

"Jadi bukan saya mengeluarkan 300 izin baru bagi rumah ibadah nonmuslim, itu salah. Saya juga kaget kok di media sosial ramai dan terus di blow up, padahal itu tidak benar," ujarnya dikutip dari Pikiran Rakyat pada 23 April 2017 lalu.

Dia menegaskan 300 izin rumah ibadah di Kota Bandung itu merupakan jumlah total keseluruhan, sejak zaman Belanda, hingga saat ini. Sedangkan izin baru rumah ibadah selama dirinya menjadi walikota, cuma dikeluarkan 10. Jumlah izin itu lima di antaranya buat masjid, tiga gereja, dan dua lagi vihara.

Isu soal pemberian 300 izin rumah ibadah non-muslim itu sebetulnya bukan berita hoax. Isu ini pun sebetulnya disebut oleh Emil sendiri. Dia yang mengucapkan dia juga yang membantah.

Isu ini bermula ketika Kota Bandung diberi penghargaan sebagai tokoh penggerak pluralisme oleh Pemuda-Pemudi Kristen Bandung Raya. Dalam sambutannya Emil menyebut bahwa Pemkot Bandung terus memiliki semangat menegakkan Pancasila dan menguatkan toleransi antarsuku, ras, dan agama di Kota Bandung.

Hal ini dilakukannya karena ingin Bandung disebut sebagai kota ramah terhadap kebhinekaan. Dikutip dari Republika, Bentuk realisasinya selama 5 tahun itu yakni dengan memberikan izin untuk 300 rumah ibadah non-Muslim. "Itu jumlah terbanyak di Indonesia. Artinya, 60 bangunan ibadah per tahun kami izinkan,"

Tidak hanya satu kali saja, soal klaim pemberian 300 izin rumah ibadah non-muslim juga diungkapkannya di Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2017). "Itu merupakan rasio terbanyak di Indonesia. Indonesia datang dari keberagaman dan pemaksaan adalah hal yang salah jika dilakukan oleh bangsa ini," katanya dikutip dari Kompas.

Dituding Sebagai Pembela LGBT

Pada awal Mei ini, Emil pun diserang pemberitaan hoax yang menyebut dirinya mendukung gerakan LGBT. Capture pemberitaan dari link ini, kemudian disebarluaskan di media sosial. Judul berita itu cukup bombastis "ASTAGA…!! RIDWAN KAMIL TERNYATA ANGGAP PERILAKU DAN MENJADI LGBT ADALAH HAK DAN HAL YANG WAJAR"

Emil pun langsung membantah isi berita itu. Dia menampilkan sebuah foto yang membandingkan dua berita berbeda isi, namun foto peristiwa yang ditampilkan sama.

Pada foto pertama yang menampilkan berita dari situs salah satu media online, Emil bersama sejumlah bobotoh tampak dalam foto bertelanjang Dada.

Foto tersebut diambil saat Emil berorasi di depan bobotoh saat menghadiri pertandingan semifinal Indonesia Super League 2014 melawan Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring, Palembang.

Berita tersebut berjudul "Final, Bobotoh Bakal Kembali Buka Baju". Emil memberikan cap fakta pada berita ini. Di sebelahnya, Emil bermaksud membandingkan postingan di salah satu media sosial dengan menampilkan foto peristiwa yang sama. Dia lalu memberikan cap hoax.

Saat itu bobotoh, sebutan untuk para pendukung Persib Bandung, sedang menerima sanksi dari otoritas liga berupa larangan mengenakan atribut Persib. Sebagai bentuk perlawanan, sekaligus ketidaksudian absen mendukung klub kesayangan, beramai-ramai para bobotoh memutuskan melepaskan berbagai atribut, termasuk baju atau kaos. Emil yang juga berada di Jakabaring menghaturkan solidaritas dengan ikut-ikutan buligir atau telanjang dada.

Pada caption foto tersebut, Emil menulis. "Sudah sebulan posting bully, berita fitnah dan meme hoax seliweran silih berganti. Membuktikan niat jahat bisa datang dari pendukung partai apa saja. Saya mah tidak pernah takut. Semoga Allah SWT selalu melindungi saya dan keluarga. *Yang fakta hanya tentang saya belum sixpack #HarapBersabarIniUjian," tulis Emil pada postingannya.

Diserang Bobotoh Karena Dituduh Membela Pendukung Ahok

Aksi menyalakan 1000 ‎lilin oleh pendukung Ahok di Bandung pada Sabtu lalu yang bersamaan gelaran nonton bareng Persib versus Semen Padang, membuat bobotoh dan pendukung Ahok bersitegang di sosial media.

Masalah bemula ketika di Twitter, salah seorang pendukung Ahok mempermasalahkan nobar ini karena suara menggelegar dari pengeras suara di halaman Gedung Sate ‎yang menggelar nonbar. Tudingan bahwa nobar ini bermotifkan politis agar acara bela Ahok terganggu pun diutarakan.

Tidak terima dengan tudingan ini, para bobotoh di sosial media pun menyerang balik. Alhasil hastag #BandungTeuPaduli dan #AhokersKurangPiknik menjadi topik terhangat selama beberapa jam.

"Udah gak usah ngurus urusan ibukota, atau urusan lainnya. Lagi Nobar ganggu kesenangan warga Bandung aja #NoOffence," cuit akun resmi Viking Persib Club, @officialvpc. "Jadi salah kalo disana ada nobar @SydSalesman aksinya di Ibu Kota dong bukan disini," tambah @officialvpc lagi

Di tengah kondisi panas itu, Emil mencoba datang menengahi.

"For Bandung people #Persib is more than a club. Semoga yang belum paham Persib 101, bisa memahami. Jika ada masalah mari bertanya dengan baik, mari dialog dengan baik, tidak perlu berbalas pantun mencaci maki. Tahan emosi jiwa sebelum mengalir ke jempol. Pedomani hadits Rasul, 'bicaralah yang baik atau diam'.. Di suasana seperti ini mari doakan damai selalu untuk Kota Bandung dan Indonesia tercinta," ucapnya dalam caption postingan di Instagram.

Jika ditilik dari isi komentar, mayoritas bobotoh mengutarakan rasa kekecewaan atas upaya Emil yang coba mengerem gerakan #BandungTeuPaduli di sosial media.

Masalah ini tak berhenti di sana. Keesokan harinya ketika ceceran lilin aksi pendukung Ahok ini menuai cibiran karena tidak dibersihkan, Emil pun dijadikan kambing hitam. Perundungan ini bermula ketika Emil mencuit ini di akun Twitter-nya. "Setelah pesannya sampai & dipahami. Mohon panitia 1000 lilin BDG untuk saling bantu dengan @pdkebersihanbdg membersihkan ceceran lilin di trotoar/jalan,"

Cuitan ini disikap negatif yang menyebut Emil tidak berani bertindak tegas dan cenderung halus kepada para pendukung Ahok. Tidak seperti kasus-kasus lain sebelumnya di mana pelaku perusakan atau pengotoran fasilitas publik selalu diumpankan kepada massa agar dirundung secara massal atau dikecam keras dan diberi salam jari tengah.

"Ketika warga sendiri mengotori kotanya. Kau beri jari tengah dan marah-marah. Tapi ketika orang lain mengotori kota sendiri, kau cuma bisa diam," cuit akun @tutuysetiadi membalas cuitan Emil.

"Percuma maneh bubuligiran di Jakabaring. Ngotoran trotoar ku maneh dibere jari tengah, tapi ka nu melukai hati bobotoh diantep. ," cuit akun @kakarindingan.

Serangan dari bobotoh ini cukup mengejutkan karena sebelumnya Emil seakan menjadi pejabat kesayangan para bobotoh. Sikapnya yang kerap membantu Persib mengatasi berbagai persoalan, dari perizinan hingga transportasi bobotoh, apalagi aksi solidaritasnya yang ikut telanjang dada di Jakabaring, membuat Emil punya tempat yang khusus di hati para bobotoh.

Emil sebelumnya cenderung jauh lebih diterima oleh bobotoh dibandingkan politikus lainnya, misalnya Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat. Aher, sapaan akrab sang gubernur, beberapa kali sempat menjadi objek kritik yang masif. Yang paling keras adalah soal realisasi bonus juara bagi Persib yang sempat dijanjikan kala menjuarai ISL 2014.

Merapat Ke Nasdem Karena Media dan Jaksa

Baru saja terlepas dari rundungan bobotoh, Emil kembali dibelit kasus baru. Beberapa hari yang lalu beredar sebuah videonya ketika memberikan sambutan dalam sebuah acara. Dalam video itu Emil memaparkan alasannya menerima pinangan Nasdem.

"Tiba-tiba Nasdem tidak banyak mikir di pos yang sama itu. Langsung saja mendeklarasikan. NasDem ini Pak, dia punya media. Dia punya kejaksaan," ucap Emil dalam video itu.

"Jadi kalau saya tolak, kemungkinan lebih banyak mudharatnya, Pak. Kepada saya atau pembangunan Kota Bandung," katanya lagi.

"Jadi sebenarnya, ini mah rahasia kita, ya. Saya menerima itu menyelamatkan agar kota Bandung tidak terganggu. Karena kalau saya tolak mohon maaf pak, hari ini orang besar tidak salah pun bisa disalah-salahin. Orang benar pun bisa dikri[minalisasi]... (terpotong).... ngerti pak tiba-tiba jadi TSK (tersangka)," lanjut Emil.

Terkait video ini, Emil pun kembali dirundung dan dituding sosok yang pragmatis. Kepada wartawan, Emil tak membantah bahwa pria di dalam video itu adalah dia. Hanya saja dia menyesalkan bahwa isi video itu tidak mencerminkan keseluruhan video yang dipaparkannya pada acara deklarasi dukungan komunitas pesantren se-Jawa Barat di Kabupaten Subang pada 23 April 2017. “Jadi, kesannya hanya urusan itu,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Zen RS
-->