Menuju konten utama

Serangan Bom di Mogadishu Tewaskan Sekitar 230 Orang

Kepolisian Somalia mengungkapkan bahwa terdapat kemungkinan bertambahnya jumlah korban tewas akibat ledakan bom, mengingat di antara 300 orang ada yang mengalami luka serius.

Serangan Bom di Mogadishu Tewaskan Sekitar 230 Orang
Warga Somalia berlarian setelah terjadi ledakan yang menewaskan sedikitnya 230 orang di Mogadishu, Somalia. FOTO/REUTERS

tirto.id - Serangan bom skala besar yang terjadi di kawasan sibuk di ibukota Somalia, Mogadishu, Sabtu (14/10/2017) lalu telah menewaskan sedikitnya 230 orang.

Sebuah truk yang berisi bahan peledak yang diledakkan di dekat pintu masuk sebuah hotel itu juga melukai ratusan orang lainnya.

Kejadian teror tersebut merupakan teror paling mematikan setelah kelompok Islam al-Shabab meluncurkan pemberontakannya pada tahun 2007 silam.

Presiden Somalia Mohamed Abdullahi “Farmajo” Mohamed tidak membenarkan tindakan yang menimpa mereka dan menyebutnya sebagai tindakan yang keji.

Sampai saat ini, belum ada satu pun kelompok yang menyatakan berada di balik serangan pengeboman tersebut.

“Saudara-saudara, tindakan kejam ini ditargetkan pada warga sipil yang menjalankan bisnis mereka,” kata presiden, sebagaimana dilansir dari BBC, Senin (16/10/2017).

Presiden Mohamed telah menyampaikan tiga hari berkabung untuk korban ledakan tersebut.

Media setempat mengatakan bahwa sekelompok berkumpul di kawasan terjadinya ledakan bom pada Minggu (15/10/2017) pagi untuk mencari anggota keluarga mereka yang kemungkinan hilang tertimbun reruntuhan bangunan setalah ledakan bom terbesar itu menyerang kota tersebut.

Seorang pejabat kepolisian Ibrahim Mohamed mengungkapkan bahwa terdapat kemungkinan bertambahnya jumlah korban tewas mengingat di antara 300 orang ada yang mengalami luka serius.

“Ada lebih dari 300 orang terluka, beberapa di antaranya serius,” ungkapnya.

Pemerintah juga telah memberikan konfirmasi atas tewasnya dua orang akibat ledakan bom kedua di kawasan Madina di kota tersebut.

Walikota Mogadishu Thabit Abdi saat berbicara di depan demonstran meminta agar mereka tetap bersatu.

"Oh, orang-orang Mogadishu, Mogadishu seharusnya tidak menjadi pemakaman untuk mayat yang dibakar," ujarnya.

"Mogadishu adalah tempat yang dihormati, dan jika kita tetap bersatu seperti kita sekarang, maju terus, kita pasti akan mengalahkan musuh, insyaallah,” tambahnya.

Seorang wartawan BBC Somalia saat berada di lokasi ledakan pertama mengatakan bahwa Hotel Safari telah runtuh dan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan hotel tersebut.

Muhidin Ali merupakan warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan bahwa “ledakan tersebut adalah ledakan terbesar yang pernah dilihatnya, menghancurkan seluruh wilayah.”

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Madina Mohamed Yusuf Hassan mengatakan bahwa ia terkejut dengan skala serangan tersebut.

"Tujuh puluh dua orang yang terluka dirawat di rumah sakit dan 25 di antaranya berada dalam kondisi sangat serius. Yang lainnya kehilangan tangan dan kakinya di tempat kejadian,” katanya.

"Apa yang terjadi kemarin luar biasa, saya belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya, dan banyak orang kehilangan nyawa mereka. Mayat terbakar tak bisa dikenali lagi,” tambahnya.

Masyarakat internasional dengan cepat mengutuk serangan tersebut.

Presiden Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat mengatakan bahwa badan tersebut akan terus mendukung Somalia dalam upaya "mewujudkan perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan."

Sementara itu, Turki mengatakan akan mengirim pesawat dengan pasokan medis, dan menerbangkan orang-orang yang terluka ke Turki untuk perawatan.

Dalam sebuah pernyataan, Misi AS ke Somalia menyebut tindakan teroris itu "pengecut" dan mengatakan bahwa pihaknya menghidupkan kembali komitmen AS untuk membantu negara-negara Afrika memerangi terorisme.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa pemikirannya ada pada keluarga korban dan pemerintah serta rakyat Somalia. "Mereka yang bertanggung jawab telah menunjukkan tidak memperhatikan kehidupan manusia atau penderitaan rakyat Somalia," lanjutnya.

Sekjen PBB Antonio Guterres men-tweet bahwa dia "muak" dengan serangan tersebut dan mendesak "persatuan dalam menghadapi terorisme dan ekstremisme yang keras."

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron tweeted bahwa Perancis berdiri di sisi Somalia.

Baca juga artikel terkait SERANGAN TERORISME atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari