Menuju konten utama

Semakin Tergantung pada Internet, Semakin Anda Boros Data

Segala aspek kehidupan kini telah bersinggungan dengan internet. Penggunaan data yang besar menjadi hal yang tak bisa ditawar.

Semakin Tergantung pada Internet, Semakin Anda Boros Data
Sejumlah warga memanfaatkan wifi corner Palanta Digital di halaman kantor PT Telkom, Padang, Sumatra Barat, Rabu (21/6). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.

tirto.id - Apa yang Anda lakukan tatkala Anda bangun pagi? Pergi ke dapur menjerang air untuk minum kopi, ke kamar kecil untuk buang air kecil dan bersuci, atau segera mengecek teks-pesan, email, atau media sosial di ponsel bahkan sebelum mata Anda benar-benar melek?

Jika Anda cenderung melakukan yang terakhir, berarti Anda—seperti banyak manusia lain—melakukan rutinitas konsumsi data. Kecenderungan mengkonsumsi data ini memang tumbuh seiring semakin tergantungnya hidup manusia pada internet.

Hampir tiap aspek kehidupan manusia kini, bersinggungan dengan internet. Mulai dari membaca berita melalui portal online, bertegur sapa dengan kawan dengan media sosial, berkorespondensi masalah pekerjaan melalui email, mendengarkan lagu favorit melalui layanan streaming seperti Spotify, hingga menyaksikan aksi vlogger favorit melalui medium Youtube.

Masing-masing aktivitas tersebut memakan data sangat banyak. Mengunggah postingan foto di media sosial misalnya. Aktivitas tersebut setidaknya akan menghabiskan 500 KB data per postingan. Dan jika ada pengguna mendengarkan lagu berdurasi sekitar 4 menit dengan kualitas sangat baik lewat streaming, setidaknya ia akan menghabiskan 9,6 MB data. Seorang pengguna internet biasanya tidak akan memposting hanya sebuah foto ke media sosialnya atau mendengarkan hanya satu lagu lewat streaming.

Selain kedua aktivitas itu, penguras data internet yang cukup banyak adalah ritual berselancar mengunjungi beragam situsweb. Tirto.id misalnya. Halaman depan media digital ini paling tidak akan menghabiskan 157 KB data para pengaksesnya. Saat membuka Tirto.id, seorang pengunjung biasanya tidak hanya akan berhenti di halaman depannya saja. Penggunaan data akan bertambah seiring peselancar mengklik konten-konten lainnya.

Selain itu, sebagaimana diwartakan Live Science, sedikitnya ada 4,66 miliar halaman web di dunia internet kini. Angka tersebut belum memasukkan halaman-halaman web dari Deep Web alias dunia web yang tidak terindeks oleh mesin pencari seperti Google. Artinya, sangat banyak halaman situsweb yang bisa dieksplorasi manusia dan tentu semakin banyak data yang terpakai untuk mengaksesnya.

Mengutip informasi yang diwartakan The Montley Fool, pelanggan seluler di Amerika Serikat pada 2014 setidaknya mengkonsumsi 1,8 GB data per bulannya. Dan ketika seseorang terhubungan dengan jaringan Wi-Fi, yang biasanya disajikan gratis di kampus atau kantor, rata-rata orang Amerika pengguna ponsel Android menghabiskan 6,8 GB data dan pengguna ponsel pintar iPhone sebanyak 8,9 GB.

Penggunaan data tersebut meningkat berlipat-lipat dibandingkan tahun 2012. Saat itu, orang Amerika diperkirakan hanya menghabiskan 450 MB data internet untuk memenuhi kebutuhannya.

Sementara itu, CEO Intel Brian Krzanich menyebut rata-rata penggunaan data per orang dalam streaming video, chat, maupun penggunaan internet lainnya adalah 650 MB per hari. Di tahun 2020, konsumsi penggunaan data harian diprediksi akan meningkat menjadi 1,5 GB per harinya.

Peningkatan penggunaan data memang tidak bisa dihindari umat manusia. Merujuk data yang dipublikasikan Cisco pada 1992 lalu, lalu-lintas internet global hanya menghabiskan 100 GB per hari. Angka tersebut berubah menjadi 100 GB per jam di tahun 1997. Pada 2002, lalu-lintas internet global sebesar 100 GB hanya dihabiskan dalam waktu sedetik.

Pada 2007, lalu-lintas internet global mencapai angka 2.000 GB. Lompat ke 2016: lalu-lintas internet global mencatatkan angka 26.600 GB per detik. Di tahun itu pula, Cisco mengungkapkan bahwa lalu-lintas internet yang dimanfaatkan umat manusia, telah menyentuh angka hingga 1 Exabyte. Secara sederhana, 1 Exabyte sama dengan 667 miliar tumpukan film digital.

Perkembangan teknologi kini juga kian mengintegrasikan perangkat-perangkat baru dengan internet. Kita mengenal "Internet of Things," konsep terkoneksinya beragam perangkat—mulai dari kulkas, lampu, CCTV, pemutar video, AC, dan berbagai benda lainnya—dengan internet, dan penggunaan data diprediksi akan kian masif.

Selain Internet of Things, salah satu teknologi yang akan mengkonsumsi data yang sangat besar adalah mobil swakemudi. Hari ini, perusahaan teknologi maupun perusahaan otomotif sedang berlomba menghadirkan mobil swakemudi. Nama-nama seperti Waymo (anak usaha Google), Tesla, Ford, hingga Uber, tengah membikin mobil swakemudi yang bisa diandalkan masing-masing.

Menurut Krzanich, sebagaimana ditulis Network World, kendaraan swakemudi setidaknya akan menghabiskan 40 TB data setiap 8 jam berkendara. Rata-rata saat mengendarai mobil swakemudi, lanjutnya, tiap pengguna akan menghabiskan 4.000 GB data per harinya. Hal tersebut merujuk pada waktu rata-rata seseorang menghabiskan waktunya dalam berkendara.

Konsumsi Data Internet-- Rangga

Angka 40 TB maupun 4.000 GB jelas bukanlah angka yang kecil untuk urusan data internet. Angka besar itu tercipta karena mobil swakemudi menggunakan beragam modul yang memang membutuhkan data yang sangat banyak. Beragam sensor, kamera, serta lidar yang terpasang membutuhkan data sebagai bahan bakar mereka. Kamera yang terpasang dalam mobil swakemudi misalnya, akan menghabiskan 20 hingga 40 Mbps data.

Krazanich mengungkapkan, “masing-masing mobil yang dikendarai di jalanan akan menghasilkan data [yang dibutuhkan] sebanyak 3.000 orang.” Krzanich menambahkan bahwa sejuta mobil swakemudi mengkonsumsi data yang setara dengan 3 milyar pengguna internet.

Untuk semakin massifnya penggunaan data, Krzanich menyebut bahwa “data merupakan minyak baru [bagi peradaban manusia.”

Penggunaan data yang besar, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mengutip data yang dipaparkan Statistic Brain, rata-rata setiap orang menghabiskan uang senilai $19 untuk memperoleh akses internet setiap bulannya. Sementara itu, menurut data yang dilansir Internet Live Stat, terdapat lebih dari 3 miliar pengguna internet di seluruh dunia. Dari kedua data tersebut, paling tidak, uang $65 miliar telah dihabiskan pengguna internet dunia tiap bulannya untuk dapat mengakses internet.

Angka perkiraan tersebut memang terlihat mahal. Namun, itulah angka perkiraan yang harus dibayarkan pengguna internet dunia untuk tetap bisa eksis di tengah-tengah dunia yang semakin terkoneksi melalui jaringan internet.

Baca juga artikel terkait INTERNET atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani