tirto.id - Beberapa waktu lalu, Microsof memutuskan untuk menghentikan program yang cukup legendaris, Paint. Kali ini, giliran Apple menghentikan produksi dua pirantinya yang cukup legendaris, iPod Nano dan Shuffle.
Sebelum era layanan musik streaming macam Spotify, SoundCloud, Deezer, sampai Tidal datang, para penikmat musik paham betul bagaimana iPod mengisi ruang keseharian. iPod, terutama Nano dan Shuffle adalah teman sejati yang tak bisa dilewatkan. Namun, seiring maraknya layanan streaming, iPod Nano dan Shuffle semakin tertinggal.
Dalam keterangan resminya yang disampaikan kepada The Verge, Apple menyatakan iPod Nano dan Shuffle sudah dihentikan sejak tanggal 27 Juli 2017. Tak hanya itu, Apple juga menutup sistem operasi laman iPod Nano dan Shuffle.
"Hari ini, kami telah membuat keputusan sederhana untuk menghentikan produksi iPod Nano dan Shuffle serta menggantinya dengan menyediakan dua model iPod dalam versi sentuh. Kapasitas iPod Touch tersedia dalam kalkulasi dobel dengan harga sejumlah 199 dolar," terang juru bicara Apple kepada The Verge melalui surel.
iPod Touch hadir dengan dua varian kapasitas penyimpanan yakni 32GB dan 128GB dengan harga jual di kisaran 299 dolar. Sedangkan untuk penyimpanan berukuran 16GB dan 64GB tidak lagi tersedia.
- Baca juga: 10 Tahun iPhone yang Mengubah Wajah Dunia
iPod Nano dan Shuffle bukan produk pertama yang disetop Apple. Pada tahun 2014, Apple secara resmi menghentikan produk iPod Classics, yang merupakan keturunan iPod versi 2001. Pada saat bersamaan, Apple melepas iPhone 6 dan Apple Watch.
Maraknya Streaming dan Hadirnya Smartphone
iPod Nano dan Shuffle dikeluarkan pada tahun 2005, dua tahun sebelum lahirnya produk besar Apple bernama iPhone. Bagi Apple, melepas iPod Nano dan Shuffle dianggap sebagai solusi terbaik guna menawarkan harga terjangkau serta kepraktisan tinggi dari produk iPod Mini yang dikeluarkan tahun 2001, dan terkenal dengan slogan “1.000 lagu di saku Anda.”
Pembuatan iPod, khususnya jenis Nano dianggap sebagai bentuk keyakinan para petinggi perusahaan untuk menggambarkan karakter Apple. Mendiang Steve Jobs pernah mengungkapkan keluarnya iPod Nano di tahun 2005 merupakan sketsa model Apple yang khas. Ia mengeluarkan sebuah produk baru yang akan menggantikan posisi iPod Mini dengan perangkat lebih ringan dan ramping.
Dalam perjalanannya, Apple akhirnya merasa perlu untuk mengakhiri riwayat iPod Nano dan Shuffle. Pertimbangan Apple bukan tanpa dasar. Saat meluncurkan iPhone di tahun 2007, Apple telah menyadari bahwa era streaming musik dan hadirnya smartphone sudah mulai tersebar di mana-mana. Sedangkan kedua produk Apple, Nano dan Shuffle hanya menyediakan perangkat single-use yang perlahan memudar dan ditelan kematian waktu oleh performa smartphone.
The Guardian, dalam tulisannya juga menekankan bahwa kehadiran smartphone telah merubah banyak hal di era global di mana ruang fleksibilitas sangat penting. Smartphone merupakan perangkat yang paling mudah untuk disesuaikan dan dipoles dengan mumpuni. Kehadiran smartphone memang telah menyebabkan banyak hal mati dengan sendirinya. Mulai dari pemutar musik, kamera, portable game, hingga jam pengatur waktu yang terhapus perlahan dengan gawai smartphone.
Dari segi pendapatan, berdasarkan catatan Apple Annual Report kontribusi iPod dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Di tahun 2005, penjualan iPod memberikan kontribusi sebanyak 32,7%. Setahun kemudian, iPod menyumbang kenaikan kontribusi sebanyak 39,8% (tertinggi dalam pencapaian). Lalu di tahun-tahun setelahnya terus menurun sampai berada di titik rendah 1,3% pada tahun 2014.
Carolina Milanesi, seorang analis teknologi konsumen mengatakan memang tidak ada tempat lagi untuk iPod Nano dan Shuffle. Terlebih saat Apple Music dilahirkan dari rahim Apple. Dengan sendirinya, kemampuan iPod untuk bertahan semakin menipis.
“Adalah hal yang masuk akal ketika tidak ada tempat lagi untuk kedua produk iPod. Semua akan segera terjadi. Saat ini adalah saat untuk Apple Music mengeluarkan taji,” jelas Caroline seperti dilansir The Guardian.
Tak bisa dipungkiri, iPod telah membantu kebangkitan Apple di dunia teknologi. Tapi sayangnya, keberadaan iPod tak sesuai dengan arah perusahaan. Sekarang adalah era di managawai tidak lagi sekedargawai.Gawai harus mampu memberikan banyak layanan kepada konsumen. Maka dari itu, Apple mulai memfokuskan diri pada peningkatan layanan yang ada di produknya seperti Apple Music, Apple Health, Apple Store, serta Apple TV.
Pada akhirnya kita harus mengucapkan selamat tinggal untuk iPod. Telah banyak hal-hal menyenangkan yang kita lewati bersamanya. Kali ini, kita hanya bisa menengok ke belakang dan merasakan bagaimana memori yang terekam di kepala memutar semua arsip mengenai saat menghabiskan waktu bersamanya.
Penulis: M Faisal Reza Irfan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti