Menuju konten utama

Microsoft akan Segera Akhiri Riwayat Paint

Paint, aplikasi olah-gambar dasar, akhirnya akan dimatikan oleh Microsoft di rilisan Windows terbaru mereka.

Microsoft akan Segera Akhiri Riwayat Paint
Microsoft Paint. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Microsoft Paint, aplikasi untuk olah-gambar yang selalu ada di setiap versi Windows, akan segera dimatikan oleh Microsoft. Dalam pengumuman di blog resmi perusahaan, Microsoft menyebut Paint masuk ke dalam daftar aplikasi yang dilabeli “Deprecated.” Artinya, aplikasi ini akan dihentikan pengembangannya dan akan dihapus pada rilisan sistem operasi Windows dari Microsoft berikutnya.

Selain Paint, ada beberapa aplikasi lain yang akan disingkirkan. Selain label “Deprecated,” ada pula label “Removed.” Namun, di daftar “Removed” tak ada aplikasi yang sepopuler Paint.

Update atau versi Windows teranyar akan dinamai “Windows 10 Autumn (di Amerika Serikat dinamai Fall) Creator Update.” Diperkirakan, pembaruan tersebut akan hadir pada bulan September tahun ini. Jika ada semacam batu nisan bagi Microsoft Paint, akan tertulis keterangan: “RIP Paint, November 1985-November 2017.”

Paint selama ini menjadi pelengkap sistem operasi Windows. Sejak Windows 1.0 yang dirilis pada 1985 di era layar monokrom hingga Windows 10, Paint selalu setia menjadi pendamping sistem operasi paling populer di seluruh dunia ini. Artinya, Paint telah bersama-sama pengguna Windows selama 32 tahun lamanya.

Data dari Microsoft menunjukkan terdapat 400 juta perangkat yang ditenagai Windows 10. Artinya, dalam hitung-hitungan sederhana, jika satu perangkat adalah satu orang pengguna, Paint setidaknya tersedia bagi 400 juta pengguna sistem operasi itu di seluruh dunia. Itu belum termasuk pengguna versi lawas dari Windows semenjak Windows 1.0 hingga versi yang tidak begitu lawas seperti Windows 7 atau XP.

Tentu saja tak semua orang pemakai Windows otomatis memakai Paint. Apalagi banyak aplikasi olah-gambar lebih instan dan handy pada gajet.

Di awal kehadirannya, Paint memang tidak bernama Paint. Ia lebih dikenal dengan sebutan “PC Paintbrush,” sebuah aplikasi grafis buatan Zsoft Corporation yang melisensikan aplikasinya pada Microsoft. Setelah Microsoft mengendalikan penuh aplikasi itu di setiap versi terbaru Windows, Microsoft terus memperbarui aplikasi itu.

Meski selalu diperbarui oleh sang empunya, Paint tetap saja memiliki segudang keterbatasan. Para pengguna Paint di awal-awal kelahiran PC, menurut obituari yang ditulis Elizabeth Stinson di Wired, hanya karena terpaksa. Tak banyak pilihan saat itu. Aplikasi canggih semacam Adobe Photoshop baru ada di tahun 1990.

Paint bisa dibilang aplikasi grafis paling sederhana. Jika aplikasi komputer secara umum dianggap sebagai alat yang mempermudah pekerjaan manusia, Paint tidak demikian. Bahkan, di banyak kesempatan, Paint membuat pekerjaan merancang grafik di komputer menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan. Stinson bahkan menyebut aplikasi Paint sebagai “bukti ketololan.”

Salah satu kelemahan Paint adalah format yang ia dukung. Meskipun kini hampir segala format gambar bisa dibaca oleh Paint, format JPEG baru didukung oleh Paint kala Microsoft melakukan rilis Windows versi terbaru bernama Windows 98.

Tapi, meski membuat frustasi penggunanya, Paint masih punya sedikit kemampuan yang bisa diandalkan. Paint adalah aplikasi andalan untuk memperoleh tangkapan layar di Windows. Dengan menekan tombol “PrtSc” lalu “Paste” di aplikasi Paint, tangkapan layar akan segera didapat oleh pengguna. Bagi pengguna Windows versi anyar alias Windows 10, aksi memperoleh screen capture itu cukup dilakukan dengan menekan kombinasi tombol Windows + “PrtSc.”

Selain itu, meski kemampuannya terbatas, cukup banyak karya grafik monumental yang dibuat dengan bantuan Paint. Salah satunya ialah karakter Rage Comics yang populer terdapat dalam suatu meme. Lainnya, seorang pemuda bernama Pat Hines, berhasil membuat ilustrasi menakjubkan menggunakan Paint. Menurut pengakuannya, ia menghabiskan waktu 10 tahun untuk memperdalam kemampuannya menggunakan Paint.

“Saya menyerah pada Photoshop dan aplikasi lainnya, dan [selanjutnya] bekerja secara ekslusif menggunakan Microsoft Paint selama lebih dari sepuluh tahun,” ungkapnya sebagaimana dikutip dari Boredpanda.

infografik microsoft paint

Kurangnya kemampuan Paint bukan tanpa sebab. Microsoft memang lebih memfokuskan diri sebagai komputer pekerja kantoran, bukan sebagai komputer pekerjaan visual. Merujuk data yang diklaim Microsoft, aplikasi Microsoft Office andalan bagi pekerja kantoran digunakan oleh lebih dari 1,2 miliar orang di seluruh dunia.

Salah satu bukti bahwa Microsoft lebih fokus pada dunia kantoran daripada dunia grafis adalah sebuah iklan fenomenal bertajuk “Get a Mac” yang tayang di medio 2006 hingga 2009. Di iklan itu, PC dari Windows diparalelkan dengan pekerja kantoran, lengkap dengan kemeja, jas, dan dasi. Sementara itu, Mac dari Apple ditampakkan sebagai anak muda yang energik.

Pembandingan itu banyak diiyakan oleh publik. Aplikasi raja aplikasi grafis Adobe Photoshop pertama kali hadir bagi komputer Mac buatan Apple, bukan bagi Windows dari Microsoft.

Padahal, popularitas dunia grafik saat ini sedang menanjak. Adobe misalnya. Perusahaan di balik beragam aplikasi grafis seperti Photoshop dan Illustrator itu pada 2016 memperoleh pendapatan hingga $5,85 miliar atau meningkat 22 persen dari pendapatan tahun sebelumnya.

Tentu, matinya Paint sebenarnya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Microsoft di pertengahan tahun lalu telah merilis aplikasi bernama Paint 3D. Selain mendukung kemampuan menggambar 3D, aplikasi itu juga bisa digunakan untuk menggambar 2D seperti Paint. Banyak juga aplikasi serupa dari perusahaan lain yang menawarkan kemampuan lebih baik.

Google, misalnya, menawarkan aplikasi menggambar bernama AutoDraw. Hebatnya, AutoDraw menawarkan kemampuan kecerdasan buatan yang mampu mengkonversi gambar “jelek” menjadi gambar indah.

Kematian Paint yang ditangisi dengan alasan-alasan nostalgik sebenarnya tak akan membuat pengguna komputer terlalu kecewa atau kehilangan. Selamat tinggal, Paint.

Baca juga artikel terkait MICROSOFT atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani