tirto.id - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merencanakan pengembangan 10 wilayah metropolitan baru. Pengembangan 10 metropolitan itu ditargetkan terealisasi bersamaan dengan pembangunan ibu kota baru yang akan dirampungkan pada 2024.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan 10 metropolitan baru ini ditujukan untuk mengurangi kepadatan aktivitas di Jakarta.
Menurut Bambang, pemindahan ibu kota saja belum menjamin kesenjangan antar wilayah dapat teratasi bila tidak disertai pengembangan banyak kawasan metropolitan di wilayah barat maupun timur Indonesia.
“Membangun ibu kota baru memang tidak menyelesaikan masalah. Tapi metropolitan di luar Jawa juga harus diperkuat," kata Bambang dalam diskusi bertajuk "Membangun Ibu Kota Masa Depan" di Gedung Bappenas pada Kamis (16/5/2019).
“Kita hidup di antara 20 juta penduduk [yang] semua bekerja di Jakarta. Ada yang tidak ideal dalam sistem kota kita,” tambah dia.
Bambang menjelaskan 10 wilayah metropolitan akan berada di Jawa, termasuk di sekitar Jakarta, dan luar Jawa.
Sebanyak empat wilayah metropolitan berada di Jawa, yakni Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Surabaya dan Semarang.
Sedangkan enam kawasan metropolitan berada di luar Jawa. Dua kawasan ada di pulau Sumatera, yakni Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo) dan Patungagung (Palembang, Betung, Indralaya, Kayuagung).
Satu kawasan metropolitan ada di pulau Kalimantan, yaitu Banjarbakula (Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala). Kemudian di Pulau Bali ada Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Dua wilayah metropolitan lain ada di Pulau Sualwesi: Mamminasta (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar) dan Manado.
“Ada 10 wilayah metropolitan yang akan diperbaiki. Daerah-daerah ini berpotensi jadi metropolitan,” ucap Bambang. “Percuma kalau ngutak-atik Jakarta tapi kota sekitarnya gak disentuh.”
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom