tirto.id - Sekitar 5.000 warga Kota Palu menghadiri aksi Nusantara Bersatu di pelataran Anjungan Nusantara Pantai Talise, Rabu (30/11/2016). Dalam aksi yang digagas Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo ini, ribuan warga terdiri atas generasi muda, aparatur sipil negara, karyawan perusahaan swasta dan BUMN, anggota TNI dan Polri serta masyarakat luas memakai ikat kepala merah-putih di kepala antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sejak pukul 08.00 Wita.
Aksi Nusantara Bersatu di Palu dihadiri Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, Wali Kota Palu, Ketua MUI Kota Palu, Kapolda Sulteng, Danrem 132/Tadulako, Kakanwil Kementerian Agama serta tokoh-tokoh masyarakat, adat dan agama ini diawali dengan pembacaan doa oleh lima pemuka agama, diawali pemuka agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha.
Lima tokoh kemudian ditampilkan untuk menyampaikan orasi kebangsaan yang diawali Wali Kota Palu Hidayat yang menyampaikan bahwa masyarakat Kota Palu adalah masyarakat yang bersatu dan cinta damai.
"Kita sedang membangun kota ini dengan visi menjadi kota jasa yang beradat dan berbudaya berdarsarkan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa," kata Hidayat.
Sementara Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan bahwa darah dan nyawa prajurit TNI dan anggota Polri siap dicurahkan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
"TNI dan Polri sudah menjaga daerah ini dari berbagai perpecahan dan aksi-aksi terorisme. Buktinya, para pelaku teror kita sudah tangkapi semua," ujarnya.
Ketua MUI Kota Palu Prof Dr Zainal Abidin, MAg dalam orasinya menegaskan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dalam berbagai perbedaan suku dan agama, karena itu kebhinnekaan adalah bagian dari seluruh agama di Indonesia.
"Kehadiran agama bukan untuk bertikai dan berkelahi, tetapi untuk bangun keharmonisan dan perdamaian. Jadi kalau ada orang beragam masih bertikai, itu berarti pemahaman dan pengamalan agamanya belum baik," ujarnya.
Zainal Abidin yang juga Rektor IAIN Palu itu juga mengatakan bahwa inti agama itu adalah mengajak (orang berbuat baik), bukan menginjak, mengajak taubat bukan menghujat, memakai hati nurani bukan memaki-maki sesama.
Dua tokoh lainnya yang ditampilkan memberi orasi kebangsaan adalah Ketua I Dewan Adat Kota Palu Dr Tinuddin Bolong serta Wakil Ketua KNPI Sulteng Boby Nur Hidayah yang menegaskan kesiapan para tokoh adat dan pemuda untuk menjaga Kota Palu dari perpecahan dan pertikaian serta terus merajut perdamaian dalam kebhinnekaan di banyak lini kehidupan sosial.
Acara ini diakhiri dengan hiburan dan penampilan atraksi seni kolaborasi berbagai kelompok pelaku seni di Kota Palu.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH