Menuju konten utama

Sejumlah Tantangan Bila Jokowi dan Prabowo Jadi Presiden Versi LPI

Boni mengatakan, Jokowi-Ma'ruf Amin lebih fokus pada pemerataan pembangunan dan infrastruktur. Sedangkan Prabowo-Sandiaga penekanannya pada nasionalisme ekonomi.

Sejumlah Tantangan Bila Jokowi dan Prabowo Jadi Presiden Versi LPI
Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo (kedua kanan)-Ma'ruf Amin (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri)-Sandiaga Uno (kedua kiri), berbincang usai pengundian nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/18

tirto.id - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengungkap sejumlah tantangan yang akan dihadapi apabila Joko Widodo atau Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2019.

Boni menjelaskan hal tersebut saat diskusi bertajuk “Membaca Masa Depan: Seperti Apa Indonesia Jika Jokowi atau Prabowo Terpilih?” di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2019).

Boni mengatakan, pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin lebih fokus pada pemerataan pembangunan, infrastruktur, kemaritiman dan beberapa hal lainnya. Sedangkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga penekanannya pada nasionalisme ekonomi.

“Ini menarik karena dalam pernyataan terbuka, agak menarik karena dalam beberapa hal Paslon ini juga menyatakan ekonomi liberal. Lalu ada wacana NKRI syariah, isu ketimpangan ekonomi dan instabilitas harga,” ujarnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2019).

Apabila Jokowi-Ma'ruf memimpin, kata dia, maka NKI dan Pancasila tidak akan diganggu gugat. Sementara jika Prabowo-Sandiaga menang, maka akan dukungan dari ormas garis keras seperti HTI, FPI, dan kubu Cendana.

“Prabowo-Sandi akan mendaur ulang rezim Orba dalam varian yang lebih buruk karena ada perkawinan antara rezim otoriter dan pro-khilafah,” kata Boni.

Dari sisi ekonomi, kata dia, Jokowi-Ma'ruf akan mengusung konsep ekonomi keumatan yang Boni nilai sebagai gebrakan baru perekonomian Indonesia. Dengan cara melakukan pendistribusian aset dan memperluas program kemitraan dengan kelompok ekonomi masyarakat.

"Ekonomi berbasis koperasi sekaligus memperkuat peran pesantren sebagai motor perekonomian di sektor hilir,” terangnya.

Sementara jika Prabowo-Sandi yang terpilih, lanjutnya, secara umum visinya merupakan kombinasi prinsip liberal dan nasionalisme ekonomi kerakyatan. Namun Boni melihat, terdapat 36 aksi program ekonomi Prabowo-Sandi yang secara umum sudah dilakukan oleh Jokowi.

"Dengan kata lain, tidak ada hal yang baru dalam misi ekonomi Prabowo-Sandi," katanya.

Terakhir pada konteks budaya, jika Jokowi terpilih, tidak akan ada benturan dengan otentisitas budaya nasional dan budaya lokal. Sementara Prabowo, kata dia, mencampurkan budaya lokal dan nasional untuk menjadi kekuatan, setidaknya dapat bertahan dari arus besar budaya global.

“Bila Prabowo yang terpilih, ada indikasi dan potensi menguatnya budaya Islam dalam khasanah kebudayaan lokal dan nasional. Ada potensi benturan perkembangan budaya arabisme dengan budaya nasional," tutur dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto