Menuju konten utama

Sejarah Silsilah Keluarga Uno di Gorontalo yang Dukung Jokowi

Sandiaga Uno meyakini, sejarah silsilah keluarganya mewarisi turunan raja-raja dan kaum cendekiawan di Gorontalo.

Sejarah Silsilah Keluarga Uno di Gorontalo yang Dukung Jokowi
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno. ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww.

tirto.id - Sandiaga Uno mencalonkan diri sebagai cawapres untuk Pemilu 2019 mendatang berpasangan dengan Prabowo Subianto. Namun, keluarga besar Uno di Gorontalo disebut-sebut justru memberikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin. Keluarga Uno punya jejak sejarah yang cukup menarik di Gorontalo.

Surat tertanggal 28 Februari 2019 itu bertajuk “Pernyataan Dukungan Keluarga Besar Uno Provinsi Gorontalo”. Setidaknya ada 12 nama bermarga Uno yang menandatangani surat pernyataan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf, justru bukan kepada Prabowo-Sandiaga.

Ke-12 orang dari keluarga Uno yang mendukung Jokowi-Ma’ruf adalah Rudi Hartono Uno, Masud Uno, Miska Uno, Muliadi Uno, Supriyanto Uno, Tursandi Uno, Hartati Uno, Fira Uno, Hasan Uno, Suarjo Uno, Rusni Uno, dan Renaldi Uno. Ada satu lagi nama Fiki Uno di urutan ke-13, namun belum membubuhkan tandatangan.

Keluarga Uno punya rekam sejarah yang cukup panjang dan keluarga terpandang di Gorontalo sejak dahulu. Bahkan, Sandiaga mengklaim bahwa silsilah keluarga dari ayahnya, yakni Razif Halik atau Henk Uno, masih terhubung dengan trah raja-raja dan kalangan cerdik-pandai di Gorontalo.

Turunan Raja & Cerdik-Pandai?

Dalam bukunya yang berjudul Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas (2017) suntingan Valentina Wikan, Sandiaga Uno menuliskan, “Jika dirunut ke atas, Henk adalah keturunan cendekiawan dari garis ayahnya dan keturunan raja-raja dari garis ibunya.”

Apabila ditelisik lebih jauh, yang dimaksud Sandiaga barangkali adalah Raja Mohammad Iskandar Pui Monoarfa. J.A. Katili dalam buku Harta Bumi Indonesia (2007) menyebut, Raja Iskandar Monoarfa merupakan salah satu Raja Gorontalo yang melawan Belanda.

Dikutip dari buku Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara (1979) terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan bahwa Raja Iskandar Monoarfa adalah tokoh yang berjasa dalam memajukan kehidupan serta kesenian Islam di Gorontalo.

Farha Daulima dalam Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo (2006), menambahkan, Raja Iskandar Monoafa dinobatkan pada 1751. Semasa pemerintahannya, sang raja sering memperlihatkan sikap menentang Belanda, termasuk dengan tidak mau membayar upeti. Akibatnya, Raja Iskandar Monoafa diasingkan ke Ambon oleh Belanda.

Lantas, dari mana diketahui bahwa Sandiaga Uno masih keturunan Raja Mohammad Iskandar Pui Monoarfa?

Tanggal 4 November 2018, Sandiaga mengunjungi Gorontalo dan berziarah ke makam kakek dan neneknya, Abdul Uno dan Intan Ruaida Uno Monoarfa. Ruaida, nenek Sandiaga, adalah anak dari Rais Monoarfa yang pernah menjabat Kepala Distrik Gorontalo pada masa kolonial Hindia Belanda.

Nama belakang Monoarfa itulah yang barangkali membuat Sandiaga Uno yakin bahwa ia masih memiliki turunan darah raja-raja Gorontalo, bisa jadi Raja Mohammad Iskandar Pui Monoarfa.

Orang Penting Sejak Dulu

Sandiaga Uno dalam bukunya juga meyakini bahwa dari garis kakeknya tergaris kalangan cendekiawan. Buku berjudul Gobel, Budaya dan Ekonomi (1998) yang disusun Fachry Ali dan kawan-kawan mengungkapkan, ada tokoh bernama Sander Uno yang menjadi salah satu pionir pendidikan di Gorontalo.

Buku tersebut juga menyebut nama Rais Monoarfa yang bersama Sander Uno merupakan guru pribumi pertama dalam masyarakat Gorontalo. Jika ini benar, maka baik dari garis marga Uno (garis kakek) maupun Monoarfa (garis nenek) yang berdarah raja itu, merupakan kaum cerdik-pandai atau cendekiawan.

Abdul Uno, kakek Sandiaga dari garis ayah (Henk Uno), juga menyumbangkan andil dalam perjalanan sejarah Indonesia. Anwar Haras lewat buku Coup d'état dan Penumpasan Pemberontak di Gorontalo (1960) menuliskan, Abdul Uno merupakan salah satu tokoh yang membawa aspirasi rakyat Gorontalo ke Jakarta bersama Ismail Napu, Monira Liputo, dan Ibrahim Mohammad.

Selain itu, sebagaimana ditulis Katili (2007), Abdul Uno pernah ditahan dan disiksa polisi militer Angkatan Laut Dai Nippon pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945). Abdul Uno, tulis Katili, kala itu adalah Kepala Dinas Kehutanan Gorontalo.

Katili juga menyebut nama Rais Monoarfa yang menjabat sebagai bupati dan menjalani siksaan bersama Abdul Uno. Rais Monoarfa bahkan meninggal akibat perlakuan keji dari militer Jepang tersebut.

Terlepas dari perbedaan pilihan politik jelang Pilpres 2019 nanti, keluarga Uno yang berasal dari garis kakek Sandiaga memang cukup berpengaruh sejak dulu. Begitu pula dengan trah Monoarfa dari garis nenek Sandiaga yang mewarisi darah raja-raja Gorontalo.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Politik
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Mufti Sholih