tirto.id - Solidaritas untuk Palestina dari berbagai negara terus berdatangan. Baru-baru ini yang marak dilakukan warganet adalah mengunggah buah semangka di media sosial mereka.
Israel terus membombardir Palestina melalui berbagai serangan udara dan darat, serangan tersebut berdampak pada puluhan ribu orang yang meninggal dunia dan jutaan warga Palestina lainnya mengungsi.
Korban meninggal di Palestina mayoritas anak-anak dan perempuan. Hal ini memunculkan keprihatinan di masyarakat dunia. Mereka kemudian mengunggah gambar buah semangka di media sosial.
Buah semangka menjadi simbol solidaritas karena adanya pelarangan bendera Palestina yang dilakukan Israel. Karena tidak bisa mengunggah bendera Palestina itulah maka muncul simbol semangka.
Makna Semangka untuk Palestina
Semangka merupakan buah yang paling ikonik untuk mewakili Palestina. Buah ini tumbuh di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza.
Semangka memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina yaitu merah, hijau, putih, dan hitam, sehingga kerap digunakan untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.
Buah semangka telah menyebar luas di kalangan pro-Palestina sebagai akibat dari sejumlah platform sosial media seperti Facebook yang menyensor konten Palestina, termasuk bendera Palestina.
Karena hal itu, orang-orang yang pro Palestina terus memunculkan simbol Palestina berupa semangka sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel.
Sejarah Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina
Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Berdasarkan catatan Time, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Gaza dan mencaplok Yerusalem Timur, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai tindak kriminal di Gaza dan Tepi Barat.
Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena ketika dibelah, buah ini memiliki warna-warna nasional bendera Palestina-merah, hitam, putih, dan hijau.
Israel mencabut larangan terhadap bendera Palestina pada tahun 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, yang mensyaratkan pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.
Perjanjian tersebut juga membahas menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Bendera tersebut diterima sebagai simbol Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.
Setelah perjanjian tersebut, peran semangka sebagai simbol pengganti selama pelarangan bendera terus berkobar untuk warga Palestina, bahkan di berbagai belahan dunia sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel.
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra