Menuju konten utama

Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam: Sumber dan Faktor Lahirnya

Sejarah perkembangan Ilmu Kalam dimulai pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Berikut penjelasannya.

Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam: Sumber dan Faktor Lahirnya
ilustrasi ilmu kalam

tirto.id - Sejarah perkembangan Ilmu Kalam dimulai pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW (8 Juni 632 M/11 H). Setelah itu, tampuk kepemimpinan Islam diganti beberapa kali oleh seorang Khalifah. Dimulai dari Abu Bakar Ah-Shiddiq ra, Umar bin Khatab ra, Utsman bin Affan ra, dll.

Pada suatu hari, dikabarkan bahwa Utsman bin Affan meninggal dunia akibat dibunuh seseorang. Peristiwa tersebut menggemparkan kaum Muslim hingga lahir isu-isu pemikiran teologi hingga politik.

Sebelum 656 M, Utsman bin Affan sebagai pemimpin sudah menerima beberapa pergerakan dari kelompok yang tak sepaham. Hal ini terjadi lantaran kelompok tersebut merasa tak puas dengan kebijakan yang diterapkan Utsman.

Pada 656 M, Utsman bin Affan meninggal karena ada yang membunuhnya. Setelah itu, Ali bin Abi Thalib menggantikannya sebagai Khalifah ke-4. Pada masa kepemimpinan Ali, terdapat berbagai usul dan tuntutan terhadap tragedi kematian Utsman.

Terlepas dari itu, sejarah kekhalifahan ini nyatanya menimbulkan munculnya Ilmu Kalam. Lantas, seperti apa sejarah tersebut hingga Ilmu Kalam akhirnya terbentuk?

Sejarah Ilmu Kalam

Ali bin Abi Thalib baru memperoleh posisi Khalifah pada 656 M. Pada masa pimpinan Ali, terjadi beberapa pergolakan lantaran ada beberapa pihak yang ingin mengisi posisi Ali. Salah satunya adalah Thalhah dan Zubeir.

Tepat pada 657 M, ternyata pergolakan politik menghasilkan perang antara kedua pihak di atas. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan Perang Jamal dengan hasil kemenangan di kubu Ali. Sedangkan Thalhah dan Zubeir, kehilangan nyawanya saat itu.

Tak berhenti di sana, Ali bin Abi Thalib kembali mendapat kontra dari Muawiyah Ibn Sufyan. Pria ini kala itu tak menerima Ali sebagai Khalifah. Selain itu, rasa tak puas terhadap penyelesaian masalah Utsman juga dijadikan sebagai alasannya.

Pada 658 M, peperangan antara kedua kubu pun terjadi. Pertarungan besar ini disebut dengan Perang Shiffin. Kedua kubu menyelesaikan perang dengan cara berdamai. Namun, ada beberapa pasukan Ali yang tidak mau berakhir seperti itu.

Mereka yang tak menerima keputusan akhirnya pergi dan dikenal sebagai al-Khawarij. Bukan hanya kelompok, namun al-khawarij kini diklaim sebagai salah satu aliran Ilmu Teologi Islam (Ilmu Kalam).

Menurut Ratu Suntiah (2018, hlm. 14), dengan menggunakan acuan Surat Al Maidah ayat 44, al-Khawarij merasa harus menghukum orang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Sedangkan bagi merek yang tak menerapkan hal tersebut, dianggap kafir.

Seperti yang diungkap Harun Nasution (Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu'tazilah, 1987), ilmu kalam ini membahas wujud Allah, sifat-sifat-Nya, alam, kenabian, dan hubungan makhluk ke TuhanNya. Selanjutnya, terdapat total tiga aliran Ilmu Kalam di bawah ini (Abdul Rozak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, 2012, hlm. 35):

  1. Aliran Khawarij: semua orang yang melakukan dosa besar/kafir wajib dibunuh.
  2. Aliran Murji’ah: keputusan mengatur dosa besar diserahkan kepada Allah.
  3. Aliran Mu’Tazilah: orang yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin (di tengah-tengah).

Sumber dan Faktor Lahirnya

Secara sumber, mungkin kita dapat melihat aksi al-Khawarij yang menentang pemuka Islam lantaran tak sepaham. Selain itu, mereka merasa bahwa ada sumber valid dari Al-Quran yang menyebabkan mereka bisa menghendaki hukuman kepada orang kafir.

Dengan begitu, sumber pertama adalah Al-Quran. Selain itu, ada juga sumber lain yang diperoleh Ilmu Kalam berdasarkan hadits. Dalam H.R. At-Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda tentang satu golongna yang tidak akan masuk neraka. Yakni, mereka yang mengikuti jejaknya.

Selain itu, sumber terakhir berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. Seperti halnya Murji’ah kala membiarkan orang kafir, mereka merasa bahwa membunuh orang bukan haknya. Namun, semua diserahkan kepada Allah SWT.

Terkait faktor lahirnya Ilmu Kalam, sesuai dengan penjelasan sejarah di atas. Pertama, disebabkan oleh kematian Utsman bin Affan ra pada 656 M. Kemudian, ada juga faktor dari ketidakpuasan beberapa pihak terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

Lalu, terdapat faktor dari kebijakan Ali ketika memutuskan perang berakhir secara damai. Selain itu, ada juga beberapa faktor eksternal seperti berkembangnya paham filsafat di daerah sana.

Baca juga artikel terkait ILMU KALAM atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani