Menuju konten utama

Sejarah Manis Anies & Partai Demokrat: Pisah Jelang Pemilu 2024

Sejarah manis Anies Baswedan dan Partai Demokrat yang akhirnya pisah kongsi jelang Pemilu 2024.

Sejarah Manis Anies & Partai Demokrat: Pisah Jelang Pemilu 2024
Anies Baswedan dan AHY berfoto bersama sembari berjabat tangan di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (12/7/2023). Foto: Tirto.id/Ist

tirto.id - Partai Demokrat mencabut dukungan kepada Anies Baswedan sebagai capres pada Pemilu 2024. Mereka menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menyusul terpilihnya Cak Imin sebagai cawapres Anies.

Lewat rapat yang digelar di Cikeas, Bogor, pada Jumat (1/9/2023), Majelis Tinggi Partai Demokrat akhirnya mengeluarkan 2 keputusan.

Pertama, mereka mencabut dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilu 2024.

Kedua, Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) karena menganggap telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan.

Menurut Demokrat, Partai Nasdem sudah membuat keputusan secara sepihak karena memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendamping Anies.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat menilai langkah Nasdem dan Anies Baswedan itu merupakan tindakan yang melebihi batas moral dan etika dalam politik hingga disebut sebagai "It is really ugly".

"Saya mengerti, kita semua mengerti, politik itu memang penuh siasat, penuh taktik, dan caranya banyak; tetapi saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini, menurut saya, melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik. Ya, kasar, kalau bisa menggunakan istilah dalam Bahasa Inggris it is really ugly," ujar SBY.

Selama ini, Presiden ke-6 RI itu mengaku sudah diingatkan oleh berbagai pihak terkait dukunganya terhadap Anies Baswedan. Namun, ia masih tetap percaya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut hingga merasa ditelikung jelang pelaksanaan Pemilu 2024.

"Sekarang bayangkan, kalau ditelikung-nya kita ini, ditinggalkannya kita ini sebelum 1–2 hari batas pendaftaran KPU. Kita masih ditolong oleh Allah. Kita masih diselamatkan oleh sejarah," sambungnya.

Pada Jumat (25/8/2023) lalu, terdapat pertemuan antara Anies Baswedan dengan Tim 8 Koalisi Perubahan. Menurut klaim SBY, Anies akan mengumumkan deklarasi capres dan cawapres pada 1 September 2023.

Akan tetapi, ia kini merasa kecewa lantaran keputusan Anies yang memilih Cak Imin sebagai cawapres tidak disampaikan kepada dirinya maupun Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Musang berbulu domba itu di depan bersikap manis, baik, lembut, penuh persahabatan; tetapi di balik itu kalau kita lemah, lengah, nah ini lengah, kita akan dicaplok dan dimakan sampai habis," tegas SBY.

Anies-Demokrat: Konvensi Partai hingga Surat untuk AHY

Selama ini, hubungan antara Anies Baswedan dengan Partai Demokrat dikenal sangat erat. Salah satunya lewat acara Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, 27-29 Agustus 2013.

Sebelas nama masuk sebagai kandidat dan sebagian besar berasal dari internal partai. Anies Baswedan disandingkan dengan sejumlah calon lain, seperti Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan, hingga Marzuki Alie.

Pada 16 Mei 2014, Ketua Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Maftuh Basuni menyatakan Dahlan Iskan sebagai pemenang. Elektabilitas Dahlan tertinggi dibandingkan peserta konvensi lain berdasarkan survei 3 lembaga: LSI, Mark Plus, dan Populi Center.

Namun demikian, hasil konvensi tidak ditindaklanjuti lantaran suara Demokrat tidak cukup untuk maju dalam Pilpres 2014.

Hubungan semakin mesra pada Pilgub DKI 2017. Dukungan Partai Demokrat mengarah kepada pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno pasca kekalahan AHY-Sylviana Murni pada putaran pertama.

Hal ini dikatakan oleh Mohammad Taufik, politikus Partai Gerindra, sekaligus menegaskan DPD Demokrat akan segera merapat ke kubu Anies-Sandi.

"(Partai Demokrat) tingkat DKI sudah ada kesepakatan untuk mendukung nomor 3 (Anies-Sandi). Deklarasi akan diberikan kepada Pak Ketua (DPD) Demokrat (Nachrowi Ramli). Lagi diatur waktunya," kata Mohammad Taufik.

Pada putaran kedua, pasangan Anies-Sandi akhirnya menang atas petahana dan merebut posisi DKI-1 dan DKI-2.

Selepas mengakhiri jabatan sebagai Gubernur DKI pada 2022, Partai Demokrat tidak serta merta meninggalkan Anies Baswedan.

Bersama Partai Nasdem dan PKS lewat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Demokrat sepakat mengusung Anies sebagai capres Pemilu 2024.

Bahkan, pada 25 Agustus 2023, beredar surat Anies Baswedan yang secara terang-terangan meminta AHY sebagai pendampingnya.

"Mas Anies menuliskan surat tertulis, mungkin suratnya sudah kebagian semua ya, sudah viral, menuliskan surat untuk mengajak menjadi cawapres, dan ini dibalas oleh surat Ketum AHY bahwa 'Bismillahirahmanirahim tentu kami siap untuk bersama-sama memenangkan Pilpres 2024'," ujar Herman Khaeron, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat.

Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) lantas memutuskan tenggat waktu selama tanggal 1-10 September 2023 untuk mengumumkan deklarasi capres-cawapres pasangan Anies-AHY.

Menurut pengakuan SBY, pihaknya pun sudah beberapa kali didatangi Anies Baswedan baik lewat pertemuan di Cikeas, Malang, maupun di Pacitan.

Namun demikian, Partai Demokrat kini justru ditinggalkan oleh Anies Baswedan bersama Partai Nasdem yang nyatanya lebih memilih Cak Imin sebagai cawapres pada Pemilu Serentak 2024 mendatang.

"Saya sangat mengerti, perasaan, emosi, para kader. Saya minta mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita. Ini bukan kiamat, ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan. Ini harus kita maknai sebagai ujian dan cobaan yang harus kita hadapi, dan kita atasi," kata SBY.

Baca juga artikel terkait ANIES atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra