tirto.id - Kabar duka datang dari dunia seni tanah air. Seniman senior, Robby Tumewu, wafat pada 14 Januari 2019 setelah berjuang melawan stroke. Pria kelahiran Bandung ini punya sejarah panjang di kancah hiburan tanah air, selain dikenal pula sebagai seorang komedian dan perancang busana. Berikut ini profil Robby Tumewu.
Bidang desainer sebenarnya terlebih dulu dilakoni oleh Robby Tumewu sebelum ia kesohor sebagai pelaku seni peran dari teater, lenong, hingga film dan sinetron. Beberapa tahun terakhir, sosoknya mulai jarang muncul di ranah publik. Robby Tumewu ternyata terserang stroke dan harus intensif berobat hingga akhirnya meninggal dunia.
Inilah jejak rekam hidup dan karier Robby Tumewu:
1953
Lahir di Bandung, Jawa Barat, tanggal 4 Desember 1953. Robby Tumewu bukan berasal dari keluarga seni. Ayahnya adalah pensiunan pabrik senjata Pindad, sedangkan sang ibu berprofesi sebagai guru bahasa Jerman. Sejak kecil, ia sudah gemar menggambar, menyanyi, dan berakting. Namun, ibunya menginginkan Robby bekerja di bidang perhotelan.
_______________________
1974
Menuruti kehendak sang ibu, Robby Tumewu masuk sekolah tinggi perhotelan. Ia sempat bekerja di Hyaat Hotel Ambassador pada 1974. Tapi, minat seni Robby tidak dapat dibendungnya, terutama dalam bidang rancang busana.
Ia bersama sejumlah kawan lalu membentuk kelompok bernama Aranea. Mereka merancang dan mengirimkan sketsa rancangan pakaian ke majalah dan surat kabar. Setelah uang terkumpul, Aranea kemudian mengadakan fashion sendiri dan mendapat sambut meriah. Order demi order pun berdatangan.
_______________________
1976
Robby Tumewu mulai menancapkan kariernya di bidang fashion secara lebih profesional ketika ia dipercaya menjadi asisten Henry Passage, seorang desainer yang cukup ternama di Bandung, pada 1976.
Selama beberapa tahun ikut Henry Passage, Robby memutuskan membuka usaha rancang busana sendiri meskipun masih kecil-kecilan. Pada akhirnya, Robby merasa harus hijrah ke Jakarta jika ingin kariernya maju, dan ia pun melakukan itu.
_______________________
1980
Sepanjang dekade 1980-an, Robby Tumewu menjalani kehidupan di Jakarta dan berhasil menjalin relasi dengan sejumlah desainer top yang amat menunjang kariernya. Robby pun mulai dikenal sebagai seorang perancang busana potensial. Bahkan, ia beberapa kali memperoleh kepercayaan untuk membawa nama Indonesia dalam berbagai event di luar negeri.
_______________________
1990
Memasuki dekade 1990-an, Robby Tumewu secara tak sengaja mulai bersinggungan dengan dunia seni peran. Mulanya, ia diminta oleh pimpinan Teater Koma, N. Riantiarno, mempersiapkan busana untuk pementasan. Robby pun beberapakali ikut bermain sebagai pemeran tambahan.
Namun, Robby sempat tidak melanjutkan bermain teater karena proses latihannya memakan waktu lama dan melelahkan. Hingga akhirnya, Harry de Fretes, aktor dan komedian yang bermain dalam Lenong Rumpi di layar kaca, mengajak Robby bergabung.
_______________________
1991
Lenong Rumpi dua kali difilmkan pada 1991 dan 1992. Robby semakin dikenal karena sering muncul di layar kaca, membintangi serial bernuansa komedi, seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, Oke-Oke Bos, Kecil-kecil Jadi Manten, dan lainnya.
_______________________
2002-2010
Robby Tumewu turut membintangi film berjudul Ca Bau Kan dan mendapat peran penting, sebagai musuh tokoh utama yang diperankan oleh Ferry Salim. Sepanjang dekade 2000-an ini, Robby sering berakting di layar lebar.
Beberapa judul film lainnya yang ia bintangi antara lain: Tri Mas Getir (2008), Tulalit (2008), Kita Punya Bendera (2008), Laskar Pelangi (2008), Jejak Darah (2010), Tanah Air Beta (2010), 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta (2010), dan Madame X (2010).
_______________________
2013-2018
Tahun 2010 rupanya menjadi tahun terakhir Robby Tumewu beredar di dunia film. Tiga tahun kemudian, 2013, ia harus menjalani serangkaian perawatan medis. Robby Tumewu meninggal dunia pada 14 Januari 2018 dalam usia 65 tahun.
Editor: Iswara N Raditya