Menuju konten utama

Sejarah Hidup Chep Hernawan: Eks Donatur ISIS yang Dukung Prabowo

Sejarah hidup Chep Hernawan pernah lekat dengan ISIS. Kini, ia memfasilitasi kampanye Prabowo Subianto di Cianjur.

Sejarah Hidup Chep Hernawan: Eks Donatur ISIS yang Dukung Prabowo
Chep Hernawan, mantan pemimpin ISIS Regional Indonesia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Prabowo Subianto menaiki mobil bernomor polisi B 264 RIS milik Chep Hernawan untuk menemui pendukungnya di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Sejarah hidup Chep bertautan dengan ISIS. Sosok yang sempat berjuluk Presiden ISIS Indonesia ini pernah memberangkatkan 156 orang WNI ke Suriah pada 2014 silam.

Cecep alias Chep Hernawan adalah Ketua Umum DPP Gerakan Reformasi Islam (Garis), dan itu terlihat dari nomor plat mobil yang dipinjamkannya kepada Prabowo untuk kampanye di Cianjur. Kepada media, Chep mengakui bahwa mobil tersebut memang miliknya. Namun, ia menegaskan bahwa persoalan ISIS sudah menjadi masa lalunya.

Lantas, siapakah sebenarnya Chep Hernawan? Dikutip dari Tempo.co edisi 18 Maret 2015, Chep mengaku sudah memberangkatkan 156 WNI ke Suriah untuk berperang di bawah bendera ISIS. Ia menyebut mengeluarkan uang sekitar 1 miliar rupiah untuk mendanai keberangkatan itu.

Chep mengatakan, proses pemberangkatan itu dilakukan secara bertahap sejak April 2014. Namun, ia mengaku tidak merekrut orang-orang Indonesia yang berminat bergabung dengan ISIS. “Mereka yang datang sendiri ke sini untuk diberangkatkan,” tandasnya.

Presiden ISIS Indonesia

Chep Hernawan pernah mengklaim dinobatkan sebagai pemimpin regional ISIS di Indonesia. Seperti diberitakan Detik.com (13 Agustus 2014), penetapannya selaku Presiden ISIS Indonesia itu dilangsungkan di Jakarta pada Maret 2014 silam.

Menurut Chep, ia dipercaya memimpin ISIS di Indonesia karena dianggap memiliki kemampuan dalam hal ilmu agama, mengelola organisasi, dan dana. Sejak saat itu, militan ISIS di Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya.

Namun, pada akhirnya Chep Hernawan mengundurkan diri dari “jabatan” sebagai Presiden ISIS Indonesia atas perintah Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Abubakar Ba'asyir.

Keterkaitan Chep Hernawan dengan gerakan militan Islam garis keras sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Chep adalah putra sulung Ahmad Syafe’i atau Haji Dapet yang pernah terlibat peristiwa kerusuhan Tanjung Priok pada 1984 silam. Chep mengaku meneruskan garis jihad yang pernah dilakoni sang ayah.

Tanggal 24 Juni 1998, Chep Hernawan mendirikan Gerakan Reformasi Islam (Garis), di Cianjur, Jawa Barat. Organisasi ini mengusung tujuan untuk menegakkan syariat Islam di Indonesia.

Tahun 2008, Chep pernah menawarkan tanah seluas 1 hektare di Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, keluarganya untuk lokasi pemakaman terpidana mati kasus bom Bali, yaitu Amrozi dan kawan-kawan.

Gerakan Garis di bawah komando Chep sering melakukan sweeping tempat-tempat hiburan malam di Cianjur, termasuk menggeruduk warung-warung yang menjual minuman keras. Tak hanya itu, Garis juga ikut menuntut penutupan Gereja Yasmin di Bogor yang marak pada 2011 silam.

Pada 2012, Chep Hernawan merilis buku panduan organisasi Garis yang dihadiri oleh ratusan orang. Garis kala itu memang cukup besar dan bergerak dengan rapi. Gerakan ini mempunyai perwakilan di beberapa daerah di Indonesia.

Lolos dari Jerat Hukum

Chep Hernawan dikenal sebagai orang kaya di kampung kelahirannya. Ia adalah pengusaha barang-barang bekas (rongsokan) terbesar di Cianjur. Tak cuma itu, Chep juga pemilik pabrik pengolahan limbah plastik serta kerap berbisnis galian pasir, penggilingan padi, dan usaha jual-beli beras.

Uang dari hasil berbagai bisnis pribadinya itulah yang digunakan Chep Hernawan untuk mendukung penegakan syariat Islam, termasuk sebagai biaya pemberangkatan 156 WNI ke Suriah demi bergabung dengan ISIS.

“Keuntungan dari usaha-usaha itu, ditambah aset menguntungkan peninggalan orangtua saya, digunakan untuk kegiatan organisasi dan aksi penegakan syariat Islam,” ungkap Chep Hernawan kepada Tempo.co.

“Keluarga, baik anak-istri maupun adik-adik saya, tidak pernah melarang setiap tindakan yang saya lakukan. Mereka juga tidak merasa khawatir karena percaya kepada saya,” lanjutnya.

Chep Hernawan pernah ditangkap di Cilacap setelah pulang dari menjenguk narapidana kasus terorisme di LP Nusakambangan pada 12 Agustus 2014 lalu. Antara melaporkan, Chep dan 6 rekannya diamankan oleh petugas gabungan TNI dan Polri di SPBU Cilopadang, Majenang, Cilacap.

Dalam penangkapan itu, aparat menggeledah mobil yang dinaiki Chep Hernawan dan ditemukan bendera ISIS. Namun, ia tidak ditahan dan dilepaskan setelah diperiksa 1x24 jam. Polisi tidak menemukan ancaman pidana yang dapat menjeratnya, baik UU Terorisme, KUHP, atau kriminal biasa lainnya.

Terkait perannya sebagai donatur pemberangkatan 156 WNI ke Suriah pun, Chep Hernawan juga lolos dari jerat hukum. Polisi menganggap, orang-orang Indonesia yang ingin bergabung dengan ISIS ke Suriah itu atas dasar keinginan mereka sendiri.

Kini, jelang Pilpres 2019 yang kian memanas, Chep Hernawan menunjukkan dukungan kepada Prabowo Subianto yang bakal bersaing dengan capres petahana, Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu bentuk sokongan eks Presiden ISIS Indonesia ini adalah memfasilitasi Prabowo selama berkampanye di Cianjur, termasuk meminjamkan mobilnya kepada mantan Danjen Kopassus itu.

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Politik
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Mufti Sholih