Menuju konten utama

Sejarah Hari Internasional untuk Orang Keturunan Afrika 31 Agustus

Hari Internasional untuk Orang-Orang Keturunan Afrika diperingati pertama kali pada 31 Agustus 2021.

Sejarah Hari Internasional untuk Orang Keturunan Afrika 31 Agustus
Demonstran memprotes kematian George Floyd dan Breonna Taylor, Senin, 1 Juni 2020. (Foto AP / Cum Darings Darron)

tirto.id - Hari untuk menghormati orang-orang keturunan Afrika akan dirayakan pertama kali pada 31 Agustus 2021 yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai International Day for People of African Descent (Hari Internasional untuk Orang Keturunan Afrika).

Melalui Peringatan ini, PBB ingin mempromosikan kontribusi luar biasa dari orang-orang keturunan Afrika di seluruh dunia dan untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap orang-orang Afrika dan keturunannya.

Hari-hari internasional mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat. Semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat, hak, dan memiliki potensi untuk berkontribusi secara konstruktif bagi perkembangan dan kesejahteraan masyarakat.

Doktrin apapun tentang superioritas rasial adalah salah secara ilmiah, terkutuk secara moral, tidak adil secara sosial, berbahaya, dan harus ditolak, termasuk teori-teori yang mencoba untuk menentukan keberadaan ras manusia yang terpisah.

Melalui laman resminya, PBB mengutuk keras praktik kekerasan yang terus berlanjut dan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh lembaga penegak hukum terhadap orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika. PBB mengutuk rasisme struktural dalam sistem peradilan pidana di seluruh dunia.

Organisasi ini lebih lanjut mengakui Perdagangan Budak Transatlantik sebagai salah satu bab tergelap dalam sejarah manusia. PBB ingin menjunjung tinggi martabat manusia dan kesetaraan bagi para korban perbudakan, perdagangan orang dan kolonialisme, khususnya orang-orang keturunan Afrika.

Tahun 2020 menandai paruh waktu Dekade Internasional untuk Orang-Orang Keturunan Afrika. Sementara beberapa kemajuan telah dibuat di tingkat legislatif, kebijakan dan kelembagaan.

Orang-orang keturunan Afrika terus merasakanbentuk-bentuk diskriminasi, marginalisasi, dan pengucilan ras yang saling terkait dan rumit.

Lima tahun memasuki Dekade, pandemi COVID-19 menjelaskan urgensi untuk mengatasi ketidaksetaraan struktural yang sudah berlangsung lama dan rasisme sistematis dalam kesehatan.

Kurangnya pengakuan tetap menjadi salah satu hambatan utama yang menunda pemenuhan hak asasi manusia orang-orang keturunan Afrika.

Tahun 2020 juga menandai titik balik dalam cara menangani masalah ini di tingkat internasional dan nasional. Pembunuhan George Floyd menjadikan orang-orang bersemangat untuk memprotes rasisme dan diskriminasi rasial dan mendorong diskusi global yang penting tentang keadilan rasial.

Pada 19 Juni 2020, Dewan Hak Asasi Manusia mengadopsi resolusi tentang “Promosi dan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan mendasar orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika terhadap penggunaan kekuatan yang berlebihan dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya oleh petugas penegak hukum”.

Berdasarkan resolusi ini, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia menyampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia pada sesi ke-47 agendanya menuju perubahan transformatif untuk keadilan dan kesetaraan rasial.

Baca juga artikel terkait PBB atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra