Menuju konten utama

Seberapa Besar Peluang Kandidat PDIP Menang di Pilgub Jabar?

PDIP dinilai membutuhkan upaya ekstra keras untuk memenangkan pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan di Pilgub Jabar 2018.

Seberapa Besar Peluang Kandidat PDIP Menang di Pilgub Jabar?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin dan Anton Charliyan di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Keputusan PDI Perjuangan mengusung Tubagus Hasanuddin dan Anton Charliyan sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) di Pilgub Jawa Barat 2018 mendapat respons beragam. Ada yang menyebut sebagai pilihan sempit karena tak punya sosok dengan elektabilitas tinggi hingga dinilai upaya pemanasan menuju Pilpres 2019.

Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran, Muradi, menyatakan keputusan PDIP mengusung pasangan kandidat yang kurang populer di masyarakat Jawa Barat ini karena partai moncong putih sedang memanaskan mesin politik menjelang pemilihan umum 2019.

“[Pemilu] 2019 butuh massa yang solid. Jadi wajar kalau PDIP memilih mencalonkan sendiri sekalian ngetes soliditas massa,” kata Muradi kepada Tirto, Senin (8/1/2017).

Jika PDIP ikut ke dalam koalisi partai lainnya, ujar Muradi, maka massa mereka terbagi dengan irisan partai lain di dalam koalisi. Sehingga PDIP tidak akan bisa mengetahui seberapa besar massa yang mereka miliki di Jawa Barat untuk menyongsong Pemilu 2019.

“Dua kandidat lain, kan, sama-sama diusung partai pendukung Jokowi [Golkar mengusung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi diusung Golkar dan Nasdem-PKB mengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul]. Kalau PDIP gabung salah satunya, nanti cuma jadi irisan-irisan kecil," kata Muradi.

Muradi tidak sependapat jika keputusan PDIP sebagai bukti mereka defisit kader dari kalangan sipil sehingga mengusung kandidat berlatar belakang TNI dan Polri. Menurut dia, PDIP mengusung TB Hasanudin dan Anton karena ingin menghindari politik SARA seperti yang terjadi saat Pilgub DKI Jakarta 2017.

"Nama-nama yang lain sangat rawan politik SARA. Tapi dengan kombinasi TNI-Polri ini, PDIP mengambil langkah aman. Tidak mungkin keduanya disangkutpautkan dengan SARA," kata Muradi.

Memaksimalkan Basis Massa PDIP

Ketua DPP PDIP, Andreas Pareira menyatakan pilihan partainya mengusung TB Hasanudin dan Anton Charliyan sudah realistis secara politik. Kedua sosok tersebut, kata dia, memiliki pengaruh yang besar di Jawa Barat.

“TB Hasanudin itu Ketua DPD [PDIP] dan Anton mantan Kapolda Jabar. Keduanya sangat tahu Jabar dan punya pengaruh," kata Andreas pada Tirto.

Namun, pernyataan Andreas ini berbanding terbalik dengan fakta bahwa TB Hasanudin dan Anton Charliyan tidak pernah menduduki peringkat signifikan dalam berbagai survei. Keduanya tidak pernah masuk lima besar maupun sepuluh besar dalam survei elektabilitas yang telah dilakukan sejumlah lembaga survei.

Andreas terkesan tidak membantah hal itu. Kendati demikian ia tetap optimistis pasangan yang diusung PDIP akan dapat memenangkan Pilgub Jabar 2018. "Popularitas dan elektabilitas itu bisa diupayakan," kata Andreas.

Karena itu, kata Andreas, PDIP memiliki basis massa yang solid di Jawa Barat yang siap untuk memenangkan TB Hasanudin dan Anton Charliyan. "Ya, sekalian pemanasan kader," kata Andreas.

Pendapat Andreas ini didukung Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas. Ia menilai keputusan PDIP mengusung TB Hasanudin dan Anton Charliyan sudah benar secara realitas politik di Jabar. Sirojudin menilai, PDIP masih punya peluang untuk memenangkan Pilgub Jabar 2018.

"PDIP masih jadi partai terbesar di Jabar. Jika pendukung PDIP bisa dimobilisasi dan dikonversi jadi pemilih Pak Hasanudin/Anton, maka peluang kemenangan pasangan ini sangat terbuka. Apa lagi jumlah calonnya banyak [4 pasang]" kata Sirojudin kepada Tirto.

PDIP memang memiliki massa yang tidak bisa diremehkan. Dalam Pemilu Legislatif 2014, misalnya, mereka berhasil meraih 20 kursi di DPRD Jawa Barat. Pencapaian itu membuat PDIP menjadi satu-satunya partai yang dapat sendirian mengusung pasangan cagub-cawagub.

Sirojudin menilai, TB Hasanudin dan Anton merupakan mantan perwira tinggi di TNI dan Polri yang cukup mengenal Jawa Barat.

“Yang mungkin perlu diperkuat adalah soal akseptabilitasnya [keberterimaan]. Pada aspek inilah peran partai dan relawan pemenangan menjadi sangat penting," kata Sirojudin.

Pemilihan kedua sosok itu sebagai cagub dan cawagub, menurut Sirojudin, tidak ada kaitannya dengan defisit kader sipil di internal PDIP. Menurut dia, banyak kader sipil yang bagus dari PDIP, seperti Puti Guntur dan Bupati Bandung Barat, Abubakar.

"Hemat saya, ini lebih karena soal bagaimana PDIP melihat kondisi masyarakat Jabar. Di pilkada 2013 lalu, pasangan yang diusung PDIP sipil. Terutama kondisi Jabar pasca-Pilkada DKI yang perlu perhatian tersendiri," kata Sirojudin.

Butuh Kerja Ekstra Menang di Pilgub Jabar

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan, menilai PDIP membutuhkan upaya ekstra keras untuk dapat memenangkan Pilgub Jabar 2018. "Baik upaya massa maupun biaya yang besar," kata Asep kepada Tirto.

Asep beralasan masyarakat Jawa Barat cenderung sulit menerima kandidat dari kalangan non-sipil dan non-Sunda. Hal itu terlihat dari belum adanya gubernur Jabar berlatar belakang militer atau polisi sejak diberlakukannya pemilihan langsung.

Terlebih, kata Asep, Anton Charliyan memiliki reputasi yang kurang baik sebagai Kapolda Jabar, yakni saat terjadi kerusuhan antara FPI dan GMBI yang diduga melibatkan polisi di dalamnya.

"Bisa saja isu miring itu diperbaiki, tapi butuh upaya yang tidak mudah," kata Asep.

Asep menilai pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sebagai pasangan yang lebih berpotensi menjadi pemenang di Jabar. Dibanding dua pasangan lainnya, dua pasangan tersebut secara sosok sudah lebih dikenal dan dari sisi mesin mesin partai juga lebih siap.

"Akan lebih mudah bagi PDIP kalau kemarin jadi mengusung Ridwan Kamil dipasangkan dengan kader mereka," kata Asep.

PDIP memang sempat dikabarkan akan mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub Jabar 2018. Bahkan, sudah ada dua formasi yang disiapkan oleh DPP PDIP terkait dengan Ridwan Kamil, yakni memasangkannya dengan Anton Charliyan dan memasangkannya dengan Bupati Bandung Barat, Abubakar.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz