tirto.id - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar jumpa pers terkait dengan tudingan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar yang menuduhnya menjadi aktor di balik kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.
Dalam jumpa pers itu, SBY mengaku telah lama diincar oleh sebagian pihak yang menggunakan Antasari untuk menjatuhkan dirinya. SBY mengaku mendengar hal tersebut dari pihak-pihak terdekatnya sejak dua bulan yang lalu.
“Sebenarnya sudah lama saya memperkirakan hal ini akan terjadi, adalah saudara-saudara dan sahabat-sahabat saya, yang juga mengingatkan saya 'awas Pak SBY, sepertinya akan ada gerakan politik yang akan menggunakan Antasari untuk menyerang dan mendeskritkan Pak SBY,'” kata SBY di Mega Kuningan di Mega Kuningan Timur VII No. 26, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017) malam.
SBY juga menilai bahwa grasi yang berikan Presiden Joko Widodo kepada Antasari hanyalah misi untuk merusak nama keluarganya.
“Saya harus mengatakan bahwa nampaknya grasi Presiden Jokowi ada muatan politiknya, sepertinya ada misi untuk menyerang dan merusak nama saya, juga keluarga saya,” keluh SBY.
Selain itu, Ketua Umum Partai Demokrat ini juga menilai bahwa pernyataan Antasari sangat erat dengan muatan politik dan hanya bertujuan untuk menghancurkan nama putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono yang akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta besok hari.
Agus Harimurti adalah calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Serangan ini diluncurkan dan dilancarkan satu hari sebelum pemungutan suara, sebelum coblosan Pilkada Jakarta. Sulit untuk tidak mengatakan bahwa serangan, fitnah, dan pembunuhan karakter ini terkait langsung dengan Pilkada Jakarta, sekali lagi terkait langsung dengan pilkada Jakarta yang akan dilaksanakan besok hari,” tegas SBY.
Ia juga menduga bahwa serangan ini sudah direncanakan Antasari dan aktor-aktor politik sejak lama.
“Saya menduga ini direncanakan tidak muncul tiba-tiba oleh Antasari dan aktor-aktor politik yang ada di belakangnya, tujuan dan sasarannya jelas saudara-saudara, siapapun tahu, agar nama SBY dan nama Agus Harimurti Yudhoyono rusak,” kata SBY.
Ia menceritakan kronologi kasus yang menjeratnya.
Menurut Antasari pada suatu malam di bulan Maret 2009, CEO MNC Group Hary Tanoe mendatangi rumahnya. Kedatangan Hary diperintahkan seseorang di Cikeas, yang meminta Antasari agar tidak menahan Aulia Pohan yang ketika itu terseret kasus korupsi. Aulia Pohan merupakan besan dari SBY.
Antasari mengatakan bahwa Hary diutus oleh Cikeas agar tidak menahan Aulia Pohan. Mendengar permintaan itu, Antasari menolak. Ia berdalih jika Aulia Pohan tidak ditahan maka akan melanggar standar prosedur operasi KPK.
Dalam percakapannya dengan Hary, Antasari menegaskan bahwa pihaknya tidak kompromi terhadap kasus-kasus yang ditangani olehnya.
Di hadapan awak media hari ini, Antasari pun meminta SBY untuk berkata jujur perihal dugaan kriminalisasi terhadap dirinya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto