Menuju konten utama

Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Bumi di Tasikmalaya

Satu orang meninggal dan lima orang luka-luka akibat gempa 7,3 SR yang mengguncang Tasikmalaya.

Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa Bumi di Tasikmalaya
Ilustrasi Seismografi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pemantauan setelah terjadi gempa 7,3 SR dan 6,9 SR di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017) malam. Sejumlah kerusakan terjadi akibat gempa yang berlokasi di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat itu.

Informasi terkini, ada 1 orang meninggal dan 5 orang luka-luka akibat gempa tersebut. Warga yang meninggal adalah Hj. Dede Lutfi (62), warga Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Sementara itu, 5 orang yang terluka tersebar di sejumlah daerah yakni 2 orang di Desa Gunungsari, Ciamis, Jawa Barat, 2 orang luka-luka di Kebumen, Jawa Barat, dan 1 orang luka-luka di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Rata-rata korban luka-luka akibat tertimpa rumah yang roboh akibat gempa.

"Dampak gempa, terdapat banyak rumah dan bangunan mengalami kerusakan di banyak daerah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Sabtu (16/12/2017).

Sutopo mengatakan terdapat 3 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak ringan beberapa kerusakan rumah di Kecamatan Cimerak, Kecamatan Pangandaran, dan Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran.

Kemudian ada beberapa rumah ambruk dan rusak di Kabupaten Ciamis, 6 rumah rusak berat dan kerusakan di RSUD Banyumas, Banyumas. Di RSUD Banyumas ditemukan sejumalh tembok retak sehingga pasien dievakuasi ke luar bangunan. Selain itu, terdapat 1 rumah roboh di Ajibarang, Banyumas.

Sampai saat ini, BNPB masih menerapkan status waspada pascagempa. Mereka masih memastikan apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak. Sutopo menerangkan, peringatan dini tsunami dari BMKG didasarkan pada analisis pemodelan.

Oleh karena itu petugas BPBD dan relawan memantau tanda-tanda tsunami di pantai di tenpat yang aman. Namun, hingga saat ini terjadi perubahan tinggi air laut di pantai sekitar daerah Pacitan, Jawa Timur.

"Dilaporkan air laut di Pantai Pacitan surut sehingga masyarakat di sekitar pantai mengungsi," kata Sutopo.

BNPB masih bersiaga dengan kemungkinan tsunami di sejumlah tempat. Wilayah di pesisir di Ciamis dan Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter.

Sedangkan di pesisir Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter.

Gempa membuat guncangan terasa di daerah Jakarta, Bandung, Depok, Karangketes, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Bandung, Mataram, Kebumen, dan Yogyakarta. Guncangan gempa bumi pun dilaporkan terasa di pesisir Selatan Pulau Jawa. Kini, pihak BNPB pun sudah menerima laporan dampak gempa tersebut dari sejumlah daerah.

Kepala BNPB sampai saat ini terus berkoordinasi dengan Kepala BPBD untuk memantau dan memberikan bantuan penanganan dampak gempa. Masyarakat pun mulai diungsikan ahar tidak menimbulkan korban. Mereka meminta Masyarakat tetap tenang meskipun peringatan dini belum dicabut.

"Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 01.15 WIB peringatan dini tsunami belum diakhiri. Pendataan masih dilakukan. Update akan disampaikan lebih lanjut," kata Sutopo.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra