tirto.id - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengkonfirmasi adanya tambahan satu kasus positif COVID-19 dari pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Tambahan ini merupakan hasil pelacakan kasus sebelumnya.
Hasil pelacakan sementara dari kasus PKL yang meninggal positif COVID-19 pada Jumat (4/9/2020) total ada tiga orang yang juga dinyatakan positif COVID-19. Tiga itu terdiri dari anggota keluarga dan PKL lain yang memiliki kontak erat.
"Dari [kasus PKL] Malioboro tambah dua. Satu dari keluarga dan satu dari pedagang kontak erat di sebelahnya," kata Heroe kepada wartawan, Jumat (11/9/2020).
Sebelumnya anak dari pedagang PKL Malioboro yang meninggal tersebut juga telah diketahui positif COVID-19. Sehingga saat ini total sudah ada tiga tambahan kasus yakni dua dari keluarga dan satu dari pedagang lain yang kontak erat.
Namun demikian hasil pelacakan ini belum selesai dilakukan. Rencannya dari kasus meninggalnya PKL Malioboro ini total akan ada 20 orang yang dites swab.
Mereka yang diswab terdiri dari tujuh orang anggota keluarga. Kemudian 13 dari PKL. Selain kontak erat, para PKL yang berada di area lain juga dilakukan swab sebagai sampel.
Setelah swab selesai dilakukan terhadap 20 orang tersebut, Pemkot Yogya, kata Heroe, baru akan mengambil kebijakan mengenai Malioboro.
"Jika ada indikasi yang ditemukan baru ambil kebijakan," kata Heroe yang juga merupakan Wakil Wali Kota Yogyakarta itu.
Kasus ini berawal saat seorang PKL Malioboro perempuan berusia 68 tahun meninggal dan diketahui positif COVID-19. Pedagang itu masih aktif berjualan pada 20-26 Agustus dari pagi sampai malam di Malioboro.
Kemudian pada 27 tidak berjualan karena merasa tidak enak badan dan demam pada sore harinya. Ia lemas dan batuk. Tanggal 1 September ia memeriksakan diri ke puskesmas. Keesokan harinya dia dibawa ke rumah sakit, hasil pemeriksaan rapid test menunjukkan reaktif, kemudian langsung di tes swab.
"Tanggal 4 hasil swab keluar konfirmasi positif, meninggal sore harinya, dan dimakamkan malam hari itu juga di Kulonprogo," ujar Heroe.
Heroe mengatakan berdasarkan keterangan petugas medis, pedagang tersebut tidak memiliki riwayat penyakit penyerta lainnya. Namun, pedagang lain menyebutnya memiliki riwayat penyakit asma dan sering kumat.
"Tapi ketika dicek di puskesmas tidak ada riwayat tersebut dan setiap harinya tidak mengonsumsi obat-obatan sebagai orang yang punya riwayat penyakit," jelas dia yang juga merupakan Ketua Satgas COVID-19 Kota Yogyakarta.
Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Heroe, langsung melakukan pelacakan. Sejak Sabtu (5/9/2020) dua ruas PKL di zona 3 yang ada delapan PKL sudah diliburkan
"Kedua ruas itu yang jualannya berdekatan dengan ibu pedagang PKL yang berumur 68 tahun tersebut. Sejak Jumat malam sudah dilakukan tracing terhadap yang melakukan kontak erat dengan almarhum," kata dia.
- Update Corona Jogja 11 September: Kasus Baru 149 Orang Dalam 3 Hari
- Kasus Corona Jogja Melonjak, Tempat Tidur Pasien Critical Sisa 26
- Ambyar Lawan Corona, Komite Penyelamat Tenaga Medis Harus Dibentuk
- Mimpi Siang Bolong Kepala BKPM Bahlil: EoDB RI Naik ke Peringkat 60
- PSBB Anies Memang Terlambat, tapi Jangan Disia-siakan
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz