tirto.id - Satgas Penanganan COVID-19 meminta agar daerah berlomba memperbaiki data COVID-19 untuk menjamin akurasinya. Sebab data dari daerah merupakan sumber data yang dipublikasikan harian oleh pemerintah pusat.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring dari Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (4/6/2021) mengatakan data yang disajikan secara rutin beserta analisisnya adalah data yang bersumber dari pemerintah daerah dan terakumulasikan di bawah sistem data kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan.
Pada prinsipnya, kata dia, keaktualan data yang tercatat dan yang benar ada di lapangan sangat bergantung kepada sistem pelaporan dan transparansi sistem pencatatan.
"Untuk itu, kami terus mendorong Satgas di seluruh daerah berlomba-lomba untuk memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan masing-masing yang dilakukan secara paralel, dengan upaya pemerintah pusat menjamin sistem data pusat-daerah yang interoperable," kata Wiku.
Berdasarkan data yang ada, Wiku bilang bahwa pandemi COVID-19 cukup terkendali. Hal ini menurutnya merupakan hasil dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) berskala mikro, yang membuat kasus di tingkat mikro dapat dengan lebih cepat terdeteksi dan segera memperoleh penanganan.
"Oleh karenanya, baik daerah yang saat ini mengalami krisis kasus untuk segera mengoptimalisasi posko di desa atau kelurahan setempat," ujar Wiku.
Berdasarkan hasil studi seroprevalensi yang dipublikasikan oleh Reuters baru-baru ini menunjukkan bahwa data kasus COVID-19 yang dipublikasikan oleh pemerintah lebih kecil dari kondisi di lapangan.
Studi tersebut dalam rentang Desember 2020 hingga Januari 2021 menunjukkan 15 persen warga Indonesia terinfeksi COVID-19. Sementara angka resmi yang dipublikasikan pemerintah hanya 0,4 persen.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz