Menuju konten utama

Satgas: Kunci Penanganan Corona Keterbukaan Masyarakat Saat Tracing

COVID-19 adalah musuh kita bersama. Bersikap jujur dan suportif kepada petugas adalah sikap yang penting dalam menyukseskan program 3T.

Satgas: Kunci Penanganan Corona Keterbukaan Masyarakat Saat Tracing
Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu (3/10/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.

tirto.id - Penanganan COVID-19 tidak hanya dengan disiplin menerapkan 3M tapi akan lebih baik jika mengaplikasikan 3T untuk memutus penularan virus Corona.

3T adalah penerapan testing, tracing, dan treatment yang hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut.

Akmal Taher selaku Mantan Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, seperti dikutip dari Antara, merekomendasikan penerapan 3T di samping tetap melakukan perilaku disiplin 3M.

Dokter yang juga pakar kesehatan itu mengatakan 3T diterapkan sebagai tindakan "jemput bola" untuk menguji dan melacak mereka yang positif sebelum dilakukan upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan pasien hingga sembuh.

Sedangkan menurut Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, penerapan 3T menjadi kunci untuk menurunkan angka kasus positif dan menurunkan angka fatalitas yang disebabkan virus Corona.

"Mari dukung 3T yang dikeluarkan oleh pemerintah [...] kita saling bergotong-royong, berkolaborasi, dan bersatu untuk melawan COVID-19," kata Reisa dilansir situs web resmi Satgas COVID-19.

Keterbukaan Masyarakat

Prof. Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 mengakui ada kendala dalam proses tracing yaitu resistensi masyarakat di lapangan.

Sikap itu muncul akibat adanya stigma negatif dari masyarakat terhadap penderita COVID-19. Diperparah lagi adanya berita bohong yang menghilangkan rasa percaya terhadap pasien yang menjadi subyek tracing.

"3T (testing, tracing, dan treatment) merupakan upaya yang tidak mudah sehingga membutuhkan sinergi dari masyarakat," kata Wiku dilansir situs web resmi Satgas COVID-19.

Wiku mengatakan masyarakat harus terbuka terkait riwayat perjalanan dan interaksi yang dilakukan. Masyarakat diminta tidak memberikan stigma negatif kepada penderita positif COVID-19 agar mereka yang terpapar dapat sembuh dan tidak menularkan kepada yang lainnya.

Seturut data Satgas COVID-19 per 6 November 2020 pukul 12.00 WIB, kasus penambahan harian kembali melebihi pasien sembuh. Per waktu tersebut bertambah 3.778 kasus terkonfirmasi sedangkan sebanyak 3.563 pasien dinyatakan pulih.

Satgas COVID-19 mengingatkan bahwa masa pandemi Corona belum diketahui kapan berakhirnya dan untuk memutus rantai penyebarannya dibutuhkan sinergi masyarakat khususnya dalam upaya tracing.

"Kami menghimbau masyarakat untuk betul-betul memahami bahwa keterbukaan kita semuanya sangat penting bagi pemerintah dalam upaya pemerintah melakukan tracing," kata Wiku.

"Musuh kita adalah virusnya. Bersikap jujur dan suportif kepada petugas adalah sikap yang penting dalam menyukseskan program 3T," tandasnya.

--------------

Artikel ini terbit atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH