Menuju konten utama

Satgas: Kualitas Penanganan Daerah Picu Kematian COVID-19

Proses rujukan yang bermasalah juga memiliki andil penyebab kematian COVID-19.

Satgas: Kualitas Penanganan Daerah Picu Kematian COVID-19
Petugas memakamkan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 di lahan khusus pemakaman di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (4/5/2020). ANTARA FOTO/Fachrurrozi/zk/pras.

tirto.id - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyoroti penambahan kasus kematian COVID-19 pada akhir pekan Desember 2020-awal Januari 2021. Satgas melihat kualitas daerah masih fluktuatif dalam menangani COVID sehingga kasus kematian masih bertambah.

Berdasarkan data per tanggal 3 Januari 2021, persentase kematian COVID-19 memang mengalami kenaikan 0,3 persen daripada pekan sebelumnya. Angka kematian ini lebih rendah dibanding persentase di minggu ketiga bulan Desember 2020.

Akan tetapi, Satgas lebih berfokus kepada nama provinsi baru yang masuk sebagai daerah dengan kenaikan kasus kematian tertinggi pada pekan lalu.

"Meskipun persentase penambahan kematian mingguan mengalami penurunan dari minggu sebelumnya, namun pada minggu ini di lima besar terdapat 4 provinsi yang sebelumnya tidak masuk ke dalam lima besar kematian tertinggi. Ini artinya, kualitas penanganan pasien positif COVID-19 masih fluktuatif dan memerlukan peningkatan di seluruh provinsi di Indonesia," kata Wiku di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (5/1/2021).

Dalam data satgas per 27 Desember 2020, 5 provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi pekan ini adalah Jawa Tengah (167 kasus), Jawa Timur (42 kasus), DIY (23 kasus), Jawa Barat (22 kasus) dan Banten (8 kasus).

Sementara itu kenaikan kematian tertinggi per tanggal 3 Januari 2021 adalah Jawa Timur (53 kasus), Kalimantan Utara (20 kasus), DKI Jakarta (20 kasus), Sulawesi Tenggara (15 kasus) dan Lampung (12 kasus).

Wiku lantas menyebut peningkatan kematian kali ini akibat daerah yang tidak mampu memberikan pelayanan serta permasalahan rujukan. Ia pun meminta daerah segera menangani masalah tersebut.

"Peningkatan angka kematian terjadi akibat daerah yang tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk menyelamatkan jiwa, selain juga masyarakatnya yang terlambat mendapatkan perawatan di rumah sakit karena ternyata proses rujukannya yang panjang," kata Wiku.

"Oleh karena itu saya mohon pemerintah daerah bersama dinas kesehatan mempersingkat alur rujukan perawatan pasien COVID-19 seefisien mungkin agar betul-betul kasus bisa ditekan," tutur Wiku.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri