tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menduga lonjakan kasus COVID-19 akhir-akhir ini di Indonesia disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Menurut dia, kenaikan kasus virus menular tersebut juga bisa terjadi jika masyarakat tidak disiplin dan konsisten melakukan protokol kesehatan (prokes).
“Bisa saja [lonjakan kasus COVID-19 terjadi karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5] kalau masyarakat tidak segera disiplin dan konsisten menjalankan protokol kesehatan. Sudah pasti adanya kasus baru karena penularan sangat berhubungan dengan protokol kesehatan yang tidak disiplin,” kata Juru Bicara atau Jubir Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito kepada Tirto, Sabtu (18/6/2022).
Akan tetapi, dia menyebut bahwa penyebab lonjakan kasus COVID-19 karena kedua subvarian Omicron itu harus dibuktikan dengan hasil surveilans Whole Genome Sequencing (WGS).
“Penyebab kenaikan kasus karena BA.4 dan BA.5 harus dibuktikan dengan hasil surveillance WGS yang lebih luas, terutama di daerah-daerah yang sedang meningkat kasusnya,” ujar Wiku.
Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah akan tetap menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beserta level PPKM. Misalnya jika daerah tertentu kasus COVID-19nya naik, maka akan dinaikkan level PPKMnya.
“Pemerintah tetap menerapkan kebijakan PPKM levelling dan akan selalu mengevaluasi kebijakan tersebut seiring dengan perkembangan keadaan. Bila kondisinya tidak baik, tentunya akan ada perubahan levelling-nya,” tutur Wiku.
Menurut dia, cara yang paling mudah dan murah untuk mewaspadai penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 adalah dengan prokes, terutama memakai masker.
“Pastikan kita semua disiplin menerapkan protokol kesehatan dan saling mengingatkan. Jangan lupa menjaga imunitas tubuh dengan olahraga teratur, tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, dan selalu bahagia,” imbuh Wiku.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri