tirto.id - Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengkritik banyaknya sistem kartu yang diwacanakan oleh Jokowi-Maruf untuk masyarakat. Sandiaga menilai jika terlalu banyak kartu akan membebani masyarakat.
"Sudah kita sampaikan, rakyat terbebani dengan banyak kartu, dan pasti ada birokrasi, ada biaya, ada beban negara menghabiskan triliunan, untuk KTP elektronik, kan ada chip, ada digital ekonomi yang di belakang KTP kita," kata Sandiaga saat ditemui setelah Debat Ketiga Pilpres di Hotel Sultan, Minggu (17/3/2019) malam.
Ia menginginkan bahwa e-KTP yang dimiliki masyarakat akan bisa digunakan untuk ragam fasilitas publik dari pemerintah.
"Kita akan gunakan e-KTP tersebut sebagai konsolidator program pemerintah, jadi belum cukup membawa kartu tersebut ke fasilitas pemerintah untuk mendapat layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan," katanya.
"Single identifikasi number itu bisa menjadi terobosan inovasi dengan pendekatan digital sangat mudah dilakukan. Ke depan adalah tentang big data dan kita memiliki kemampuan itu, kita punya programmer yang canggih. Yang memiliki kemampuan khusus. Jadi itu harapan kita sukses," lanjutnya.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menghadapi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam Debat Ketiga Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam.
Debat Cawapres 2019 ini mengusung tema "Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, serta Sosial dan Kebudayaan" yang akan dipandu oleh Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas sebagai moderator.
Debat ketiga ini ditayangkan oleh Transmedia, mulai pukul 20.00 WIB melalui beberapa saluran siaran, seperti Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, Trans Vision, dan detikcom.
Pada Debat Cawapres 2019 ini, KPU telah menunjuk sembilan panelis untuk merancang pertanyaan, yakni Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng (Rektor Universitas Syiah Kuala), Prof. KH Yudian Wahyudi, M.A,. Ph.D (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Prof. Dr. Chairil Effendi (Guru Besar Sastra Universitas Tanjungpura Pontianak), serta Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A (Rektor Universitas Hasanuddin Makassar).
Berikutnya, ada Prof. Subhilhar, M.A. Ph.D (Guru Besar Universitas Sumatera Utara), Radhar Panca Dahana (Budayawan), Anis Hidayah (Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care), Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr. Sp.BP-RE(K) (Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia), dan Prof. H. Yos Johan Utama (Rektor Universitas Diponegoro).
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri