tirto.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menuturkan visi dan misi di bidang kesehatan dengan upaya preventif yakni program 22 menit berolahraga tiap hari bila terpilih pada Pilpres 2019.
Sandiaga menitikberatkan pada upaya preventif yang dapat mengurangi biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah saat ini melalui program BPJS Kesehatan, JKN dan KIS yang sedang defisit.
"Kami akan memulai program promotif preventif 22 menit per hari berolahraga. Kita ingin masyarakat badannya sehat dan jiwanya juga sehat," tutur Sandiaga pada segmen satu Debat Ketiga Pilpres, Minggu (17/3/2019).
Menurutnya, program itu bisa mengurangi biaya kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah saat ini lewat program JKN dan KIS yang saat ini mengalami defisit.
"Kita pastikan defisit ditutup dengan penghitungan melibatkan putra-putri terbaik bangsa, tenaga kesehatan harus dibayar tepat waktu, obat harus dibayar tepat waktu, tidak boleh ada antrean panjang," ujar Sandiaga.
Selain itu, di bidang pendidikan, Sandiaga juga akan menghapuskan sistem Ujian Nasional (UN) diganti dengan penelusuran minat dan bakat serta mengaktifkan konsep sekolah link & match.
"Kami juga memiliki konsep sekolah link & match, dimana kita hadirkan penyedia lapangan kerja dan pencipta lapangan kerja tersambung dengan sistem pendidikan," jelasnya.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menghadapi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam Debat Ketiga Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam.
Debat Cawapres 2019 ini mengusung tema "Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, serta Sosial dan Kebudayaan" yang akan dipandu oleh Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas sebagai moderator.
Debat ketiga ini ditayangkan oleh Transmedia, mulai pukul 20.00 WIB melalui beberapa saluran siaran, seperti Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, Trans Vision, dan detikcom.
Pada Debat Cawapres 2019 ini, KPU telah menunjuk sembilan panelis untuk merancang pertanyaan, yakni Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng (Rektor Universitas Syiah Kuala), Prof. KH Yudian Wahyudi, M.A,. Ph.D (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Prof. Dr. Chairil Effendi (Guru Besar Sastra Universitas Tanjungpura Pontianak), serta Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A (Rektor Universitas Hasanuddin Makassar).
Berikutnya, ada Prof. Subhilhar, M.A. Ph.D (Guru Besar Universitas Sumatera Utara), Radhar Panca Dahana (Budayawan), Anis Hidayah (Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care), Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr. Sp.BP-RE(K) (Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia), dan Prof. H. Yos Johan Utama (Rektor Universitas Diponegoro).
Editor: Agung DH