Menuju konten utama

Samsung Galaxy Note8 dan Dilema Smartphone di Atas Rp10 Juta

Ponsel pintar atau smartphone premium terbaru yang masuk Indonesia seperti Samsung Galaxy Note8 dibanderol di atas Rp10 juta.

Samsung Galaxy Note8 dan Dilema Smartphone di Atas Rp10 Juta
Model memasukkan gawai Samsung Galaxy Note 8 ke dalam air disela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (25/9/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - “iPhone adalah produk revolusioner dan magis yang secara harfiah berada lima tahun di depan ponsel lainnya [...] Kita semua terlahir dengan alat penunjuk utama - jari kita - dan iPhone menggunakan itu untuk menciptakan antarmuka yang paling revolusioner semenjak mouse (diciptakan).”

Sesumbar Steve Jobs soal iPhone pertama yang lahir pada 2007 memang bisa dimaklumi. iPhone merevolusi dunia ponsel. Perangkat gabungan antara iPod dan ponsel itu sukses memberikan iklim berbeda dalam dunia ponsel, terutama soal aplikasi.

Dunia aplikasi bergelora sejak kelahiran iPhone. Nama-nama aplikasi populer seperti Instagram, WhatsApp, SnapChat, dan beragam aplikasi ponsel pintar lainnya, kelahirannya tak bisa dilepaskan dari iPhone. iPhone benar-benar terbukti menjadi seperti ucapan Jobs: produk revolusioner dan magis.

Predikat sebagai produk revolusioner dan magis memberi dampak yang cukup signifikan pada iPhone, terutama soal banderol harga. Generasi pertama iPhone yang masih mengusung teknologi 2G sudah dibanderol oleh Apple seharga $499 dan $599 masing-masing dengan memori 4GB dan 8GB.

Harga iPhone generasi pertama saat itu memang cukup mahal bila dibandingkan dengan produk lain. Ponsel pintar komersial berbasis Android pertama, HTC Dream, yang hanya berjeda lebih dari setahun selepas kelahiran iPhone, hanya dijual seharga $179 saat itu.

Sebagai ponsel premium, iPhone memang memiliki fitur segudang yang tidak dimiliki kelas ponsel di bawahnya. Klaim iPhone sebagai produk revolusioner yang tidak ditemukan sebelumnya, membawa konsekuensi ongkos pengembangan, penelitian, paten, hingga sebuah nilai sebuah brand jadi pertimbangan terhadap harga. Meskipun pada kenyataannya biaya produksi dan material smartphone jauh di bawah harganya saat dijual ke konsumen.

Baca juga: Murahnya Biaya Produksi iPhone

Di kelas premium, seri S ponsel pintar Galaxy buatan Samsung jadi kompetitor yang tak mudah bagi Apple. Generasi pertama Galaxy S lahir pada Maret 2010. Samsung bekerjasama dengan T-Mobile, salah satu operator di Amerika Serikat, Galaxy S dijual dalam rentang harga $200-$250 dengan kontrak berdurasi tertentu. Di Inggris, bila pengguna ingin beli-putus alias tanpa kontrak, pengguna harus merogoh kocek hingga 510 poundsterling. Suatu banderol harga yang mirip-mirip dengan harga iPhone generasi pertama.

Mengutip Bloomberg harga ponsel premium Apple dan Samsung, memang terus menanjak tiap tahunnya. Generasi pertama iPhone maupun Galaxy S berada di rentang yang sama, sekitar $500 per unit jika dibeli tanpa sistem kontrak apapun. Namun, pada generasi selanjutnya, harga unit ponsel premium tersebut naik hampir $100 per unit. iPhone 3G yang dirilis Apple pada 2008 dijual dalam rentang harga $600-an. Ihwal yang sama juga terjadi pada Galaxy SII yang dijual dalam rentang tak jauh berbeda.

Puncak peningkatan harga yang signifikan bagi ponsel bergelar premium terjadi pada tahun ini antara lain LG G6, Samsung Galaxy S8 dan Note8, Essential Phone, dan Apple iPhone X. Di Indonesia harga ponsel premium dijual di atas Rp10 juta per unit.

infografik harga smartphone melejit

Ponsel premium pertama yang meluncur tahun ini dan dihargai cukup tinggi adalah LG G6. Ponsel premium dari pabrikan asal Korea Selatan yang dirilis pada Maret lalu ini dijual mulai harga $699,99. Harga tersebut akan meningkat tergantung varian memori internal. LG menetapkan 3 varian memori internal, 32GB, 64GB, dan 128GB. Di Indonesia, LG G6 dijual mulai harga Rp10 jutaan.

Selebihnya ada seri S dari Galaxy terbaru, Samsung Galaxy S8. Ponsel premium yang diperkenalkan pada April lalu, dijual mulai $724,99. Mirip seperti G6, harga akan meningkat tergantung varian yang dipilih pembeli. Di Indonesia harga S8 dijual dengan harga awal Rp10.499.000. Selain S8, terdapat Essential Phone yang mencuri perhatian. Ponsel bikinan Andy Rubin yang dirilis pada Agustus lalu dijual seharga $699. Ponsel tersebut belum secara resmi dijual di Indonesia. Harga ponsel ini diperkirakan berada di rentang yang sama dengan harga yang ditawarkan G6.

Baca juga: Essential Phone dan Pembuktian Andy Rubin

Produk terkini di segmen ponsel premium ialah Samsung Galaxy Note8 dan iPhone X dari Apple. Note8 dipatok mulai harga $929,99. Harga akan meningkat tergantung varian yang dipilih pengguna. Di Indonesia, Note8 dijual mulai harga Rp12.999.000.

iPhone X, versi pembaruan paling radikal dari segala lini iPhone, dijual mulai harga $999. Lagi-lagi, harga akan makin tinggi jika varian yang dipilih memiliki spesifikasi lebih tinggi. Di Indonesia iPhone X belum resmi dirilis, tapi harga iPhone X ditaksir tak akan berbeda jauh dengan apa yang ditawarkan Note8.

Harga sebuah ponsel hingga mencapai angka Rp10 juta bukan tanpa alasan. iPhone X misalnya. Merujuk pemberitaan Wired, kenaikan pada lini iPhone karena semakin tingginya biaya produksi. Ini terjadi karena berbagai bagian komponen pembentuk iPhone semakin mahal. Syl Chao, CEO Turing Robotics mengatakan bahwa layar OLED nihil bazel atau tepi layar pada iPhone X nilainya 60 persen sudah lebih tinggi dibandingkan harga layar pada iPhone 7.

Alasan lain mengapa harga ponsel anyar semakin tinggi sudah pasti soal keuntungan. Membuat ponsel murah hanya memberi keuntungan sedikit pada produsen. Nilai sebaliknya terjadi apabila produsen membuat ponsel premium. iPhone 7 yang dijual mulai harga $650 mengandung harga komponen sebesar $248. Dengan hitung-hitungan sederhana, Apple memperoleh margin kotor $402 atau sekitar 62 persen dari setiap unit iPhone 7 yang dijual. Bandingkan misalnya dengan Mi4i bikinan Xiaomi. Xiaomi hanya dapat mengantongi 20-25 persen uang dari harga jual ponsel tersebut.

Artinya, semakin naiknya harga ponsel segmen atas bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi apalagi dengan potensi keuntungan yang lebih besar dengan produsen memainkan pelbagai fitur terbaru. Menurut analis IDC, lima tahun lalu orang-orang hanya membeli ponsel dalam rentang harga $200 hingga $600. Hari ini orang-orang sudah dihadapkan pada ponsel berharga $1.000 atau lebih dengan tawaran teknologi dan fitur yang menggiurkan. Namun, pertanyaan adalah apakah harga yang ditebus konsumen sebanding dengan produk yang mereka terima?

Baca juga: iPhone X, Saat Apple mengekor Kompetitor

Baca juga artikel terkait SAMSUNG atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra