Menuju konten utama

Murahnya Biaya Produksi iPhone

Biaya produksi iPhone tercatat hanya sekitar Rp2,5 juta dengan harga material bahan baku tak sampai Rp20.000.

Murahnya Biaya Produksi iPhone
Perangkat dalam iPhone. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pada 9 Januari 2007, Steve Jobs berdiri di panggung Moscone Center, San Fransisco. “Hari ini, kami akan meluncurkan tiga produk revolusiner,” kata Jobs. Para tamu yang hadir bersorak.

“Pertama, sebuah iPod berlayar lebar yang dioperasikan dengan sentuhan, kedua sebuah ponsel revolusioner, ketiga, terobosan baru dalam komunikasi internet,” sambung Jobs. Kalimat itu diulanginya dua kali dan sorakan terdengar lebih riuh.

“Ini bukan tiga perangkat yang berbeda, ini hanya satu perangkat, dan kami menyebutnya iPhone.” Para tamu kembali bersorak.

Saat itu, beberapa produsen ponsel sudah mengeluarkan ponsel pintar atau smartphone. Nokia sudah mengeluarkan Nokia E62, Blackberry juga sudah meramaikan pasar ponsel, Motorolla pun sudah mengeluarkan MotoQ. Ketiga ponsel pintar itu hadir dengan papan tombol atau keyboard QWERTY.

Jobs tak suka dan terganggu dengan tombol QWERTY yang menghabiskan separuh ponsel. Keyboard itu juga tetap muncul meskipun pengguna sedang tak butuh mengetikkan sesuatu. Ia merasa terganggu.

Oleh sebab itu, iPhone pertama itu hadir dengan layar sebesar 3,5 inchi dengan teknologi multi touch. Ia dioperasikan dengan cara disentuh. Ketika pengguna ingin mengetik sesuatu, akan muncul keyboard virtual yang juga bisa disentuh.

Baca juga: 10 Tahun iPhone yang Mengubah Wajah Dunia

Pada tahun 2007 itu, Apple Inc. berhasil menjual 1,39 juta iPhone. Ia dibanderol $500 atau sekitar Rp4,5 juta dengan nilai tukar saat itu. Setahun kemudian, Apple meluncurkan iPhone 3G. Setiap tahun, ada saja keluaran iPhone terbaru. Seri terbaru iPhone adalah iPhone 7 dan iPhone 7 plus.

Harga iPhone selalu dibanderol lebih mahal dari ponsel-ponsel android dengan spesifikasi serupa. Padahal jika dirunut lebih jauh, biaya produksi iPhone sangat rendah.

Meski Apple adalah perusahaan asal Amerika, produk-produk keluarannya diproduksi di Cina, oleh perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia, Foxconn. Untuk membuat satu unit iPhone, dibutuhkan berbagai material, dari aluminium hingga silikon.

Baca juga: Cina Menguasai Dunia Lewat Smartphone

Statista memerinci berbagai material tersebut berdasarkan apa yang terkandung dalam iPhone 6 model 16GB. Perincian itu juga bisa dilihat di 911metallurgist Karbon adalah material yang paling banyak digunakan, sekitar 19,9 gram. Besi dan Oksigen menjadi dua material setelah karbon yang penggunaannya cukup banyak dibandingkan material lainnya, yakni sekitar 18,7 gram.

Selanjutnya, iPhone 6 juga membutuhkan 13,1 gram aluminium, 8,1 gram silikon, 7,8 gram tembaga, 6,6 gram kobalt, 5,5 gram hidrogen, 4,9 gram krom, dan 2,7 gram nikel. Sisanya, ada sekitar 4,9 gram material lain seperti magnesium, lithium, klorin, potassium, dan lainnya dalam jumlah sangat kecil, tak sampai 1 gram. Beda jenis dan model, akan berbeda pula jumlah material yang dibutuhkan.

Jika ditotal, harga seluruh material untuk membuat satu buah iPhone 6 hanyalah $1,03, tak sampai Rp15 ribu jika dirupiahkan dengan kurs saat ini. Sementara harga jual iPhone 6 mencapai Rp5,5 juta.

Infografik 129 gram

Biaya material tentu berbeda dengan biaya produksi. Ia belum termasuk ongkos pekerja, biaya perakitan, biaya distribusi, hingga perangkat lunak. Menurut IHS Markit, biaya produksi iPhone 6 sekitar $200 atau sekitar Rp2,6 juta. Iphone 6 memiliki layar sentuh 4,7 inchi. Semakin besar layarnya, maka biaya material dan produksi akan lebih mahal.

Model lainnya, iPhone SE yang memiliki layar lebih kecil, hanya 4 inchi, memiliki biaya produksi lebih murah, sekitar $160. Layar, adalah komponen paling mahal dalam setiap produk iPhone. Untuk tipe iPhone 6 saja, biaya produksi layarnya sekitar $41,5.

Komponen lain yang juga cukup mahal adalah prosesor. Pada iPhone 6 dan 6S, biaya produksinya sekitar $37. Sementara pada model pendahulunya, iPhone 5S, harga prosesornya hanya terpaut sedikit yakni, $36,4.

Pada model terbarunya, iPhone 7, Apple mengeluarkan ongkos produksi lebih besar, yaitu $224,8. Ukuran layarnya sama saja dengan iPhone 6, tetapi ia memiliki kamera lebih bagus. Model terbaru ini juga tahan air dan debu, kelebihan yang tidak dimiliki model-model pendahulu. Apple menjual iPhone 7 dengan kapasitas 32 GB seharga $649 atau sekitar Rp8,3 juta. Tetapi itu harga di Amerika. DI Indonesia, ia dibanderol di atas Rp9 juta.

Sama seperti mode terdahulu, komponen termahal dari iPhone 7 adalah layarnya, sekitar $43. Komponen mahal berikutnya adalah prosesor, dengan total $33,9. Sedangkan harga dua kamera pada iPhone hanya $19,9.

Membeli iPhone berarti membayar lebih dari dua kali lipat dari biaya produksi dan 300 kali lipat dari harga materialnya. Tetapi iPhone tetap diminati. Penjualannya terus tumbuh dari tahun ke tahun, kecuali tahun lalu. Tahun lalu, Apple menjual 211,8 juta unit iPhone. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 231,22 juta unit. Meski begitu, terlalu dini untuk mengatakan peminat iPhone berkurang sebab tahun lalu adalah pertama kalinya penjualan iPhone turun sepanjang 10 tahun sejak ia diciptakan.

Baca juga artikel terkait IPHONE atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti