tirto.id - Hakim Konstitusi baru, yang resmi dilantik hari ini, Saldi Isra menyatakan bertekad membangkitkan lagi kepercayaan publik ke Mahkamah Konstitusi (MK) seperti sebelum mencuat kasus korupsi di tubuh lembaga tinggi negara tersebut.
"Yang paling penting sekarang adalah membangkitkan kepercayaan (publik) ke posisi yang dulu pernah dicapai MK. Ini harus jadi kebutuhan dan keinginan kolektif di MK. Itu yang paling penting menurut saya," kata Saldi usai mengucap sumpah di Istana Negara Jakarta, pada Selasa (11/4/2017) seperti dikutip Antara.
Saldi mengimbuhkan dirinya berharap visi ini menjadi keinginan kolektif di MK. Menurut dia, figur hakim konstitusi hanya salah satu komponen di MK. Karena itu, untuk membangun kredibilitas MK perlu keterlibatan semua pihak di lembaga ini, yakni semua hakim konstitusi, Sekretariat Jenderal hingga kepaniteraan.
Pandangan Saldi ini berkaitan dengan melemahnya kepercayaan publik ke MK setelah dua hakim konstitusi tertangkap Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keduanya ialah mantan Akil Mochtar dan Patrialis Akbar. Posisi Saldi sendiri merupakan pengganti bagi Patrialis yang kini terjerat kasus suap di KPK.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Padang tersebut berpendapat kepercayaan publik terhadap MK harus segera pulih mendekati tahun 2019. Dia memperkirakan tahun itu menjadi periode krusial bagi MK sebab akan berlangsung pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara serentak.
"Saya menganggap 2019 akan menjadi periode yang krusial, dan menuju 2019 semua hakim, semua komponen baik di Setjen ataupun di kepaniteraan harus memiliki komitmen yang sama. Pada 2019 tingkat kepercayaan publik harus pulih seperti sedia kala kepada MK," ujar Saldi.
Salah satu gagasan Saldi ialah mengenai implementasi konsep “Justice Office” di MK. Ide Saldi ini mendorong kinerja para hakim konstitusi disokong oleh banyak orang dengan pengetahuan hukum memadai sebagai staf pembantu.
"Di MK banyak anak muda yang memiliki pengetahuan mumpuni bicara diskursus hukum tata negara. Mereka lulusan terbaik perguruan tinggi di Indonesia. Mereka direkrut ketika MK sedang berada di top performance. Jadi, saya kira sumber daya tidak ada masalah di MK," kata Saldi.
Saldi juga optimistis bisa segera beradaptasi karena selama ini telah mengenal baik semua figur hakim konstitusi meskipun dari segi usia dirinya yang paling muda. Apalagi, dia sudah kerap berinteraksi dengan para hakim MK tersebut.
Dia juga menegaskan siap bersikap independen sebagai hakim MK. Selama ini, Saldi mengaku belum pernah menjabat posisi sebagai penasihat hukum pemerintahan Presiden Jokowi maupun sebelumnya.
“Banyak orang mengatakan saya dekat dengan Presiden Jokowi, tapi saya tetap bisa mempertahankan independensi," kata Saldi.
Saldi menambahkan telah melepaskan jabatannya di lembaga-lembaga lain, termasuk posisi dia sebagai komisaris BUMN, PT Semen Padang. Dia juga telah mengajukan cuti dari posisinya sebagai ASN dosen di Universitas Adalas. Jabatan dia sebagai direktur Pusat Studi Konstitusi di Fakultas Hukum Universitas Andalas juga sudah dilepas.
Dia berjanji akan bekerja secara total di MK. Setelah dilantik, Saldi mengaku akan segera mengikuti sidang pertama pada Pukul 13.30 WIB Selasa siang.
"Saya juga siap dikritik, ini merupakan konsekuensi sebagai bagian dari internal di sini (MK)," ujar dia.
Sementara itu, Ketua MK Arief Hidayat menilai Saldi merupakan darah muda yang diharapkan dapat mengembalikan kinerja lembaganya ke kualitas terbaik.
"Dengan dorongan darah segar yang masih muda ini, kami harapkan MK bisa segera kembali pulih, karena peristiwa-peristiwa kemarin yang menurunkan kinerja dan marwah MK," kata Arief.
Selain dikenal sebagai ahli tata negara, Saldi selama ini dianggap pendukung gerakan antikorupsi. Dia pernah menerima Bung Hatta Anti-Corruption Award (2004) dan Megawati Soekarnoputri Award sebagai Pahlawan Muda Bidang Pemberatansan Korupsi (2012).
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom