tirto.id - Pada 24 Februari 2022, Rusia memulai invasi militer ke Ukraina, dalam eskalasi besar konflik Rusia-Ukraina yang telah dimulai sejak 2014. Ini adalah konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Dalam kondisi terkini yang diberitakan CNN, Zelensky mengatakan ratusan anak di wilayah Ukraina yang berbahasa Rusia telah tewas dalam serangan Rusia.
Mengacu pada kuburan massal yang ditemukan di Bucha, Zelensky mengatakan upaya Rusia untuk mendiskreditkan informasi dari Ukraina tidak akan berhasil dan bahwa "ratusan mayat berbicara sebaliknya."
Di tengah situasi perang, beragam informasi tak jelas kebenarannya bisa dengan mudah tersebar. Salah satunya, sebuah video dengan klaim tentara Ukraina membunuh warga muslim Chechnya saat menyerang negara tersebut. Video tersebut dibagikan oleh akun Facebook Abdi Mahdi pada awal Maret lalu (tautan). Ia mengklaim, Ukraina memerangi bangsa Chechnya pada 1999 dan membunuh kaum Muslim.
Perlu diketahui, Chechnya adalah salah satu republik dalam Federasi Rusia yang terletak di sebelah utara Pegunungan Kaukasus. Republik yang terletak di barat daya wilayah Rusia ini sangat dekat dengan Laut Kaspia.
Selain dibagikan oleh akun Abdi Mahdi, unggahan serupa dapat ditemukan di sini, sini, sini, dan sini. Lantas, benarkah unggahan informasi ini?
Penelusuran Fakta
Tirto menelusuri asal usul video ini melalui alat telusur video InVid. Untuk mengecek keaslian video, penelusuran dilakukan dengan mengecek keseluruhan key frame video dan mencocokkannya dengan foto/video yang telah ada di internet.
Hasil penelusuran membawa kami ke situs berbagi video YouTube. Sebuah akun bernama Uzaydan Gelen Ses membagikan film drama Perancis tahun 2014 berjudul The Search. Film ini ditulis dan disutradarai oleh pemenang Academy Award, Michel Hazanavicius.
Sebagai tambahan informasi, akun Uzaydan Gelen Ses yang memiliki 6,36 ribu pengikut ini kerap membagikan film-film berbahasa Turki. Pada deskripsi video, akun Uzaydan menulis:
“Sutradara Michel Hazanavicius dan (istrinya) aktris Berenice Bejo kali ini berkolaborasi dalam sebuah drama perang. Bersaing untuk penghargaan Palme d'Or dalam Cannes Film Festival, cerita film ini mengambil latar Perang Chechnya Kedua pada 1999. Film ini bercerita mengenai empat orang yang hidupnya berkaitan satu sama lain. Menyaksikan pembunuhan di desanya, seorang pemuda kabur dan ikut mengungsi. Setelah berapa lama, pemuda itu bertemu Carole, kepala delegasi Uni Eropa di daerah itu, yang membantu si pemuda menemukan ibunya. Sutradara Hazanavicius juga memikirkan penderitaan orangtuanya yang juga jadi pengungsi ketika Perang Dunia Kedua, saat menuliskan naskah film ini”.
Berdasarkan deskripsi Youtube, situs film IMDB juga mengonfirmasi bahwa film The Search (2014) memiliki latar di Chechnya pada 1999.
Film The Search sendiri dapat disaksikan secara utuh di YouTube dan dialihsuarakan ke dalam Bahasa Turki. Sementara itu, potongan video yang dibagikan di media sosial dimulai dari menit ke 5:00. Dengan demikian, tidak benar bahwa footage video yang banyak dibagikan di media sosial merupakan bagian dari serangan Ukraina ke Chechnya.
Kemudian, menurut sejarah Chechnya yang dirangkum oleh BBC, setelah berjuang untuk kemerdekaannya dari Rusia dalam Perang Chechnya Pertama (1994–1996), kendali Chechnya direbut kembali oleh Rusia dalam Perang Chechnya Kedua (1999–2000). Dalam perang itu, pasukan Rusia berhasil merebut Grozny, ibu kota Chechnya.
Berbagai sumber juga mengonfirmasi bahwa Ukraina tidak pernah memerangi Chechen.
Sementara itu, dalam invasi Rusia terhadap Ukraina saat ini, Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya, yang juga jadi diktator kesayangan Putin, mengirimkan pasukan ke Ukraina sejak 26 Februari lalu, seperti diberitakan Reuters.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa potongan video yang ramai dibagikan di media sosial bukanlah video serangan Ukraina ke Chechnya. Video itu merupakan potongan film The Search (2014) yang berlatar Perang Kedua Chechnya terhadap Rusia. Informasi yang dibagikan di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Nuran Wibisono