tirto.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman menjadi salah satu yang mendapatkan sorotan. Pasalnya, beragam informasi dan narasi soal calon kepala daerah yang akan bertarung di kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini ramai beredar di platform media sosial.
Sebelumnya, Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta klaim palsu adanya jajak pendapat soal simpati masyarakat Sleman pasca debat yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah setempat.
Tak hanya itu, kami juga telah melakukan pemeriksaan fakta klaim palsu yang menyebut calon bupati Kabupaten Sleman nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo, yang dinilai akan memasifkan penjualan minuman keras (miras) di Kabupaten Sleman.
Baru-baru ini, kami kembali menemukan unggahan dalam bentuk poster yang berisi analisis debat ketiga Pilkada Sleman 2024. Poster itu juga mencantumkan logo KPU Kabupaten Sleman dan lembaga survei Vox Populi.
Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama “Karyati Kamal” pada Rabu (13/11/2024). Disebutkan, ada 10 kategori yang dinilai oleh panelis independen terhadap pasangan calon (paslon) kepala daerah dalam debat ketiga Pilkada Sleman. Mulai dari kesesuaian tema, penguasaan materi, sistematika alur berpikir, kemampuan menjawab hingga serangan ke lawan debat.
Poster tersebut menunjukkan kesimpulan bahwa paslon nomor urut 1 lebih unggul pada seluruh aspek debat, seperti penguasaan materi, kejelasan gagasan, serta kepercayaan diri yang lebih stabil. Sementara itu, paslon nomor urut 2 dianggap lebih agresif dan sering menyerang lawan debat, meski sebagian besar pertanyaan tidak sesuai tema.
Sebagai informasi, Pilkada Kabupaten Sleman 2024 diikuti oleh dua calon, yaitu paslon nomor urut satu Kustini Sri Purnomo dan Sukamto, dan paslon nomor urut dua, Harda Kiswaya dan Danang Maharsa.
Sepanjang Rabu (13/11/2024) hingga Jumat (22/11/2024) atau selama 9 hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut belum mendapatkan tanda suka dan komentar dari warganet.
Lantas, bagaimana kebenaran poster yang mencatut nama KPU Kabupaten Sleman tersebut?
Penelusuran Fakta
Kembali ke klaim dalam unggahan poster tersebut. Pertama-tama, Tirto melakukan penelusuran dengan mengunjungi akun media sosial resmi KPU Kabupaten Sleman, instansi penyelenggara Pemilu yang namanya dicatut dalam klam tersebut.
Hasilnya, kami menemukan keterangan resmi dari KPU Kabupaten Sleman melalui cuitan dalam akun X resminya (@KPUSleman) yang membantah klaim tentang poster yang Tersebar di Media Sosial dengan Judul "Analisis Panelis Independen Debat Ketiga Pilkada Sleman Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman".
Dalam keterangan press release yang dilampirkan pada unggahan tersebut, KPU Kabupaten Sleman menegaskan tidak pernah melakukan penilaian, mengeluarkan hasil analisis, maupun melakukan survei terkait debat dan hasil debat dengan lembaga atau pihak manapun.
Lebih lanjut, pencatutan logo KPU Kabupaten Sleman pada unggahan tersebut dilakukan oleh orang atau pihak yang tidak bertanggung jawab. Lebih lanjut, lembaga penyelenggara Pemilu tersebut berpesan kepada semua pihak agar bijak dalam membuat dan menyebarkan informasi.
Terpisah, mengutip pemberitaan TribunJogja.com, Ketua KPU Kabupaten Sleman, Ahmad Baehaqi juga telah memastikan, bahwa lembaganya tidak pernah mengeluarkan poster tersebut.
"Tidak benar. KPU Kabupaten Sleman tidak melakukan analisis atau tidak melakukan penilaian apapun, dan juga tidak bekerja sama dengan lembaga manapun dalam hal itu karena memang tidak melakukan apa-apa, kecuali fasilitasi debat," ujarnya pada hari Rabu (13/11/2024).
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, unggahan yang menampilkan poster hasil survei analisis panelis independen debat ketiga Pilkada Sleman oleh KPU Kabupaten Sleman bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
KPU Kabupaten Sleman menegaskan tidak pernah melakukan penilaian, mengeluarkan hasil analisis, maupun melakukan survei terkait debat dan hasil debat dengan lembaga atau pihak manapun.
==
Zahran Kamal Muharam berkontribusi terhadap penulisan periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Alfitra Akbar & Farida Susanty