tirto.id - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu mengaku akan membuat akun media sosial (medsos) cadangan untuk mengantisipasi peretasan.
Said mengaku akun twitter, facebook dan WhatsApp (WA) miliknya sempat diambil alih orang lain. Menurutnya, akun twitternya diretas dan dikendalikan orang lain sejak Sabtu malam kemarin.
“Karena ternyata ada yang berniat jahat di negeri ini,” kata dia di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2019).
Said mengklaim semula tidak menyangka akun media sosialnya akan diretas dan diambil alih orang tak dikenal.
“Saya tidak pernah berpikir seperti itu karena saya menganggap orang-orang biasa saja, tidak semua berniat jahat,” ujar dia.
Meskipun akan membuat akun baru, dia menegaskan tetap menggunakan informasi asli terkait dirinya. Selama ini, dia mengaku tidak pernah menggunakan akun palsu atau anonim.
“Saya bertanggung jawab kalau identitas saya lengkap (di akun media sosial), saya tidak akan bikin akun palsu,” ujar Said Didu.
Said menyatakan semua unggahannya di media sosial bisa dipertanggungjawabkan. “Karena saya berbicara berdasarkan data,” kata dia.
Akun twitter Said Didu diduga diretas dan dikendalikan orang tak dikenal sejak Sabtu kemarin (13/4/2019). Said mengaku mulai tidak bisa mengakses akun twitternya saat menyaksikan debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu malam.
Setelah keluar dari lokasi debat, dia mengetahui akun twitternya dikendalikan orang lain karena mengunggah sejumlah twit yang menyudutkan Ustaz Abdul Somad (UAS). Sampai sekarang, dia mengklaim belum bisa mengakses akun twitter miliknya.
Menurut Said, akun Facebook miliknya juga sempat diretas meski saat ini sudah pulih kembali. Dua pekan lalu, dia mengaku akun WhatsApp miliknya pun sempat diretas.
Said menduga peretasan akun twitter miliknya terjadi karena ia kerap membongkar kebohongan usai debat pilpres.
“Saya menduga karena akun saya itu spesialis membongkar kebohongan publik usai debat. Setiap debat capres, saya akan ungkap kebohongan dalam debat tersebut,” ujarnya.
Dia curiga peretasan dilakukan agar dirinya tidak bisa mengunggah kritik. “Saya bukan anggota parpol, tapi saya menggunakan akal sehat untuk membuka kebohongan publik via media sosial, sehingga akun saya harus dihentikan,” kata Said.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom