tirto.id - Tentara Rusia dan Belarus memperpanjang latihan militer di perbatasan di tengah ketegangan dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengaku khawatir latihan itu berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Al Jazeeramelaporkan, Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan, keputusan itu diambil karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarus serta situasi di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Kepada CNN, Antony Blinken mengatakan, semua tanda menunjukkan kalau Rusia akan menyerang meskipun mereka berulang kali membantah rencana tersebut.
“Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius, bahwa kami berada di ambang invasi,” kata Blinken sembari menambahkan bahwa Barat sama-sama siap jika Moskow menyerang.
“Sampai tank benar-benar meluncur, dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden Putin untuk melanjutkan ini.”
Sementara itu, Sky News melaporkan, ketika ketegangan meningkat, aktivitas diplomatik untuk mencegah perang di Eropa terus berlanjut. Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan panggilan telepon selama dua jam.
Kedua pemimpin negara sepakat tentang solusi diplomatik untuk krisis yang terjadi di Ukraina timur itu. Usai panggilan telepon itu, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan komitmen Putin adalah tanda sambutan dan kemungkinan besar dia bersedia untuk terlibat.
Sebelumnya, kedutaan AS di Rusia telah mendesak orang Amerika untuk membuat rencana evakuasi, tetapi mendapat teguran dari kementerian luar negeri Rusia.
"Ada ancaman serangan terhadap pusat perbelanjaan, stasiun kereta api dan metro, dan tempat berkumpul umum lainnya di daerah perkotaan besar, termasuk Moskow dan St. Petersburg serta di daerah yang meningkatkan ketegangan di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina," kata kedutaan.
Sebelumnya, Rusia dan Belarus menggelar latihan militer bersama di perbatasan. Menurut laporan BBC, Belarus adalah sekutu Rusia dan memiliki perbatasan yang cukup panjang dengan Ukraina.
Meskipun Rusia mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasan, mereka tetap membantah akan menyerang Ukraina. Terkait dengan latihan bersama kedua negara itu, Prancis menyebutnya sebagai pengerahan terbesar Rusia ke Belarus sejak Perang Dingin dan "gerakan kekerasan".
Sedangkan Ukraina mengaku mereka mendapat "tekanan psikologis" atas latihan bersama itu. AS dan negara-negara Barat sudah memperingatkan kalau serangan bisa datang kapan saja.
Selain itu, muncul pula kekhawatiran, latihan tersebut menempatkan pasukan Rusia di dekat Kyiv, ibu kota Ukraina, sehingga lebih mudah untuk menyerang kota. Menurut perkiraan AS, sekitar 30 ribu tentara Rusia akan ikut dalam latihan dengan Belarus, meskipun Rusia belum mengungkapkan berapa jumlah tentara yang bergabung.
Kementerian Pertahanan Rusia sudah memberikan klarifikasi sembari mengatakan tujuan latihan itu adalah untuk melatih "menolak agresi eksternal dengan operasi defensif".
Editor: Iswara N Raditya