tirto.id - Pemerintah Rusia berminat menanam investasi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin menyatakan pemerintah Rusia menilai pengembangan PLTN merupakan solusi mempercepat pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia yang kini baru mencapai tingkat elektrifikasi 89,5 persen.
"Kami berpendapat bahwa kebutuhan listrik di Indonesia tidak akan dapat terpenuhi hanya dengan cara konvensional. Karena itu kami menawarkan pembangkit listrik tenaga nuklir," kata Galuzin, kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, pada Rabu (23/8/2017) seperti dikutip Antara.
Meskipun demikian, menurut Galuzin, pemerintah Rusia menyadari wacana pengembangan PLTN di Indonesia pasti menghadapi tantangan politik yang berat.
"Tawaran ini akan bergantung sepenuhnya pada keputusan politik pemerintah Indonesia," kata Galuzin.
Galuzin mengklaim Rusia sudah punya pengalaman luas dalam membangun PLTN di banyak negara. Tahun lalu misalnya, perusahaan milik negara Rusia memulai pembangunan PLTN senilai 10 milyar dolar AS di Iran. Rusia juga pernah bekerjasama dengan Nigeria, Yordania, dan India di urusan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pada Mei 2017 lalu, perusahaan milik Rusia, Rosatom State Atomic Energy, sempat menawarkan proposal investasi PLTN kepada Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan.
Pihak Rusia juga mengusulkan beberapa calon lokasi aman untuk PLTN berkapasitas 1.000 Mega Watt. Calon lokasi itu misalnya Pulau Bangka dan Kalimantan Timur. Tapi, pemerintah Indonesia menolak penawaran tersebut.
Sejak lama, rencana pembangunan PLTN di Indonesia selalu menuai penolakan keras. Karakter wilayah Indonesia yang rentang dengan bencana gempa, tsunami dan letusan gunung api dianggap membawa risiko berbahaya apabila menjadi tempat pembangunan PLTN.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom