Menuju konten utama

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,41% di Level Rp16.891 per Dolar AS

Airlangga menyebut, pemerintah AS menaruh atensi atas pelemahan mata uang rupiah karena fluktuasi rupiah menjadi penghambat perdagangan AS dengan Indonesia.

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,41% di Level Rp16.891 per Dolar AS
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

tirto.id - Rupiah spot ditutup di level Rp16.891 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (8/4/2025), turun 0,41 persen dari perdagangan hari sebelumnya yang ada di posisi Rp16.822 per dolar AS. Meski begitu, dibandingkan mata uang dari negara-negara lain di Asia, posisi rupiah masih lebih baik dibanding won Korea Selatan yang hingga pukul 15.00 WIB ditutup melemah 0,49 persen.

Sementara itu, di posisi selanjutnya ada bath Thailand yang ditutup turun 0,29 persen, rupee India turun 0,27 persen, ringgit Malaysia melemah 0,26 persen, yuan Cina melemah 0,21 persen, dan dolar Hongkong melemah 0,03 persen. Sebaliknya, yen Jepang tercatat menguat 0,35 persen terhadap dolar AS, peso Filipina menguat 0,28 persen, dolar Taiwan naik 0,21 persen, dan dolar Singapura naik 0,14 persen.

Sama halnya dengan rupiah spot, kurs tengah Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga ditutup melemah 1,71 persen di level Rp16.849 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga. Walaupun ada pelemahan, Tetapi kalau kita bandingkan (dengan) negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen. Demikian pula beberapa negara lain,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat Sarasehan Ekonomi, di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).

Airlangga menilai, pelemahan mata uang Garuda ini tak hanya menjadi fokus pemerintah Indonesia saja, melainkan juga oleh pemerintah AS yang menilai bahwa fluktuasi rupiah tak luput dari upaya manipulasi nilai tukar atau currency manipulator. Hal ini juga lah yang kemudian dilihat AS sebagai hambatan perdagangan (non-tariff barrier) dari Indonesia.

“Bahkan Amerika menggugat pelemahan currency itu sebagai currency manipulator. Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non-tariff barrier,” imbuh dia.

Baca juga artikel terkait NILAI RUPIAH atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher