Menuju konten utama

Rupiah Melemah Hingga Rp14.073, Komisi XI DPR Minta BI Waspada

Bank Indonesia diminta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah karena kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menembus angka Rp14.000.

Rupiah Melemah Hingga Rp14.073, Komisi XI DPR Minta BI Waspada
Pelajar melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (6/2/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id -

Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, mengingatkan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah karena kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menembus angka Rp14.000.

"Akan tetapi, pada situasi seperti ini, ternyata gubernur Bank Indonesia malah melakukan serangkaian perjalanan ke luar negeri untuk waktu yang lama, dalam sisa masa jabatannya yang tinggal beberapa hari lagi," kata Misbakhun melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Menurut dia, volatilitas nilai tukar rupiah saat ini sangat mengganggu stabilitas perekonomian nasional, sehingga Bank Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menguatkan nilai tukar rupiah yang mencerminkan kekuatan ekonomi nasional.

Namun, dia melihat, sang gubernur Bank Indonesia sebagai orang nomor satu dan paling bertanggung jawab atas stabilitas kurs rupiah justru tak kunjung bertindak.

"Sepertinya Pak Agus tidak ingin mewariskan nilai tukar rupiah yang kuat sebagai tinggalan jabatannya sebagai gubernur Bank Indonesia. Saya meminta Gubernur Bank Indonesia segera pulang untuk mengurus nilai tukar rupiah yang terus melamah ini," tegasnya.

Pada Rabu (9/5/2018) pagi tadi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp14.073 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.043 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan minimnya sentimen positif yang beredar di dalam negeri membuat pergerakan nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS.

"Permintaan dolar AS meningkat seiring prospek kenaikan suku bunga The Fed sehingga rupiah bergerak di atas level Rp14.000 per dolar AS," kata Reza.

Ia mengemukakan pernyataan salah satu anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Raphael Bostic yang yakin dengan kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini sebanyak tiga kali.

"Perekonomian AS yang dinilai cenderung membaik menyebabkan tekanan inflasi akan meningkat sehingga perlu diredam dengan kenaikan suku bunga," katanya.

Di sisi lain, lanjut Reza, data cadangan devisa Indonesia menurun turut membuat sentimen di pasar keuangan cenderung negatif. Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir April 2018 sebesar 124,9 miliar dolar AS, masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2018 sebesar 126,0 miliar dolar AS.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan kenaikan yield obligasi Amerika Serikat dan penguatan data ekonomi AS secara umum membuat mata uang dolar AS kembali terapresiasi.

"Minat pelaku pasar terhadap dolar AS cenderung terus meningkat seiring perbaikan ekonomi AS," kata Ariston.

Baca juga artikel terkait NILAI TUKAR RUPIAH

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri