tirto.id - Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kedatangan tamu istimewa yaitu robot saat berdiskusi yang mengangkat tema pembangunan berkelanjutan. Sophia atau Sophy demikian robot cantik tersebut dinamai oleh penciptanya.
Banyak peserta diskusi yang hadir dalam konferensi tidak menyangka bahwa Sophia adalah robot. Mereka baru mengetahuinya ketika melihat lampu dan kabel-kabel berwarna yang menyelimuti punggung dan kepala Sophia.
Robot tersebut berhasil memperkuat tema yang sedang dibahas, yakni Pembangunan Berkelanjutan di Era Perubahan Teknologi yang Cepat. Sophia adalah robot humanoid wanita yang diciptakan oleh Hanson Robotics.
Dalam konferensi itu, diakui bahwa kecepatan dan kemajuan teknologi semakin meningkat. Target untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan akan dicapai pada tahun 2030. Saat itu, diyakini dunia akan mengalami perubahan pada sisi interaksi sesama manusia sehari-hari.
Salah satu peserta konferensi mengatakan banyak perubahan yang telah terjadi dan berdampak mendalam bagi ekonomi, masyarakat dan ekosistem manusia.
Selain itu, proses pengolahan industri menjadi semakin otomatis dan robotik. Menurut dia, campur tangan manusia akan semakin terbatas dalam hal industri.
Pertumbuhan cepat ini juga termasuk dalam kumpulan data yang besar. Kapasitas penyimpanan dan penggunaannya, menawarkan sumber baru untuk penelitian, analisis dan pemecahan masalah, sekaligus dapat digunakan oleh penjahat siber.
Faktor-faktor perubahan lainnya adalah munculnya teknologi internet berbasis 5G, data besar dan nanotech. Ketiga sistem komputasi tersebut akan menjadi pendorong utama perubahan.
“Kita mungkin benar-benar berada di awal dari apa yang telah disebut sebagai Revolusi Industri Keempat,” demikian catatan penyelenggara, Kamis (12/10/2017) seperti dikutip Antara.
Konferensi juga membahas mengenai etika dalam potensi kemajuan teknologi untuk melampaui kebijakan serta peraturan, yang dalam prosesnya mengganggu norma-norma sosial.
Sementara itu, banyak pula kemajuan yang menjanjikan komitmen besar untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan embel-embel memberantas kemiskinan, mereka juga beresiko meninggalkan sebagian besar dunia dalam konteks global di mana ketidaksejahteraan telah dirasakan secara tajam.
Tantangan-tantangan tadi telah menghasilkan sebuah keputusan dari Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) dan Komite Kedua Majelis Umum yang akan menyelenggarakan pertemuan gabungan bertemakan “Masa Depan Segalanya – Pembangunan Berkelanjutan di Era Perubahan Teknologi Cepat.”
Fokus yang akan dibuat dalam diskusi menekankan pada praktik terbaik dan inisiatif baru sehubungan dengan perkembangan terakhir di bidang ini. Para pembuat kebijakan dan mitranya dapat memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi, sembari meminimalkan dampak negatifnya.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo