tirto.id - Kembali terpilihnya Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin secara aklamasi sebagai Ketua Umum PKB di Bali, Rabu (21/8/2019), tidak menandakan Muktamar V berjalan tanpa riak. Muktamar, yang mestinya jadi ajang konsolidasi kader dan tokoh partai, ternyata tidak dihadiri dua orang mantan sekjen dan keluarga pendiri partai.
Dua orang mantan sekjen itu ialah Lukman Edy (sekjen hasil muktamar 2005) dan Abdul Kadir Karding (sekjen hasil muktamar 2014). Sedangkan keluarga pendiri partai yang tak diundang ialah keluarga Abdurrahman Wahid.
Lukman Edy, yang menjabat Ketua DPP PKB, mengatakan dari pengurus harian yang tidak diundang "paling tidak saya dan Mas Karding." "Sedang yang lain di tingkat staf lebih banyak lagi," katanya kepada wartawan, Selasa (20/8/2019) kemarin.
Staf yang tak diundang adalah orang-orang yang dikenal dekat dengan Karding, katanya.
Lukman menduga dia tak diundang karena gagal menjadikan Cak Imin--atau yang kini berganti jadi Gus AMI, inisial nama panjangnya--sebagai capres atau cawapres pada Pemilu 2019.
"Kok sepertinya masih ada dendam pasca pilpres? Yang dikembangkan masih narasi tidak puas di Pilpres 2019 soal penentuan capres dan cawapres."
Sementara yang dekat dengan Karding, menurut Lukman, tidak diundang karena "dicurigai." "Apa takut buat keributan, ya?" tanyanya.
Reporter Tirto telah menghubungi Karding untuk mengkonfirmasi hal ini. Karding menolak berkomentar.
Informasi tidak diundangnya keluarga Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan kader-kader yang loyal terhadapnya termasuk Yenni Wahid, datang dari Ketua Umum Barikade Gus Dur, Priyo Sambadha. "Tidak diundang," katanya kepada reporter Tirto.
"Mungkin sebaiknya itu ditanyakan langsung ke Muhaimin," tambahnya, saat ditanya alasan kenapa keluarga Gus Dur tidak diundang.
Mantan Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah, Husein Syifa, bahkan bilang keluarga Gus Dur sudah tak pernah diundang dalam kegiatan PKB setelah Muktamar Ancol pada 2008. "Apa mereka masih butuh Gus Dur? Nyatanya enggak pernah mengundang keluarga Gus Dur," kata Husein kepada wartawan.
Muktamar Ancol diselenggarakan Muhaimin, sementara pada tahun yang sama Gus Dur menggelar Muktamar Parung. Gusdur mengatakan muktamar Muhaimin "tidak sah."
Tahun 2008 adalah tahun-tahun penuh gejolak bagi PKB. Muhaimin dipecat karena dianggap "bermain-main" ke Istana atau mendekati Susilo Bambang Yudhoyono selaku petahana.
Husein mengatakan cita-cita Gus Dur mendirikan PKB adalah menjadi partai politik terbuka, modern, menjunjung tinggi demokrasi, inklusif, dan "bukan eksklusif". Dia juga bilang aspirasi partai untuk membela yang benar kini sudah hilang.
Pengamat politik dari KedaiKOPI Kunto A. Wibowo menilai ketidakhadiran kedua eks Sekjen PKB sebagai hal wajar lantaran keduanya sempat berkonflik dengan Muhaimin menjelang Pilpres 2019. Lebih lanjut, Kunto menduga keduanya tak diundang ke muktamar agar manuver Muhaimin tidak terganggu dalam Pilpres 2024.
"Dua orang itu mungkin bisa dianggap sebagai pengganggu bagi agenda ini atau paling tidak dianggap tidak berkontribusi secara positif terhadap agenda Muktamar V PKB,” kata Kunto kepada reporter Tirto.
Kunto tak tahu pasti apakah tak diundangnya mereka berkaitan dengan gagalnya Cak Imin maju dalam Pilpres 2019 atau bukan.
Sementara terkait tak diundangnya keluarga dan loyalis Gus Dur ke Muktamar V PKB, Kunto menduga karena mereka berada di luar kelompok pendukung Muhaimin.
"Kelompok Gus Dur, trah Gus Dur, memang enggak suka dengan Cak Imin dari dulu. Termasuk juga politisi-politisi yang masih loyal dengan Gus Dur," jelasnya.
Dibantah
Ketua Steering Committee (SC) Muktamar V PKB Ida Fauziah membantah semua yang tadi disebut. “Pengurus DPP diundang semua, saya SC,” tegas Ida, Selasa (20/8/2019). Menurutnya setiap pengurus di tingkat DPP dan DPW mendapat lima undangan.
Ida juga mengklaim keluarga Gus Dur diundang ke muktamar. “Semua diundang,” tegas Ida.
Sementara Muhaimin menegaskan semua pengurus teras PKB adalah panitia Muktamar V. Oleh sebab itu tidak perlu lagi ada undangan agar mereka hadir ke acara.
Oleh karena itu dia bilang ketidakhadiran Lukman dan Karding hanya sebagai upaya mencari perhatian. "Itu cari-cari akal aja, cari perhatian aja itu," Kata Imin di sela-sela acara.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan