Menuju konten utama

Rezeki Juru Parkir Istiqlal Saat Misa Natal di Katedral

Mereka bisa mendapatkan uang sampai Rp200 ribu dalam sehari.

Rezeki Juru Parkir Istiqlal Saat Misa Natal di Katedral
Umat Katolik melaksanakan misa malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Senin (24/12/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Hari Natal di Gereja Katedral Jakarta menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh Saman, juru parkir yang berjaga di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta. Ia bisa meraup untung hingga lima kali lipat dari hari-hari biasa.

Seperti hari ini, Selasa (25/12/2018), saat umat Katolik mengikuti Misa Natal. Dengan wajah semringah, Saman mengipas-ngipaskan uang pecahan Rp 50 ribu yang terselip di antara uang receh-receh yang didapatnya. Kepada reporter Tirto, ia mengaku bisa menghasilkan uang mencapai Rp200 ribu dalam sehari saat Natal.

"Ah baru [dapat] dikit gue," gurau Saman, bermaksud menyatakan bahwa ia sudah memperoleh banyak uang.

Satu tahun sudah pekerjaan menjadi juru parkir di area Masjid Istiqlal dilakoni Saman. Awalnya, ia adalah pedagang asongan yang menjual makanan dan minuman ringan di area masjid. Ia lantas diajak oleh pengelola Masjid Istiqlal untuk menjadi juru parkir.

Tak hanya saat Natal, Saman juga mengalami keberuntungan serupa saat hari-hari besar keagamaan Katolik lainnya seperti Paskah atau kebaktian setiap akhir pekan di Gereja Katedral.

Uang itu ia dapatkan bukan karena ia mematok tarif parkir dengan besaran tertentu, melainkan berupa tip-tip yang diberikan jemaat Gereja Katedral yang mayoritas termasuk orang yang berada secara ekonomi.

Karena penghasilannya mencukupi, Saman pun berinisiatif membeli rompi merah khas juru parkir untuk meyakinkan pengunjung bahwa ia petugas parkir resmi Masjid Istiqlal.

"Ya namanya saya sudah lama disini, terus dipercaya untuk jagain parkiran, ya sudahlah enggak apa-apa," kata Saman.

Demi mengais rezeki itu, Saman pun tidur di kawasan Masjid Istiqlal setiap Kamis malam hingga hari Minggu. Rumahnya yang ada di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ditinggalkannya selama beberapa hari.

Ketika lelah tak dapat ditanggungnya, Saman biasanya beristirahat sejenak di lapak asongan yang kini dijaga oleh istrinya.

"Enggak mau maksain, kan ngeluarin duit juga. Kalau biaya [pengobatan] sebulan aja bisa lebih dari Rp200 ribu kali," tuturnya.

Sudah Rutin

Bukan hal yang baru jika area parkir Masjid Istiqlal dibuka untuk kendaraan umat Katolik yang beribadah di Gereja Katedral Jakarta. Sudah bertahun-tahun rutinitas itu berlangsung.

“Itu sudah biasa setiap tahunnya. Kami persilakan bagi jamaah untuk menggunakan lahan parkir di Masjid Istiqlal,” ujar Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah kepada Tirto, Selasa (25/12/2018).

Tak hanya terbuka untuk parkir, pengurus Masjid Istiqlal juga mempersilahkan jamaat Gereja Katedral jika ingin menggunakan fasilitas lain, seperti toilet dan tempat beristirahat.

“Bagi yang mau ke toilet silakan. Bagi yang mau istirahat juga silahkan. Dan juga kalau ingin meminta bantuan petugas masjid untuk tak sungkan,” kata Hurairah.

Kepala Humas Gereja Katedral, Susyana Suwadie mengatakan, jemaat gereja parkir di Masjid Istiqlal karena lahan parkir yang dimiliki Gereja Katedral Jakarta sangat terbatas.

“Mesjid Istiqlal biasanya mendukung penuh menyediakan lokasi parkir dikarenakan kami harus membangun tenda di area parkir katedral," tutur Susyana.

Tak hanya acara di Gereja Katedral, bentuk toleransi seperti ini juga dilakukan saat umat Islam menjalani hari besar di Masjid Istiqlal.

"Ini bentuk toleransi antarumat agama. Kami selalu berkoordinasi" imbuh Susyana.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA NATAL 2018 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Abul Muamar