Menuju konten utama

Rencana Aksi Bekraf Tingkatkan Pasar Produk Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif menargetkan kontribusi ekonomi kreatif bisa meningkat hingga 12 persen di akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2019.

Rencana Aksi Bekraf Tingkatkan Pasar Produk Kreatif
Pemilik Cil-Cil Craft, Terosi Dewarthi menata koleksi mainan edukatif yang dijual saat pameran UKM di Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/2). Mainan edukatif berbahan limbah dijual Rp1.000 hingga jutaan rupiah tergantung ukuran, untuk merangsang kecerdasan kinestetik, logika, dan daya visual anak-anak. ANTARA FOTO/Maulana Surya

tirto.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan kontribusi ekonomi kreatif bisa meningkat hingga 12 persen di akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2019.

Untuk mencapai target tersebut, Bekraf menyusun strategi memperluas pasar produk-produk kreatif Indonesia, baik ke pasar domestik maupun ke pasar internasional.

"Kami akan memperluas pasar produk kreatif baik di dalam negeri maupun ekspor. Kami ingin memfasilitasi ruang kreatif bagi orang-orang kreatif," kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, saat memberikan sambutan pada pembukaan "Indonesia Creative Cities Conference" (ICCC) 2016, di Malang, Jawa Timur, Kamis, (31/3/2016).

Triawan mengatakan Bekraf berupaya menyatukan semua aset dan potensi kreatif Indonesia serta menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif, yang diharapkan bisa tercapai dalam waktu dekat.

Triawan menyebut, peluang yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreatif masih sangat terbuka, sehingga Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan transformasi di sektor tersebut.

"Inovasi dan kreativitas bisa menawarkan pekerjaan baru, bisa mengurangi pengangguran. Keunikan dan kekhasan produk dan jasa yang dipasarkan bisa mendapatkan perhatian dan manfaat untuk masyarakat," ucap Triawan.

Triawan mengharap dengan adanya inovasi diharapkan meningkatkan potensi dan keunggulan masing-masing daerah sehingga bisa tercipta kesejahteraan masyarakat dan membangun sumber daya manusia yang kuat untuk persaingan global.

Untuk diketahui, Bekraf telah merumuskan 16 subsektor industri kreatif untuk dikembangkan dalam rangka menopang perekonomian nasional. Ke-16 subsektor tersebut antara lain aplikasi dan pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya atau kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Sejauh ini, ekonomi kreatif telah menyumbang Rp642 triliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam setahun terakhir.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Mochamad Anton mengatakan industri kreatif memiliki prospek untuk masa depan. Oleh karena itu, Kota Malang diharapkan bisa menjadi salah satu kota kreatif di Indonesia dan dapat ikut berperan dalam menembus dunia internasional.

"Kata kreatif harus mampu dibumikan setiap bidang sehingga setiap hari dilahirkan ide segar. ICCC di Malang kiranya bukan kemeriahan acara yang disasar, namun merupakan awal dengan program kegiatan yang terukur," ujar Anton.

Anton menjelaskan, saat ini Kota Malang masih difokuskan pada subsektor digital kreatif karena peluang dan pelaku di subsektor itu cukup banyak dan memiliki potensi yang besar. (ANT)

Baca juga artikel terkait BADAN EKONOMI KREATIF atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh