Menuju konten utama

Reaksi Puan Maharani Soal Peluangnya Dampingi Jokowi di Pilpres

Puan mengklaim, sudah ada pembicaraan terkait sosok cawapres yang akan diajukan PDIP, namun dirinya menolak untuk bicara mengenai nama-nama calon tersebut.

Menko PMK Puan Maharani memimpin rapat tingkat menteri, di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (1/11/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - PDIP dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III, di Denpasar, Bali memutuskan mengusung kembali Joko Widodo sebagai capres pada Pilpres 2019. Namun, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu belum memutuskan sosok pendamping pria yang akrab disapa Jokowi itu.

Sejumlah nama di internal PDIP disebut-sebut berpeluang menjadi pendamping Jokowi, salah satunya adalah Puan Maharani yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK.

Namun, Puan yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Politik ini enggan mengomentari peluangnya menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019, karena pencalonan cawapres menjadi kewenangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

"Saya tidak mau komentar soal itu, belum ada pembicaraan langsung soal itu,” kata Puan usai penutupan Rakernas III PDI Perjuangan, di Denpasar, Minggu (25/2/2018).

Puan mengklaim, sudah ada pembicaraan terkait sosok cawapres yang akan diajukan PDI Perjuangan, namun dirinya menolak untuk bicara mengenai nama-nama calon tersebut.

Putri Megawati dengan Taufik Kiemas ini mengatakan, partainya sangat terbuka untuk menerima masukan terkait sosok cawapres. Akan tetapi keputusan akhir tetap berada di Megawati.

"Ketua Umum PDI Perjuangan yang memiliki hak prerogatif untuk menentukan cawapres dengan pertimbangan yang matang kemudian menentukan siapa yang akan diusulkan," ujarnya.

Puan mengatakan, penentuan cawapres dilakukan setelah menjalin komunikasi politik dengan Joko Widodo dan partai politik pendukung, sehingga nama-nama yang ada akan dilihat serta didalami semua kemungkinan yang akan terjadi.

Menurut dia, dalam penentuan cawapres tersebut sangat dinamis karena kalau saat ini disebutkan ada lima nama yang diajukan, beberapa waktu kemudian bisa menjadi 10 nama.

"Politik itu dinamikanya sangat dinamis, sekarang disebutkan lima nama, nanti jadi sepuluh nama atau kemudian mengerucut jadi tiga nama. Karena itu kami mengikuti terus dinamikanya," katanya.

Menurut dia, cawapres Jokowi harus mengedepankan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, keberagaman, toleransi beragama, peduli terhadap rakyat kecil dan bisa mengimplementasikan program-program kerakyatan yang berpihak pada rakyat.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz