Menuju konten utama

Rapper AS Lil Wayne Luncurkan Merek Ganja

Lil Wayne meluncurkan merek ganjanya sendiri bernama GKUA Ultra Premium.

Rapper AS Lil Wayne Luncurkan Merek Ganja
Lil Wayne tampil pada hari ketiga Lollapalooza di Grant Park pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019, di Chicago. (Photo by Amy Harris/Invision/AP)

tirto.id - Rapper asal Amerika Serikat, Lil Wayne meluncurkan merek ganjanya sendiri bernama GKUA Ultra Premium dengan kandungan THC yang tinggi. Saat ini, GKUA Ultra Premium sudah tersedia di toko-toko tertentu di Los Angeles. Akan tetapi, merek ini akan diluncurkan secara luas pada 2020 nanti.

Terkait produk ini, Wayne bilang, dulu ia menggunakan ganja hanya untuk bersenang-senang, tetapi kini ia menggunakan itu untuk mencari inspirasi. "Sekarang saya merokok untuk mendapatkan inspirasi [...] Dengan GKUA, saya berbagi perasaan yang saya sukai," ungkap Wayne seperti dilansir NME.

Lil Wayne adalah penyanyi yang sudah berkarier di dunia musik sejak tahun 1997. Pria berkebangsaan Amerika Serikat ini memulai album pertamanya Tha Block Is Hot yang dirilis pada tahun 1999. Dia dilahirkan di New Orleans, Louisiana.

Di Indonesia, ganja lebih dipercaya sebagai spesies tanaman yang dapat menyebabkan efek buruk seperti kecanduan dan perilaku negatif lainnya, sehingga dianggap tak berguna, tak bisa dikonsumsi dalam bentuk apa pun, dan akhirnya dikriminalisasi.

Namun, beberapa tahun terakhir, pandangan terhadap ganja mengalami pergeseran secara global. Stigma ganja sebagai narkotik pun lambat-laun mulai terkikis. Pasalnya, banyak riset telah menguak manfaat kandungan ganja untuk mengobati sejumlah penyakit tertentu, termasuk penyakit kelas berat. Beberapa jajak pendapat publik juga melaporkan perubahan persepsi publik tentang ganja yang semakin positif.

Survei yang dilakukan Pew Research di Amerika Serikat (AS) Oktober 2017 lalu, misalnya. Survei ini melaporkan bahwa enam dari sepuluh orang Amerika (61 persen) mengatakan penggunaan ganja harus dilegalkan. Sebagian besar pendukung legalisasi ganja di AS adalah orang dewasa. Sebelumnya, pada 2000, hanya 31 persen saja warga AS yang mendukung legalisasi ganja.

Umumnya ada tiga kategori pelegalan ganja, untuk rekreasi karena memberikan sensasi "tinggi", untuk kebutuhan medis, dan untuk budidaya itu sendiri.

Di sejumlah negara, termasuk Jerman, Portugal, dan Argentina, ganja boleh dikonsumsi dengan aturan-aturan yang ketat. Kepemilikan ganja dalam takaran ringan tak akan membuat orang dipenjara atau didenda.

Di beberapa negara lainnya seperti Australia, Belgia, Perancis, Meksiko, Selandia Baru, Slovenia, Spanyol, dan Sri Lanka, ganja hanya legal untuk konsumsi medis. Adapun Amerika Serikat, ganja legal di beberapa negara bagian.

Di sisi lain, ganja juga punya beberapa efek samping bagi kesehatan. Ganja secara khusus memengaruhi memori episodik penggunanya. Memori episodik adalah kemampuan otak untuk merencanakan sesuatu di masa depan. Hal itu dipaparkan dalam artikel berjudul "Episodic foresight deficits in regular, but not recreational, cannabis users" (2018) karya Kimberly Mercuri dkk.

Penelitian ini membandingkan 57 perokok ganja dengan 57 non perokok ganja. Para responden diminta menceritakan pengalaman di masa lalu dan rencana masa depan mereka. Hasilnya, responden yang merokok ganja lebih dari tiga kali dalam seminggu merasa lebih sulit membayangkan perencanaan masa depan dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok ganja, serta responden yang hanya merokok ganja dua kali seminggu atau kurang.

Baca juga artikel terkait GANJA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH