tirto.id - Umat Islam di seluruh dunia mulai memasuki bulan Ramadan, bulan suci yang dilalui sambil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan diakhiri dengan Hari Raya Idul Adha pada 1 Syawal di Kalender Hijriyah.
Bulan Ramadan adalah bulan ke-sembilan pada kalender Hijriyah dan dipercaya sebagai bulan turunnya wahyu kepada Muhammad dari Allah melalui malaikat Jibril, bahwa ia adalah nabi yang membawa pesan kepada umat Allah.
Hal tersebut, menurut Marhaba, terjadi pada saat Muhammad bertapa di Gunung Hira saat berusia 40 tahun pada 610 Masehi.
Puasa dilakukan pada saat matahari terbit hingga matahari terbenam setiap harinya selama Bulan Ramadan.
Matahari terbit (Fajar) dan matahari terbenam (Magrib) berbeda-beda di berbagai belahan dunia sehingga menyebabkan perbedaan waktu puasa pula.
Gulf News merangkum perbedaan waktu puasa negara-negara di dunia yang diperhitungkan sejak Senin (6/5/2019), sebagai berikut (jam, menit)
Murmansk, Rusia memiliki jam puasa terpanjang di dunia dengan durasi 20,45 jam, disusul oleh Reykjavik, Islandia 19,26 jam.
Di Murmansk, matahari hanya terbenam selama 3 jam kemudian terbit lagi pada 01.41 waktu setempat.
Di Seattle, Washington dan Toronto, Kanada masing-masing memiliki waktu puasa 16,31 dan 15,58. Dan di Timur Tengah, yaitu Beirut (Libanon), Baghdad (Irak), Islamabad (Pakistan), dan Yerusalem (Palestina) memiliki waktu puasa yang nyaris sama yaitu 15 jam.
Waktu tersingkat puasa adalah Ushuala, Argentina yang hanya 11 jam. Di Indonesia (Jakarta) puasa dimulai saat Subuh pukul 04:36 hingga Maghrib pukul 17:49 atau sekitar 14 jam.
Masih menurut Gulf News, di negara-negara yang memiliki rentang waktu antara matahari tenggelam dan matahari terbit (waktu malam) terlalu singkat, yaitu kurang dari 3 jam ataupun waktunya sulit dibedakan, ada fatwa yang mengatur tentang hal tersebut.
Umat Islam diizinkan untuk mengikuti waktu puasa dari kota atau wilayah terdekat yang memiliki pembagian waktu yang jelas antara siang dan malam.
Editor: Yandri Daniel Damaledo