Indeks Warga Kampung Bayam

Saat ini 35 KK warga Kampung Bayam masih menempati hunian sementara yang berlokasi di Jalan Tongkol.

Mediasi dilakukan terkait tempat tinggal warga Kampung Bayam usai mereka dipindahkan dari Kampung Susun Bayam (KSB), Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Warga Kampung Bayam dikabarkan diusir paksa pada hari Selasa, 21 Mei 2024. Apa alasan Pemprov DKI melakukan ini? Simak penjelasannya.

Rencana pembangunan rumah susun baru untuk warga eks Kampung Bayam dinilai tidak memiliki urgensi, karena memakan waktu lama.

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memilih buat rusun baru untuk warga eks Kampung Bayam di Tanjung Priok, bukan ke Kampung Susun Bayam (KSB).

"Karena mereka ini warga DKI, hukumnya wajib bagi PT Jakpro dan Dinas Perumahan [DKI] untuk memfasilitasi warganya," kata Ida Mahmudah.

Kebijakan apa saja yang diterapkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait polemik warga Kampung Bayam dan Jakpro?

Anies meminta warga Kampung Bayam untuk bersabar karena hingga saat ini belum mendapat kunci rumah susun yang sudah dijanjikan Pemprov DKI.

Eks warga Kampung Bayam, Agus Riyanto (42), merasa cukup nyaman dengan fasilitas yang tersedia di Rusun Nagrak.

Warga eks penghuni Kampung Bayam ditawari untuk menghuni rusun lain yang ada di wilayah Jakarta Utara.

Warga korban penggusuran Kampung Bayam menggugat Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro ke PTUN Jakarta.

Usai menduduki KSB dengan harapan bisa mendapatkan kunci unit haknya, tapi mereka malah mendapat kenyataan yang buruk.

Pemprov DKI Jakarta & JakPro tak kunjung menanggapi keberatan administratif atas gagalnya pemulihan Hak 75 Korban penggusuran Kampung Bayam.

Warga Kampung Bayam yang terdiri dari 85 KK berada di emperan setelah mereka dapat menempati secara paksa rumah di KSB sejak Senin (13/3) lalu.