Cina mulai memberlakukan larangan impor bijih besi, besi, timah, dan batubara dari Korea Utara yang sejak hari ini sekaligus mengirimkan ancaman soal koalisi pada pemerintahan Trump.
Serangan AS pekan lalu ke Suriah juga ditujukan ke Pyongyang sebagai bentuk ancaman terhadap negara yang dipimpin Kim Jong-un itu. Sementara itu, Korea Utara menyatakan siap untuk menanggapi setiap agresi AS.
Dewan Keamanan PBB menyesalkan semua kegiatan terkait peluru kendali yang dilancarkan Korea Utara. Menurutnya, kegiatan-kegiatan seperti itu meningkatkan ketegangan di dalam dan luar kawasan.
Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru mencakup pembatasan perdagangan batu bara, besi, dan bijih besi serta larangan impor tembaga, nikel, perak, dan seng dari Korea Utara.
AS mengecam uji coba rudal balistik yang dilakukan Iran. Pihak yang turut mendukung uji coba tersebut pun ikut dijatuhkan sanksi oleh AS. Semua hak milik dan kepentingan pihak-pihak yang dijatuhi sanksi di wilayah AS, diblokir.
Setelah sanksi terkait nuklir dicabut, Iran menerima satu kiriman pesawat Airbus pertamanya. Airbus tersebut merupakan satu di antara 100 pesawat yang menjadi bagian dari kesepakatan besar Iran.
Pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Iran menunjukkan komitmennya untuk menyepakati persetujuan program nuklir bersama kekuatan dunia.
Korea Utara dijatuhi sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB berkaitan dengan uji coba terbesar pada September lalu. Pendapatan ekspor negara itu diturunkan hingga 25 persen.
Sanksi baru terhadap Korea Utara telah disepakati Amerika Serikat dan Cina terkait uji coba nuklir terbesar pada 9 September lalu. Namun, hingga saat ini Rusia masih keberatan dengan rancangan resolusi itu.
Korea Utara pada Jumat pagi telah melakukan uji coba nuklir yang diklaimnya sebagai yang terbesar hingga saat ini. Aksi ini kemudian mendatangkan kecaman keras dari negara tetanga, rival, dan bahkan sekutunya.
Keputusan Saudi Arabia untuk mematikan negosiasi yang dilakukan di Doha, Qatar, mengenai pembekuan tingkat produksi minyak secara terkoordinasi memastikan adanya pergeseran besar dalam kebijakan minyak negara itu.