Menuju konten utama

Iran Terima Airbus Pertama Pascapencabutan Sanksi

Setelah sanksi terkait nuklir dicabut, Iran menerima satu kiriman pesawat Airbus pertamanya. Airbus tersebut merupakan satu di antara 100 pesawat yang menjadi bagian dari kesepakatan besar Iran.

Iran Terima Airbus Pertama Pascapencabutan Sanksi
Ilustrasi pesawat Airbus A320. ANTARA FOTO/REUTERS/Darrin Zammit Lupi.

tirto.id - Satu pesawat Airbus pertama pada Kamis (12/1/2017) waktu setempat tiba di Iran. Kiriman Airbus ini merupakan bagian dari pesanan besar setelah pencabutan sanksi internasional terhadap republik Islam tersebut.

Seperti diberitakan Antara, Jumat (13/1/2017), pesawat yang akan digunakan untuk penerbangan dalam negeri itu mendarat di Bandara Mehrabad di Teheran, Iran.

“Maskapai akan menerima beberapa lagi pesawat sebelum akhir tahun kalender Iran pada 20 Maret,” ujar kepala pejabat eksekutif Iran Air Farhad Parvaresh.

Maskapai tersebut menyelesaikan sebuah kesepakatan besar untuk memesan 100 pesawat Airbus sesuai harga yang terdaftar dengan nilai sekitar 20 miliar dolar AS (sekitar Rp266 triliun) pada 22 Desember lalu.

Iran mencapai kesepakatan itu dalam kunjungan yang dilakukan Presiden Hassan Rouhani ke Paris pada Januari 2015 tak lama setelah sanksi internasional dicabut di bawah kesepakatan nuklir bersejarah antara Iran dan negara-negara besar di dunia.

Namun kesepakatan pembelian pesawat itu membutuhkan persetujuan dari Washington karena beberapa suku cadangnya dibuat di Amerika Serikat (AS).

Pengadaan pesawat tersebut akan meningkatkan jumlah armada penumpang Iran dengan tambahan 46 pesawat A320 untuk penerbangan jarak menengah, 38 pesawat A330 untuk penerbangan jarak jauh dan 16 pesawat A350.

Dalam kesepakatan lain pada Desember, Iran Air menyelesaikan pesanan 80 pesawat dari pesaing Airbus, Boeing.

Boeing menyatakan kontrak itu, yang pertama dilakukan Iran dengan perusahaan pesawat AS sejak revolusi Islam 1979, nilainya 16,6 miliar dolar AS.

Iran memproyeksikan permintaan antara 400 sampai 500 pesawat komersial baru pada dekade mendatang.

Baca juga artikel terkait SANKSI NUKLIR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari