tirto.id - Pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Iran menunjukkan komitmennya untuk menyepakati persetujuan program nuklir bersama kekuatan dunia. Iran pada Sabtu (17/12/2016) juga sudah meminta bertemu komisi yang meliputi perwakilan penandatangan kesepakatan tersebut agar mengawasi implementasi kesepakatan nuklirnya.
"Kami puas atas implementasi kesepakatan itu dan berharap proses ini akan terus berlanjut. Sejauh ini Iran berkomitmen dengan kesepakatan ini dan hal ini penting," kata Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano pada Minggu (18/12/2016) sebagaimana dilaporkan Kantor BeritaIRNA dan dikutip Antara.
Gedung Putih, pada Kamis lalu (15/12) menyatakan bahwa rancangan undang-undang AS mengenai perpanjangan sanksi terhadap Iran selama 10 tahun akan disahkan tanpa tanda tangan Presiden Barack Obama. Kerja sama dengan IAEA adalah bukti kekecewaan Teheran atas apa yang disebut pelanggaran kesepakatan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Amano memberikan pernyataan setelah bertemua dengan Menteri Energi Iran, Ali Akbar Salehi. Berdasarkan kesepakatan 2015, Iran membatasi nuklirnya yang memicu kegiatan produksi sebagai upaya perbaikan ekonomi. "Di dalam pertemuan itu, kami menyampaikan beberapa keluhan dan mengklarifikasi beberapa persoalan," kata Salehi yang dikutip oleh kantor berita Tasnim.
Ia menegaskan, "Sebagaimana berulang kali kami katakan, kami tidak akan melanggar kesepakatan, kecuali kalau pihak lain melakukannya."
Dalam menanggapi perubahan sanksi AS tersebut, Iran pada Selasa (13/12/2016) memerintahkan para ilmuwannya untuk mengembangkan sistem kapal laut bertenaga nuklir. Tindakan tersebut diperkirakan dapat memperburuk ketegangan dengan Washington yang sudah diperparah dengan persetujuan Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan membatalkan perjanjian nuklir dengan Iran, yang sudah diprakarsai Presiden Barrack Obama.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan