Indeks Pilpres As

Hillary Clinton digadang-gadang akan menang telak dalam pemilihan presiden 8 November 2016 mendatang. Penampilan yang sangat meyakinkan saat debat presiden ditambah citra buruk Donald Trump sebagai lawan membuat peluang Hillary membesar. Namun, Hillary bukanlah tokoh tanpa cela. Ada oligarki yang membayang di belakangnya.

Baper saat pemilihan umum tak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat pun panasnya iklim pilpres terasa di media-media sosial. Tak jarang akun yang ada pada daftar teman di-unfriend atau bahkan di-block. Pilpres membuat Amerika Serikat kian terbelah.

Banyak orang Indonesia menganggap sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat adalah patron ideal negara demokrasi. Banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya sistem pilpres AS berbeda jauh dengan Indonesia.

Kasus penggunaan email pribadi untuk pekerjaan pemerintahan oleh Hillary Clinton telah mengikis keunggulannya dari Donald Trump. Tapi, kini FBI telah menyatakan tak ada perkara pidana yang dikenakan pada kandidat presiden dari Demokrat itu soal kasus tersebut.

Sekitar 72 persen dari total warga Muslim di Amerika Serikat (AS) mengatakan akan memilih Hillary Clinton.

Lembaga think-tank Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations/CAIR) menyatakan Islamophobia warga Amerika Serikat dinilai meningkat selama beberapa bulan terakhir akibat kampanye Trump yang memojokkan penganut agama tersebut.

Istilah “haters” tak hanya ada dalam semesta Agnes Monica dan dunia politik Indonesia. Donald Trump dan Hillary Clinton adalah capres-capres paling tak disukai dalam sejarah pilpres negeri Paman Sam.

Surat perintah sudah dimiliki FBI untuk menyelidiki surat elektronik pribadi milik Hillary Clinton. Karena kabar mengejutkan itu, keunggulan Clinton semakin menipis dengan persentase satu persen dibanding Trump.

Calon presiden AS Donald Trump menyatakan akan menerima hasil pemilu AS bila ia dinyatakan menang. Selain itu, ia akan menggunakan haknya untuk mengajukan gugatan hukum dalam kasus hasil Pemilu yang diragukan.

Dua wanita kembali mengakui bahwa dirinya pernah dilecehkan secara seksual oleh Donald Trump. Menghadapi tudingan pelecehan seksual itu, Trump menyatakan bahwa mereka hanya ingin mendapatkan ketenaran.

Sekelompok seniman anarkis, INDECLINED, memamerkan patung telanjang Donald Trump tanpa biji pelir. Mereka memprotes kemunculan Trump sebagai capres. "Dia tidak berada di jalan testis."

Inilah tontonan paling grotesk yang disajikan politik AS selama 240 tahun negara itu berdiri. Di dalamnya dipenuhi keributan, saling serang masalah pribadi antar kandidat, dan saling interupsi dan berebut giliran bicara.

Partai Republik mulai meninggalkan Donald Trump menyusul munculnya video omongan cabul terhadap wanita di tahun 2005 silam. Tak terima, rival Hillary Clinton itu mencaci para politisi Republik yang menyerangnya.

Amerika adalah tanah yang ditemukan imigran, dibesarkan imigran, dan direbut dari penduduk aslinya oleh imigran. Kini calon presiden dari partai konservatif, Donald Trump, bersumpah akan membatasi para imigran di negeri itu. Bagaimana kiprah para pebisnis imigran di Amerika?

Donald Trump mengecam akan memenjara Hillary Clinton karena dianggap membahayakan nasional saat menjabat sebagai menteri luar negeri. Hillary menanggapi, Trump seharusnya malu dengan beredarnya video komentar vulgarnya yang kini tengah meredupkan kampanyenya.

Video komentar Donald Trump yang berisi penghinaan terhadap wanita beredar dan tengah dibicarakan. Meski diminta untuk mundur dalam Pilpres AS, Trump bersikukuh untuk terus melanjutkan kampanye.

Kerap disebut-sebut dalam debat wakil presiden Amerika Serikat kemarin, Rusia sesali fakta bahwa Vladimir Putin dan negara yang dipimpinnya menjadi bagian dalam kampanye pemilihan.

Jajak pendapat terbaru yang dilakukan Reuters/Ipsos di 50 negara bagian menyebutkan jika Hillary Clinton unggul 5 persen di atas Trump.

Acara debat antara Hillary Clinton dan Donald Trump yang digelar Senin waktu AS berhasil mencetak rekor baru. Debat pertama capres AS itu mampu menggaet sebanyak 84 juta penonton, terbanyak sepanjang sejarah debat capres.

Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton di permulaan debat kepresidenan pertama mereka di Hofstra University di Hempstead, New York, Amerika Serikat