Menuju konten utama

Imigran Kaya di Amerika

Amerika adalah tanah yang ditemukan imigran, dibesarkan imigran, dan direbut dari penduduk aslinya oleh imigran. Kini calon presiden dari partai konservatif, Donald Trump, bersumpah akan membatasi para imigran di negeri itu. Bagaimana kiprah para pebisnis imigran di Amerika?

Imigran Kaya di Amerika
Sergey Brin, salah satu pendiri Google berasal dari Rusia, dengan nilai kekayaan 37,5 miliar dolar. [Foto/Reuters/Elijah Nouvelage]

tirto.id - Debat pertama calon presiden Amerika Serikat antara Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Konservatif membawa nama mantan miss Universe. Perdebatan itu perihal bagaimana Trump merendahkan perempuan asal Kolombia Alicia Machado, yang kini menjadi warga negara Amerika. Hillary seperti meninju dagu Trump yang misoginis dan xenofobik. Perempuan yang ia olok dan sebut seperti babi itu, kini menjadi warga yang akan menentukan nasibnya kelak pada saat pemilu.

Bukan rahasia lagi jika sikap politik Trump yang antiimigran menjadi masalah besar. Sikap ini ia tunjukkan ketika menyebut imigran gelap dari Meksiko sebagai tukang perkosa, membawa kejahatan, dan bandar narkotika. Sikap Trump juga keras terhadap muslim. Ia berencana melarang total muslim masuk ke Amerika jika terpilih menjadi presiden. Sikapnya ini menuai banyak protes, mengingat Amerika merupakan negara yang dibangun oleh para imigran.

Presiden Barack Obama pada 20 Nopember 2014 membuat pidato di televisi tentang pentingnya menjamin dan memberikan ruang bagi para imigran. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan selalu menjadi negara para imigran, negara ini tidak akan membuat para tamunya kehilangan kesempatan bekerja dan bersatu dengan para keluarganya. Di Amerika serikat para imigran gelap kerap menjadi sasaran kekerasan dan ketidakadilan. Beberapa dideportasi meninggalkan keluarganya dan kehilangan kesempatan kerja.

Obama juga mengkritik kelompok konservatif yang menolak melegalkan para imigran gelap tapi menikmati hasil kerja mereka. Menurut Obama, banyak perusahaan dan individu yang mempekerjakan imigran ilegal karena murah dan mudah didapat. Tapi mereka menolak membantu mengurus dokumen legal kerja karena tahu, jika para imigran ini menjadi legal mereka harus dilindungi asuransi, diupah dengan layak, dan berhak membentuk serikat kerja. Apakah kita akan menjadi negara yang munafik, tanya Obama retoris.

Tentang para imigran ini, kolumnis Washington Post, Thomas Heath, punya pendapat menarik tentang relasi imigran dan perekonomian Amerika. Menurutnya, negara ini, pada beberapa lini bisnis seperti investasi dan teknologi, maju dan berkembang karena para imigran. Banyak perusahaan teknologi informasi ditemukan, dikembangkan, dan menjadi besar karena para imigran. Tidak hanya punya dampak besar terhadap terserapnya tenaga kerja, pajak-pajak dari perusahan ini juga turut membantu kemajuan Amerika Serikat.

Forbes secara khusus menuliskan daftar dua puluh orang terkaya di Amerika yang merupakan imigran. Mereka adalah taipan yang gurita bisnisnya memberikan ratusan juta pajak terhadap Amerika Serikat. Kekayaan para imigran ini mencapai lebih dari 250 miliar dolar. Lima orang terkaya imigran di Amerika Serikat memiliki kekayaan sepuluh kali lebih besar daripada Donald Trump dan perusahaan mereka mempekerjakan orang Amerika jauh lebih banyak daripada perusahaan milik Trump.

Forbes pada selasa 4 Oktober lalu merilis 400 orang terkaya di dunia. Dari daftar tersebut ada 42 orang yang merupakan imigran dari 21 negara berbeda dan saat ini menjadi warga negara Amerika Serikat. Enam dari 42 orang terkaya di Amerika Serikat berasal dari Israel, lima dari India, Empat dari Hungaria dan Taiwan. Daftar kekayaan para imigran ini membuat harta yang dimiliki Donald Trump seperti tidak berarti, apalagi ditengah isu ketidaktaatan pajak yang ia miliki.

Dalam artikel di Washington Post, pebisnis keturunan Amerika Latin, Raul Fernandes menyebutkan bahwa tidak ada tempat di bumi di mana orang tuamu bisa bekerja keras dan membuat kekayaan berlimpah dalam satu generasi. Orang tua Raul yang berasal dari Cuba dan Ekuador memulai bisnisnya dari bawah. Perlahan dengan kerja keras dan jaringan yang mereka jalin perlahan bisnis mereka berkembang.

Sergey Brin, salah satu pendiri Google menjadi imigran paling kaya di Amerika dalam daftar yang dirilis Forbes dengan nilai harta 37,5 miliar dolar. Jennifer Wang, penulis Forbes, menyebutkan bahwa orang tua Brin menghadapi sentimen antiyahudi di Rusia. Mereka memutuskan imigrasi ke Amerika Serikat untuk menghindari kebencian ras. Hal ini menjadi menarik, karena kampanye kebencian Trump membuat banyak orang merasa perlu mengusir imigran karena dianggap merebut kesempatan kerja orang Amerika asli.

George Soros dari Hungaria menjadi imigran terkaya di Amerika Serikat nomer dua setelah Segry Brin dengan kekayaan 24,9 miliar dolar. Sementara tempat ketiga ditempati Len Blavatnik investor dan pebisnis keturunan Ukraina dengan nilai kekayaan 18,2 miliar dolar. Shahid Khan, pebisnis keturunan Pakistan dan pemilik dua tim olah raga di NFL dan Premier League ini memiliki kekayaan 6,8 miliar dolar. Hampir dua kali lipat kekayaan Donald Trump yang hanya 3,7 miliar dolar.

Definisi orang Amerika asli dan usaha Trump untuk membuat Amerika menjadi hebat lagi menjadi paradoks. Ini mengingat 42 orang imigran terkaya di Amerika ini membuka perusahan yang mepekerjakan jauh lebih banyak daripada apa yang dibuat oleh perusahaan Trump. Dalam laporan yang dibuat Kauffman Foundation yang meneliti tentang imigrasi dan kewirausahaan terkuak tentang debat perihal kontribusi para imigran terhadap pembangunan Amerika. Laporan itu menunjukkan bahwa para imigran mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar menjadi pengusaha/wirausaha daripada orang Amerika sendiri

Menurut Kauffman Foundation para imigran memiliki keinginan untuk maju atau kaya ketimbang orang Amerika Serikat sendiri. Mereka yang datang ke Amerika memang bertujuan untuk bekerja dan berbisnis serta mengembangkan potensi. Laporan itu memuat bahwa para imigran adalah pengambil risiko, mereka adalah enterpreneur yang mengambil kesempatan untuk berbisnis dan tidak takut gagal. Para imigran ini datang tanpa membawa harta, inilah yang membuat banyak imigran merasa tak perlu takut kehilangan apapun.

Baca juga artikel terkait ORANG TERKAYA atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti