tirto.id - Daftar 10 orang terkaya Indonesia menempatkan Hartono bersaudara di posisi teratas. Bos Djarum dan Bank Central Asia (BCA) itu disebut-sebut memiliki kekayaan bersih senilai $50,3 Miliar.
Hartono bersaudara dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia versi Forbes dalam laporan berjudul “Indonesia’s 50 Richest” yang dirilis 11 Desember 2024.
Selain Hartono bersaudara, siapa saja orang terkaya Indonesia? Urutan ke-2 dan 3 berturut-turut diisi Prajogo Pangestu dan Tow Tuck Kwong.
Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Terbaru
Berikut ini adalah daftar 10 orang terkaya di Indonesia terbaru, lengkap beserta profil singkat dan jumlah harta kekayaan:
1. Robert Budi & Michael Bambang Hartono: $50,3 Miliar
Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono menempati posisi teratas orang terkaya Indonesia dengan kekayaan bersih ditaksir mencapai $50,3 miliar.
Tahun lalu, kekayaan Hartono bersaudara tercatat sebesar USUS$48 miliar pada 2023. Bambang Hartono lahir di Kudus 2 Oktober 1939. Sedangkan adiknya Budi Hartono lahir di Semarang 28 April 1941.
Bambang dan Budi termasuk pemilik Djarum Group, salah satu perusahaan rokok terbesar yang diwariskan ayahnya. Keduanya juga merupakan pemilik saham mayoritas BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan sebesar 54.942 persen. Bambang dan Budi turut memiliki perkebunan sawit di Kalimantan seluas 65.000 hektar.
Bambang dan Budi dikenal dekat dengan dunia olahraga. Saat ini, mereka berstatus sebagai pemilik Como 1907. Tim ini berhasill promosi ke Serie A 2024-2025. Selain itu, Djarum sendiri dikenal memiliki PB Djarum yang menjadi wadah pembibitan atlet badminton Indonesia.
2. Prajogo Pangestu: $32.5 Miliar
Prajogo Pangestu lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) pada 13 Mei tahun 1944. Ia memiliki kekayaan $32,5 miliar pada 2024. Menurut Forbes, kekayaan Pasojo Pangestu naik drastis dari tahun lalu sebesar USUS$5,3 miliar.
Prajogo Pangestu memulai bisnis di bidang perkayuan sejak 1970-an. Ia merupakan pendiri Barito Pacific Timber. Kemudian berubah menjadi Barito Pacific saja. Perusahaan yang sama mengurangi bisnis kayunya pada 2007.
Barito Pacific mengakuisisi mayoritas saham Petrokimia Chandra Asri pada 2007. Selain itu, Prajogo Pangestu juga memiliki perusahaan batu bara,Petrindo Jaya Kreasi dan mulai go public pada 2023.
3. Low Tuck Kwong: $27 Miliar
Low Tuck Kwong lahir di Singapura 17 April 1948. Saat ini memiliki kekayaan $27 miliar. Angka kekayaan Low Tuck Kwong pada 2023 lalu mencapai $25,5 miliar.
Low Tuck Kwong dikenal sebagai pengusaha batubara lewat perusahaan Bayan Resources. Selain itu, Low Tuck turut mengendalikan Metis Energy (sebelumnya bernama Manhattan Resources).
Metis Energy merupakan perusahaan energi terbarukan Singapura. Ia juga memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.
Low Tuck mulai pindah ke Indonesia pada 1972 setelah bekerja di perusahaan kontruksi ayahnya di Singapura. Pada Agustus 2024 lalu, Low Tuck baru saja mentransfer saham di Bayan bernilai USUS$ 6,6 miliar kepada putrinya.
4. Keluarga Widjaja: $18.9 Miliar
Keluarga Widjaja menempati urutan ke-4 terkaya Indonesia dengan kekayaan bersih senilai USUS$18,9. Kekayaan pada tahun 2023 lalu mencapai $10,8 miliar. Keluarga tersebut merupakan pewaris kekayaan Eka Tjipta Widjaja yang sudah meninggal pada 2019.
Keluarga Widjaja merupakan pemilik Sinar Mas Group yang berbisnis di bidang kertas, real estate, jasa keuangan, perawatan kesehatan, agribisnis, dan telekomunikasi. Selain itu, keluarga ini baru saja mengakuisisi Golden Energy and Resources dari Bursa Efek Singapura.
5. Anthoni Salim & Keluarga: $12.8 Miliar
Keluarga Salim merupakan pemilik Salim Group. Bisnis di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Anthoni Salim bertindak sebagai pemimpin perusahaan.
Anthoni Salim dan keluarga memiliki kekayaan $12,8 miliar. Angka tahun lalu USUS$10,3 miliar. Bisnis yang terkenal ialah Indofood, sebuah perusahaan mi instan terbesar di dunia.
Keluarga ini juga memiliki saham First Pacific yang terdaftar di Hong Kong serta perusahaan telekomunikasi Filipina PLDT.
Keluarga Salim gencar berinvestasi di sektor pertambangan. Melalui sebuah konsorsium, mereka dikabarkan membeli saham Bumi Resources senilai $1,6 miliar pada 2022. Kemudian saham Medco Energi dan Amman Mineral juga tidak terlepas dari incaran.
6. Sri Prakash Lohia: $8.7 Miliar
Sri Prakash Lohia lahir di Kolkata, India, 11 Agustus 1952. Ia pindah ke Indonesia bersama ayahnya pada 1972. Mulanya mendirikan Indorama Corp sebagai pembuat benang pintal.
Saat ini, Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan $8,7 miliar. Sedangkan tahun 2023 lalu sebesar $ 7,4 miliar. Ia memperoleh sebagian besar kekayaan dengan memproduksi pupuk dan polimer.
7. Agoes Projosasmito: $7 Miliar
Agoes Projosasmito lahir pada 6 Agustus 1955 dan memiliki kekayaan $7 miliar. Ia merupakan presiden komisaris salah satu perusahaan pertambangan tembaga dan emas terbesar di Indonesia, Amman Mineral Internasional.
Selain itu, ia juga memiliki saham di perusahaan minyak dan gas Medco Energi Internasional. Lalu saham di penambang batu bara, Bumi Resources.
8. Tahir & Keluarga: $5.3 Miliar
Tahir dan keluarga saat ini memiliki kekayaan USUS$5,3 Miliar. Angka pada 2023 lalu sebesar $4,2 miliar.
Keluarga ini berbisnis di bidang perbankan, perawatan kesehatan, media, dan real estate. Di antaranya melalui Bank Mayapada dan Maha Properti.
9. Chairul Tanjung: $5.2 Miliar
Chairul Tanjung lahir di Jakarta 16 Juni 1962. Ia merupakan pemilik dari CT Group. Perusahaan tersebut sekaligus menaungi bisnis media seperti TV7 dan Trans 7, hingga jenis retail seperti Transmart.
Chairul Tanjung mengendalikan sejumlah franchise seperti Wendy's. Kemudian memiliki saham di maskapai Garuda Indonesia hingga Allo Bank Indonesia.
Kekayaan Chairul Tanjung mencapai $5,2 miliar. Kekayaannya sempat mencapai angka $8,3 miliar pada 2022. Namun turun menjadi S$ 4,9 miliar pada 2023.
10. Dewi Kam: $4.8 Miliar
Dewi Kam lahir pada 1951. Ia memiliki kekayaan $4,8 miliar hingga menempatkan dirinya di urutan terakhir dalam daftar 10 orang terkaya Indonesia. Ia memperoleh kekayaan sebagai pemilik saham minoritas Bayan Resources.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus