Indeks Pasar Modal

Sejarah Hari Pasar Modal Indonesia 3 Juni 2021 dan kaitannya dengan Bursa Efek.

Mata uang kripto kian populer di Indonesia. Apakah investor saham akan beralih ke investasi mata uang virtual ini dengan segala risikonya?

Pasar saham melesu. Transaksi hariannya terus turun sejak awal tahun lalu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan suplai produk investasi perlu ditambah.

Pengertian pasar modal dalam investasi dan mengetahui jenis-jenisnya.

Investas saham tak bisa sembarangan, apalagi menggunakan dana yang tidak semestinya.

Vaksinasi massal yang dimulai kemarin disambut baik pasar modal. tren ini mungkin tak bertahan lama karena sejumlah alasan.

OJK pastikan jasa keuangan seperti perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank di Jawa dan Bali tetap beroperasi.

Masyarakat yang berusia kurang dari 30 tahun atau generasi milenial mendominasi jumlah investor retail selama tahun 2020.

OJK mencatat pasar modal Indonesia masih mencatatkan net sell saham senilai Rp47,88 triliun di pengujung perdagangan 2020.

Dari jumlah saham senilai Rp3.491 triliun, kepemilikan investor domestik per November 2020 capai 50,44%, sedangkan sisa 49,56% dimiliki investor asing.

COVID-19 terus pecah rekor.  Tapi pasar lebih bisa menoleransi. Penguatan baru benar-benar terjadi jika vaksinasi benar-benar terealisasi.

Kabar baik soal vaksin membuat harga emas kembali turun. Orang-orang kembali menanamkan duit di tempat berisiko.

Vaksin asal Amerika diklaim efektif nyaris 100 persen. Pasar pun menyambut gembira. Namun, sebenarnya ini hanya sementara.

Di masa pandemi orang-orang berbondong-bondong ke pasar modal untuk mencari penghasilan tambahan. Sayangnya mungkin tak semua berhasil.

Pasar modal Indonesia belum sepenuhnya pulih. IHSG juga masih bergerak dengan volatilitas yang tinggi. 

Pasar saham merespons positif kabar tentang vaksin Corona. Ini semestinya diwaspadai karena sebenarnya penawar virus itu perlu waktu lama sebelum benar-benar bisa dipakai.

OJK mengeluarkan kebijakan khusus ke pasar modal menyikapi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Emiten kini bisa Buyback saham tanpa perlu RUPS dan ketentuan batas bawah auto reject jadi 10 persen.

Parlemen menilai OJK pincang dalam hal pengawasan. Lalu, perlukah lembaga ini dibubarkan?